Ninki Seiyuuto Ichaicha Shite Kekkon Suru Rabu Kome bab 1

Ndrii
0

 Bab 1

Pertemuan mendadak dengan favoritku




Juni 2022, Ruang Klub Pecinta Anime

 

Ruang klub pecinta anime dipenuhi dengan keramaian seperti biasa.

 

"Makan ini! Jurus pamungkas, Peluru Peledak Sihir Cantik!"

 

"Waaah! Ayo Mariiiiiiika!"

 

Aku dan kouhai ku, Narumi Rion, berteriak bersama saat menonton adegan pertempuran di episode terakhir anime

"MajiMari".

 

Di layar, Marika, sang protagonis yang berubah menjadi penyihir dengan sisa kekuatan terakhirnya, meluncurkan jurus pamungkasnya yang khas ke arah monster jahat, menyelamatkan Bumi.

 

"Wah, 'MajiMari' emang keren! Sensasinya nggak pernah bikin bosen!"

 

"Iya! Gak ada anime lain yang bisa ngasih adegan pertempuran seasyik ini akhir-akhir ini! Terus juga, sekilas keliatan celana dalam Marika-chan yang imut di adegan pertempuran... Jujur, bikin aku... ehem..."

 

"Iya, aku tau! Perpaduan ketegangan dan erotisme yang bikin anime ini menarik! Hmm, ngomong-ngomong, udah gak sabar nih... Kapan ya season kedua keluarnya...?"

 

Rion mengangguk dengan mata berbinar saat dia setuju dengan pendapatku.

 

Ya, aku memang cocok sama anak ini. Jarang ada cewek yang seantusias dia dengan hobiku. Lagipula, anime ini emang ditujukan buat cowok.

 

"Selain itu, suaranya para seiyuu-nya juga keren banget! Suara Nekoyama Aki yang jadi Marika bener-bener cantik! Suaranya jernih dan pas banget buat karakter utama!"

 

"Bener juga. Pantesan aja dia dapet Best Actress Award di Popular Seiyuu Grand Prix tahun lalu. ...Tapi, Rion, kalo bahas seiyuu di anime ini, ada satu lagi yang nggak boleh dilewatin."

 

"Siapa?"

 

"Jelas, idolaku! Aizaki Yuka-chan!"

 

Aizaki Yuka, atau biasa dipanggil Ai-chan, adalah seiyuu yang memerankan karakter penyihir sub-karakter bernama Miyano Kana dalam "MajikaMari". Dia masih pendatang baru yang baru debut dua tahun lalu, dan suaranya yang imut dan manis menjadi daya tariknya.

 

"Suara Ai-chan sebagai Miyano Kana bener-bener gemesin. Bener-bener malaikat. Kepribadiannya juga baik dan penakut, tapi dia selalu maju ke depan buat ngelindungin teman-temannya. Rasanya pengen peluk dia."

 

"Iya, Senpai, kamu kayaknya ngefans banget sama Ai-chan. Tapi kalo aku lihat profilnya, kayaknya dia lagi meredup ya? Sudah setengah tahun lebih sejak dia main di 'MajiMari', tapi dia nggak main film lagi. 'MajiMari' juga termasuk anime yang kurang terkenal. Dia juga cuma jadi peran figuran di anime lain..."

 

"Hei, hush! Jangan ngomong yang buruk! Sekarang dia lagi ngisi baterai aja! Pasti di anime selanjutnya dia bakal muncul lagi dengan suara yang penuh semangat!"

 

Memang sih, sebagai penggemar, aku selalu merasa cemas kalo idolaku jarang muncul. Tapi aku yakin sama Ai-chan dan bakal terus dukung dia! Satu-satunya hal yang bisa dilakukan otaku adalah percaya sama idolanya!

 

"Pokoknya, idola utamaku Ai-chan! Ya udah, sekalian aja, aku mau kasih tau kamu kehebatan Ai-chan! Ayo, kita marathon 'MajiMari' lagi!"

 

"Hah? Mau mulai dari awal lagi? Kita baru aja selesai nonton episode terakhirnya lho?"

 

“Nggak masalah! Aku cuma mau putar scene-scene yang Ai-chan ngomong aja. Contohnya, di episode ketiga, mulai dari menit ke-18:22, pas adegan Kana-chan muncul."

 

"Wah, kok kamu hafal banget sih! Suka banget kayaknya sama Ai-chan!?"

 

"Ya iyalah! Scene idolaku udah aku ulang puluhan kali. Kamu juga kan gitu kan, Rion? Kalo ada scene karakter favoritmu, pasti kamu putar sampe BD-nya lecet?"

 

"Hmm... iya sih, aku biasanya nonton sampe lima kali sehari."

"Hebat Rion! Keren banget!"

 

"Eh, kenapa malah muji... Tapi, aku bangga bisa jadi anggota klubnya Senpai!"

 

"Oke! Ayo kita pelajari suara Ai-chan bareng-bareng! Ini juga bagian dari kegiatan klub anime!"

 

"Siap, Pak Ketua!"

 

Sebenarnya, klub anime ini hanya untuk aku dan Rion nonton anime bareng saja, tidak ada kegiatan klub beneran. Dulu, ketika masih ada senior tahun lalu, kita pernah mencoba buat anime sendiri tapi gagal, atau nulis essay tentang anime dan posting di internet tapi gagal juga. Tapi, aku dan Rion tetep puas dengan kegiatan kita sekarang. Lagipula tidak merepotkan orang lain, jadi lebih baik menikmati saja masa muda ini.

 

Aku dan Rion kembali menonton anime.

 

"Aku Kana! Penyihir baru! Jurus pamungkas, Badai Besar Cinta Polos!"

 

"Monster terkutuk! Aku nggak bakalan maafin kamu! Aku bakalan kalahin kamu!"

 

"Aku nggak menyesal... Aku cuma... mencintai kalian semua..."

 

"Aku juga cinta kamu Kana-chaaaaan! Aku cinta kamuuuu!"

 

"Senpai, beneran suka banget sama dia. Tapi, suaranya emang imut. Aku pengen denger suaranya di anime lain juga."

 

"Iya kan! Iyaaaa! Aaaaah! Kapan ya aku bisa denger suara Ai-chan lagi? Kalo nggak bisa, mending kita pacaran aja!"

"Eh, nggak mungkin. Nggak mungkin gitu, ngefans sama seiyuu sampe mau pacaran. Ketemu langsung aja nggak mungkin."

 

"Gak salah... Emang nggak mungkin..."

 

"Gimana kalo aku temenin kamu marathon anime aja? Cukup itu aja ya?"

 

"Hmm... Boleh juga... Rasanya bahagia kalo bisa ngobrol tentang anime bareng cewek..."

 

Dan seperti biasa, kami menikmati menonton anime hingga tiba waktu terakhir kali pulang sekolah.

 

 

Setelah berpisah dengan Rion, aku berjalan pulang.

 

Sebelum pulang, aku mampir dulu ke toko buku di dekat stasiun. Jalanan ramai dengan para pelajar yang pulang sekolah dan karyawan yang baru selesai bekerja. Aku masuk ke dalam toko buku kecil di salah satu gang.

 

"Maaf, ada orang di sini?"

 

Aku memanggil ke arah dalam toko yang penuh rak buku. Dan kemudian──

 

"Wah, Souta-kun. Masuklah."

 

Seorang wanita yang aku kenal muncul dari balik tirai dan berjalan cepat ke arahku.

 

Wanita cantik dengan wajah dewasa.

Rambut hitam panjang dan kacamata polosnya menciptakan suasana anggun dan tenang. Tapi, tubuhnya ramping, dengan dada yang besar dan montok.

 

"Akhirnya kamu datang, Souta-kun. Aku kira kamu gak bakal mampir hari ini,"

 

"Enggak kok, Nene-san. Aku kan sudah bilang sore ini mau ke sini,"

 

Saeki Nene-san. Dia adalah putri pemilik toko buku ini, "Tsubasa Bookstore", dan selalu menjaga toko pada jam ini. Dia satu tahun lebih tua dariku dan sering memanjakanku. Ngomong-ngomong, dia juga seniorku di SMA yang sama.

 

"Ngomong-ngomong, barang itu sudah masuk belum? Hari ini kan tanggal rilisnya, ya?"

 

"Iya, tentu saja."


Nene-san menyerahkan buku padaku. Judulnya "Manjakan Saya Oleh Atasan Kuudere".

 

"Fufu. Ini yang kamu incar, kan?"

 

"Iya! Ini dia! Terima kasih!"

 

Aku menerima bukunya dan menyeringai melihat gambar pahlawan wanita kuudere yang tersipu di sampulnya.

 

Syukurlah! Akhirnya aku mendapatkannya! Ini adalah kesenangan utamaku hari ini!

 

 

"Aku seneng kalo kamu suka. — Oh, tapi ngomong-ngomong. Penjualan bulan ini lumayan bagus. Berkat saranmu buat mesen lebih banyak produk yang direkomendasiin, Souta-kun."

 

"Oh, beneran? Seneng bisa bantu."

 

Kadang-kadang, aku membantu Nene-san dengan saran tentang jumlah produk baru yang masuk dan cara memajangnya. Tapi, aku hanya menyampaikan kesukaanku atau apa yang aku dengar di internet.

 

"Jadi, aku pengen konsultasi tentang pemesanan berikutnya. Ada karya yang akan laku selanjutnya kah?"

 

"Hmm.... Untuk new release berikutnya, yang pasti "Love Sharing" volume baru. Anime-nya lumayan bagus, dan popularitasnya meningkat pesat."

 

"Ah! 'Love Sharing', bagus tuh! Aku juga jadi fans abis nonton animenya."

 

Ternyata Nene-san juga tahu. Anime itu ceritanya dan gambarnya bagus dan halus.

 

"Suaranya juga bagus. Seiyuunya ngegambarin banget perasaan karakternya dengan baik!"

 

"Eh...? S-suaranya...??"

 

Nene-san tiba-tiba menjadi gugup.

 

"Apa? Kamu gak merhatiin? Pengisi suara di anime itu keren banget! Apalagi, pengisi suara sub-heroin, Ezaki-san. Dia kayaknya masih baru dan ini pertama kalinya aku denger suaranya,

tapi suaranya yang jernih dan seksi itu punya daya tarik yang unik! Aku suka banget suaranya!"

 

"B-begitu.... Ezaki-san bagus ya...."

 

Nene-san menundukkan kepalanya dan menghindari tatapanku. Apa dia tidak suka seiyuu? Aku ingin berbicara lebih banyak, tapi sepertinya lebih baik aku tidak membahasnya lagi.

 

"Ya, pokoknya 'Love Share' pasti laku. Aku akan pikirin kandidat lain sebelum pemesanan berikutnya."

 

"Baiklah. Terima kasih. Souta-kun emang bisa diandalkan,"

 

Nene-san tersenyum dengan senyuman yang biasa lagi.

 

"Pendapatmu selalu membantu. Kayaknya aku harus ngasih kamu hadiah."

 

"Ha? Hadiah?"

 

Wah! Apa ya kira-kira?

 

Sebelum aku sempat bertanya, Nene-san sudah bergerak.

 

"Jadi, ya. Silakan."

 

"Apa-apaan!?"

 

Nene-san mengangkat dada megahnya sendiri dengan kedua tangannya. Lebih lanjut, dia menonjolkan dadanya ke depan, menekankan bentuknya yang membusung.

 

"Eh, Nene-san!? Apa-apaan ini tiba-tiba! Kenapa, dada...!"

 

"Tentu saja, biar kamu seneng, Souta-kun. Dadaku ini, cuma sekarang boleh kamu apa-apain. Boleh disentuh, boleh diremas, kalo kamu mau banget bisa juga disusuin?"

 

"Apa...! Serius!? Eh, tapi, aku kan gak minta-minta gitu!"

 

"Tapi Souta-kun suka komik dan novel-novel yang gitu-gitu, berarti kamu tertarik dong?"

 

"Eh, iya... Tapi itu..."

 

"Ayo sini aku ajarin tentang wanita, dari A sampai Z... Praktek langsung yuk?"

 

Nene-san menggoyangkan dadanya sendiri, menunjukkan ukuran, kelembutan, dan juga elastisitasnya yang padat. Hal itu membuat pandanganku semakin tertuju pada dadanya. Meskipun aku tahu harusnya tidak melihat, aku tidak bisa mengalihkan pandangan dari dadanya. Bahkan, tanpa sadar aku melangkah mendekati Nene-san.

 

Tapi tiba-tiba, terjadi kecelakaan.

 

Mungkin karena gerakan yang tidak disengaja dan tidak stabil, aku tersandung dan terjatuh ke depan dengan keras. Akibatnya, dada besar Nene-san mendekat ke arahku.

 

"Aaaaa!?"

 

Akibatnya, wajahku langsung tertanam di dada Nene-san.

 

"Wahhhh! Wahhhhhhh! Apa-apaan ini, ehh! Lembutttttt────!"

 

Sensasi ditekan erat ke dalam dada yang penuh dan lembut. Kenikmatan dada yang lembut seperti marshmallow, kurasakan sepenuhnya dengan seluruh wajahku.

 

"Hehe. Kamu aktif ya. Gak usah malu, nikmati sepuasnya ya? Ini sebagai ucapan terima kasih kok."

 

Nene-san memeluk wajahku. Bahkan lebih kuat, seolah-olah menekan ke dalam dadanya.

 

"Mugh! Mughghghgh...! Nnnn... Nnnnnn...!"

 

Elastisitas yang kenyal, dan pada saat yang sama, kelembutan yang dirasakan. Sensasi seksual yang unik ini, membuatku merasa sangat bahagia...! Bahagianya sampai-sampai, perlahan kesadaran mulai menjauh...!

 

"Eh, tunggu...? Kalau dilanjutin, bisa-bisa mati lemas nih?"

 

"Puhah!"

 

Nene-san yang bergumam, melepaskanku. Aku juga langsung mengambil napas dalam-dalam, menyebarkan oksigen ke seluruh tubuh.

 

Ah, kukira aku akan mati... Tapi, itu tadi... dada yang lembut...!

 

"Maaf. Aku cuma pengen kamu seneng, maaf kalo kebablasan. Mau coba lagi?" 


"Eh, udah gak usah...! Udah cukup...!"

 

Kalau terus-terusan seperti ini, berapapun akal sehatku tidak akan cukup....

 

"Hehehe. Kamu jadi merah sama panik gitu. Souta-kun emang lucu deh"

 

Begitu katanya, Nene-san tersenyum nakal. Dari ekspresi itu, aku bisa tahu. Dia sepertinya main-main sama aku?

 

"Tapi, mungkin aku kelewat batas? Maaf ya, Souta-kun. Sebagai permintaan maaf, yuk minum teh. Tokonya juga mau tutup, orang tua aku juga lagi nggak ada, jadi kita bisa ngobrol berdua dengan tenang."

 

"Eh, nggak... Terima kasih, tapi aku harus pulang sekarang. Udah malem banget ini."

 

Melihat jam dan ternyata jam tujuh. Walaupun diajak, seharusnya tidak baik kalau terus-terusan di sini.

 

"Eh? Udah mau pulang...? Padahal aku masih oke lho..."

 

Tiba-tiba, Nene-san kelihatan sedih. Melihat ekspresinya, hati aku jadi ikut sedih.

 

Sejujurnya, agak senang sih... Dia sedih karena aku mau pulang...

 

"Sayang banget... Tapi emang udah larut sih. Yuk, bayar bukunya."

 

"Iya. Oke──eh, sialan!"

 

Saat mengeluarkan dompet, aku berteriak karena menyadari suatu kenyataan yang mengerikan.

 

"Kenapa? Kok tiba-tiba teriak?"

 

"Aku lupa narik uang...!"

 

Di dompet cuma ada beberapa koin doang... Ini nggak cukup bahkan untuk satu buku. Kalau narik uang sekarang, sampai balik ke sini, tokonya pasti udah tutup...

 

"Maaf ya, Nene-san...! Aku mau narik uang dulu, besok baru beli bukunya!"

 

"Hehe. Gapapa kok. Aku tunggu besok ya."

 

Nene-san malah tersenyum bahagia saat aku minta maaf.

 

    ※

 

"Oi... Apa ini...?"

 

Setelah berpisah dengan Nene-san dan meninggalkan Toko Buku Tsubasa, aku berjalan ke ATM di supermarket yang tidak terlalu jauh. Hari ini seharusnya aku menerima kiriman uang dari orang tuaku.

 

Orang tuaku adalah fotografer, dan saat ini mereka sedang dalam perjalanan panjang di luar negeri. Mereka mengirimkan uang setiap bulan untuk biaya hidupku, tapi aku tidak bisa membeli manga, apalagi makanan untuk malam ini, jika aku tidak menarik uang itu terlebih dahulu.

 

 

Uang kiriman bulan lalu habis untuk membeli cakram dan CD, atau untuk kegiatan otaku lainnya, jadi aku sama sekali tidak punya tabungan. Sepertinya uang kiriman bulan ini juga akan habis dengan cara yang sama.

 

Sambil memikirkan apa lagi yang akan aku beli selain manga, aku mulai memeriksa buku tabunganku. Kemudian, setelah beberapa saat, aku melihat saldo di buku tabunganku dengan perasaan gembira.

 

Hasilnya... saldo: 202 yen.

 

"Lah!?"

 

Eh, apa...? Lah kok...?

 

Mengapa tidak ada uang yang masuk...? Uang makan dan biaya hiburanku, ke mana...?

 

Mengira ada masalah dengan mesin, aku mencoba memeriksa buku tabunganku lagi. Aku menekan tombol dan memasukkan buku tabungan sekali lagi.

 

Setelah itu, aku memeriksa jumlah uangnya lagi. Tapi... hasilnya tetap sama, 202 yen.

 

"Yah, saldonya kenapa dah---!?"

 

Ini tidak benar! Ini pasti tidak benar! Aku bahkan tidak bisa membeli makan malam hari ini!

 

Mungkin orang tua... lupa mengirimkan uang padaku...!?

 

Langsung saja, aku menelepon ayahku yang berada di luar negeri. Aku tidak peduli dengan perbedaan waktu. Ini masalah hidup dan mati bagiku!

 

"Halo? Ada apa, Souta? Aku akan bekerja bentar lagi, jadi kalau ada urusan, langsung ngomong aja."

 

"Ah! Ayah!? Uang kiriman bulan ini belum masuk!"

 

Ayahku, yang merespon panggilan dengan suara santai, langsung aku tanya tentang uang.

 

Dan kemudian, seolah-olah itu adalah hal yang biasa...

 

"Uang kiriman...? Itu gak bisa aku kirim buat sementara waktu."

 

"Hah!? Kenapa? Aku nanti kesulitan hidup bulan ini!?"

 

Aku tidak ingin meminta uang sambil terus bergantung pada mereka, tapi aku tidak bisa tidak makan!

 

"Karena ayah dan ibu mau ngabisin beberapa bulan ke depan buat ngambil foto hewan liar di dalam hutan. Jadi, kita nggak bisa ngirim uang buat sementara waktu. Sebagai gantinya, kami udah ngirim lebih banyak uang selama enam bulan terakhir. Kita udah bilang lewat telepon nyuruh nabung uang itu buat persiapan waktu kita gak bisa mengirim uang, kan?"

 

"Eh...?"

 

"Kamu gak inget?"

 

Rupanya... Aku sepenuhnya mengabaikannya.

 

Memang, aku menyadari bahwa jumlah uang kiriman belakangan ini meningkat, tapi aku pikir itu adalah bentuk kasih sayang dari orang tua dan aku menghabiskannya semua untuk kegiatan otaku...!

 

"Dari nada nya sih... kayaknya kamu gak punya tabungan? Kamu nggak dengerin ayah ngomong, kan?"

 

"Uh...!"

 

"Aku udah ngirim cukup uang. Kalau kamu ngabisin sendiri, kamu harus bisa cari solusi sendiri. Oke, sampai jumpa!"

 

"Tunggu, tunggu! Eh? Serius!? Gak bisa minta tambahan dana gitu...!?"

 

"Gak usah manja, idiot. Kamu pasti menghambur-hamburkan uang kiriman yang lebih itu. Ini saatnya buat merenung dan mungkin mulai nyari pekerjaan. Sebagai siswa SMA kelas 2, pasti ada tempat yang mau mempekerjakanmu."

 

"Ugh...! Pekerjaan part time...!"

 

Itu sedikit kendala...! Aku sudah sibuk dengan pekerjaan rumah, belajar untuk ujian, dan menjadi otaku hanya untuk sekolah, tapi ditambah pekerjaan di atas semua itu...

 

“Lagian, kalo kamu gak kerja, kamu nanti gak bisa bayar SPP SMA-mu. Di sekolah swastamu, SPP dibayar setiap enam bulan sekali. Pembayaran berikutnya tenggat di bulan Oktober, tapi mau gak kamu kerja? Biar bisa bayar tepat waktu."

 

"Eh...?"

 

"Kita gak bisa pulang buat sementara. Jadi, Souta, kamu harus bisa hidup sendiri. Daaah!"

 

"Eh, tunggu dulu! Terus gimana, masa diabaikan doang──eh?! Halo? Ah, diputus!"

 

Duh... Ini serius...! Jadi, intinya, aku harus bisa menghasilkan uang sendiri untuk biaya hidup dan sekolah sampai orang tua aku balik...?

 

Untuk biaya hidup sehari-hari mungkin masih bisa diatasi dengan tabungan angpao, tapi untuk biaya sekolah, itu sangat berat.

 

Dengan keadaan seperti ini, bukan cuma soal hobi, tapi kehidupan sehari-hari saja terancam. Belum lagi, aku pasti mau tidak mau harus DO dari SMA. Kalau tiba-tiba aku harus keluar dari sekolah dan masuk ke masyarakat dengan cuma lulus SMP, aku sama sekali tidak tahu harus ngapain. Aku harus bisa menghasilkan uang sebelum pembayaran sekolah berikutnya.

 

Jadi, tidak ada pilihan lain selain...

 

"Kalau udah gini... ya, harus berusaha keras...!"

 

Kalau tidak punya uang, ya harus cari cara untuk menghasilkannya.

 

Mengikuti aturan dunia ini, aku memutuskan untuk pertama kalinya dalam hidupku untuk bekerja paruh waktu.

 

 

Tanpa menunda, aku langsung mulai mencari pekerjaan malam itu juga.

 

Aku mencari lowongan yang menerima pelajar SMA di situs pencarian kerja, dan melamar ke berbagai tempat seperti pegawai toko serba ada dan staf acara. Tapi mungkin karena aku belum punya pengalaman, sulit untuk mendapatkan kerjaannya.

 

Tapi, setelah mencari kerja selama dua minggu, akhirnya aku juga mendapat kesempatan.

 

"Kamu, bagus. Keliatannya serius, aku terima kamu."

 

"Eh, iya! Terima kasih banyak!"

 

Yang aku lulus adalah di sebuah agensi talenta bernama "PT LightRoad" yang berlokasi di Tokyo. Pekerjaanku adalah sebagai staff administrasi, dengan tugas utama sebagai petugas serba bisa. Lagipula, sepertinya gaji di sini lumayan tinggi karena kondisi perusahaan yang bagus.

TLN : Bused masih SMA udah jadi staff admin.

 

Bagus...! Kalau aku bisa kerja di sini, sepertinya nggak akan kesulitan untuk biaya hidup. Dan sepertinya aku juga bisa bayar biaya sekolah! Aku bisa lolos dari krisis harus DO SMA.

 

Dan beberapa hari setelah interview, aku datang lagi ke kantor untuk hari pertama kerjaku.

 

"Fiuh... Aku agak gugup..."

 

Aku berjalan mondar-mandir di sekitar resepsionis, tidak bisa tenang menghadapi pekerjaan pertamaku dalam hidup.

 

Menurut penjelasan sebelumnya, kalau aku menunggu di sini, nanti akan ada orang yang bertanggung jawab untuk membimbingku... Tapi, orangnya kayak gimana...? Semoga bukan tipe orang yang badannya kekar atau tipe pria tampan yang cerah. Aku sama sekali tidak tahu harus gimana kalau ketemu orang seperti gitu.

 

Saat aku sedang berpikir begitu...

 

"Maaf. Kamu Shido Souta, kan...?"

 

"Eh...?"

 

Aku menoleh ke arah suara yang memanggil namaku. Dan yang terlihat adalah sosok wanita yang mencolok.

 

Rambut panjang hitam, dada besar yang mendorong kemejanya. Mata sipit yang berkilau memberikan kesan yang kuat, dan dada yang sedikit terbuka itu terlihat lembut bergerak. Tangan dan kakinya langsing dan panjang, dada yang begitu besar hampir meledak.

 

Kesimpulan. Ada wanita dengan dada yang sangat besar.

 

"Err... tolong jawab. Kamu Shido Souta, kan?"

 

"Eh...? Ah, iya! Benar!"

 

Sial, aku hampir kehilangan diriku sendiri karena terlalu fokus pada dada yang ada di depanku...

 

"Nama saya adalah Nikaido Maya, saya akan menjadi pembimbingmu, jadi mohon kerjasama nya."

 

"Ah, iya!"

Jadi ini orang yang disebut-sebut sebagai pembimbing di telepon... Tidak pernah terpikir akan bekerja dengan seseorang dengan bentuk tubuh yang begitu... Hmm, ini akan jadi sibuk!

 

"Baiklah, mari saya antar ke meja kerjamu. Setelah itu, saya akan menjelaskan tentang pekerjaanmu. Walaupun kebanyakan, kamu akan saya minta untuk mengerjakan pekerjaan-pekerjaan kecil."

 

"Aku mengerti! Aku akan berusaha!"

 

"Oh, dan satu hal penting yang ingin saya ingatkan dari awal..."

 

Maya-san, yang hampir saja berjalan menuju meja, berbalik menghadapku sambil dada bergetar.

 

"Tolong jangan terus-menerus memandangi dada saya. Saya akan menggugatmu."

 

"Eh!? Apa anda sadar...?"

 

"Kalau dipandangi dengan mata seperti itu, siapa yang tidak sadar. Kamu itu, sedikit menjijikkan, tau!"

 

Uh! Dipanggil menjijikkan oleh wanita dengan wajah serius!

 

Ini menyakitkan...! Ya, memang salahku! Tapi, kalau dadanya sebesar itu, pasti dilihat dong! Berapa cup itu sebenarnya? Boleh pegang tidak?

TLN : Cabul ajg

 

"Ayo, kita cepat berangkat. Saya juga tidak punya waktu luang."

 

"Ah, iya... Maaf..."

Aku pun mengikuti Maya-san dengan hati yang terluka.

 

 

 

"Jadi... Saya sudah menjelaskan secara kasar, ada pertanyaan?"

 

"Ah, tidak. Semua baik-baik saja."

 

Beberapa jam kemudian, aku telah diberi pengarahan tentang kantor dan penjelasan tentang pekerjaan secara umum.

 

Walaupun kebanyakan adalah pekerjaan kecil seperti mengatur dokumen dan membuat teh, sepertinya aku bisa bekerja dengan baik.

 

"Baik, untuk sisa hari ini, saya ingin kamu menyelesaikan pengaturan dokumen yang sudah saya jelaskan tadi. Kalau ada yang tidak kamu mengerti, silakan bertanya. Saya akan di sini sepanjang hari."

 

"Aku mengerti. Aku akan berusaha!"

 

Dan, Maya-san kembali ke meja kerjanya yang berada tepat di sebelahku.

 

Oke... Ini awal dari pekerjaanku. Pekerjaan paruh waktu pertama dalam hidupku, aku akan menunjukkan yang terbaik!

 

Dengan semangat, aku menatap tumpukan dokumen di meja.

 

"Tunggu, Manager!!"

 

Tiba-tiba, suara seorang gadis terdengar di dalam kantor.

 

"Ada apa!? Jelaskan dengan baik-baik!"

"Ya, jadi gini. Maksudnya seperti yang aku bilang tadi. Aku tidak punya waktu lebih untuk mengurus kamu lagi. Jadi, setelah pekerjaan berikutnya selesai, kita harus berpisah."

 

"Tapi...! Sebelumnya, kamu bilang, 'kantor juga berharap pada kamu, jadi ayo kita naikkan perlahan-lahan', kan!?"

 

"Ya, tapi situasi berubah sekarang. Semuanya jadi lebih sulit, tau."

 

Melihatnya, di dekat pintu masuk kantor, seorang pria dan wanita sedang berdebat. Pria itu berambut pirang dan terlihat santai. Wanita itu, sepertinya seumuran denganku.

 

Sepertinya pria itu adalah manager gadis tersebut. Dari apa yang aku tangkap, sepertinya dia adalah talenta yang diurus oleh perusahaan ini, tapi sepertinya mereka akan mengakhiri kontrak. Situasinya terlihat sangat sulit.

 

Tapi... lebih dari itu, ada sesuatu yang mengganjal. Suara gadis itu, entah kenapa terasa familiar...

 

"Eh... maaf. Mereka itu siapa?"

 

Begitu penasaran, tanpa sadar aku bertanya kepada Maya-san di sebelah.

 

"Oh. Yang pria itu, Kisaragi Akito. Salah satu manager di kantor kita. Meskipun dikatakan manager, dia anak presiden, jadi seperti bos gitu."

 

Oh begitu... Calon presiden berikutnya. Sikapnya yang agak sombong mungkin karena itu.

 

"Dan yang cewek itu, artis Aizaki Yuka. Dia aktif sebagai seiyuu."

 

"Hmm... Aizaki Yuka. Kayaknya pernah denger..."

 

...eh, tunggu. Seiyuu, Aizaki Yuka...?

 

Aku memiringkan kepala, berhenti bergerak. Nama itu, jangan-jangan...!

 

"Souta-san? Ada apa?"

 

"Tunggu sebentar... Itu, Aizaki Yuka itu... mungkin, Ai-chan...?"

 

"Ai-chan...? Ah, iya juga, dia... sepertinya punya nama panggilan begitu..."

 

"Uwaaaaaa!? Ai-chaaaaan!?"

 

Bohong, beneran!? Itu Ai-chan asli!? Ai-chan yang asli ada di depan mataku!?

 

Padahal aku ingat wajahnya dari video radio "MajikaMarika"! Karena kualitas videonya kurang bagus, kesannya agak beda sama aslinya, jadi tidak langsung nyadar, tapi kalau diliat-liat, itu pasti Ai-chan! Malah aslinya, lebih imut dari yang aku bayangkan!?

 

Ini serius! Seriusan ini!? Seiyuu favoritku, yang aku suka banget, ada di depan mata!?

 

"Kenapa... kenapa Ai-chan bisa...!?"

 

Mungkin... agensi hiburan ini, terlibat juga dengan seiyuu!? Tapi, apa iya kebetulan! Kerja paruh waktu di tempat, lalu bertemu Ai-chan...!

 

Ini gila! Jantungku seperti ingin meledak! Seiyuu favoritku ada di sini...!

 

"Ga bisa... ini ga bisa dibiarkan!"

 

"Eh... Souta-san...!?"

 

Aku mengambil dokumen dan pena di tanganku, lalu berlari ke arahnya.

 

Dan masih dalam pertengkaran, aku menundukkan kepala sambil menyergap.

 

"Ai-chan saaaan! Tolong kasih aku tanda tangan!"

 

"Eh...? Kyaa! Apa!? Apa ini!?"

 

Dorongan kuat dari aku membuat Ai-chan mundur tiga langkah. Aku menyerahkan kertas dan pena kepadanya, lalu sekali lagi memohon dengan sepenuh hati.

 

"Tolong! Kasih aku tanda tangan! Aku bakal ngapain aja!"

 

"Eh!? Tanda tangan!? Maksudnya apa...!?"

 

"Aku! Fans beratnya Ai-chan! Peran Kana di 'MajikaMarika', keren banget! Setiap denger suara kamu, telingaku selalu bahagia... Serius, tahun baru yang bahagia! Iya! Selamat tahun baru! Berkat kamu, telingaku selalu kayak tahun baru!"

 

"Eh, umm! Aku ga ngerti maksudnya...!?"

"Pokoknya, aku suka banget sama kamu! Jadi tolong kasih aku tanda tanga-auuu!"

 

"Berhenti, Souta-san. Aku akan hancurkan tahun barumu itu."

 

Tiba-tiba ada rasa nyeri di bagian belakang kepala. Maya-san yang datang dari belakang, memukulku dengan sudut file.

 

"Jangan coba-coba minta tanda tangan di dokumen kerjaan orang. Tidak cuma aneh, tapi menakutkan. Kayaknya kamu perlu bimbingan keras."

TLN : W malu sendiri liatnya.

 

Maaf... Aku kehilangan kendali...

 

Sambil meringkuk, aku merenung. Kegirangan membuatku bicara hal-hal yang tak masuk akal...

 

Nee, Maya-chan. Ini siapa?

 

Dia Shido Souta, mulai hari ini dia kerja part-time di sini.

 

Oh, gitu! Jadi kamu yang kerja part-time ya! Aku Kisaragi Akito! Senang bertemu denganmu~

 

Ah, iya... Saya Shido Souta. Mohon bantuannya...

 

Kami berjabat tangan secara ringan setelah dia menyodorkan tangannya dengan santai.

 

Eh? Jadi kamu fans berat Ai-chan ya? Katanya mau minta tanda tangan atau apa gitu?

 

Iya! Saya fans berat! Saya sudah nonton semua karya yang dia bintangi!

Wah! Kamu ini unik~! Padahal Ai-chan jarang banget main di karya yang layak.

 

Tapi saya tetap jadi fan! Suara Ai-chan itu luar biasa bagusnya kok!

 

Begitu ya. beruntung Ai-chan! Bisa ketemu fan bersemangat kayak kamu sebelum resign! Sekarang kamu bisa pergi tanpa penyesalan dong!

 

...!

 

Situasi yang tadinya kacau karena kedatanganku, sekarang dia menggigit bibirnya dengan tampang kesal.

 

Tapi, tunggu... Ini bukan waktunya aku senang bisa ketemu dengan dia... Kalau dipikir-pikir, situasi ini kan kritis, soalnya idolaku mau keluar dari industri!

 

Manager... Saya, tidak mau resign...! Saya masih mau di industri ini!

 

Ya, tapi mau bagaimana lagi... Keputusannya sudah final.

 

Tapi saya benar-benar mau tetap di industri ini! Saya mau berusaha keras, sampai bisa menang Penghargaan Aktris Utama di Penghargaan Voice Actor Populer! Jadi, tolong biarkan saya tetap di sini... Saya akan berusaha lebih keras lagi!

 

Hmm... tapi sejujurnya, kita juga lagi kekurangan manager. Aku juga sibuk belakangan ini, jadi susah juga mengurus pemula yang sudah dua tahun gabung tapi belum juga terlihat hasilnya. Kamu juga setuju kan, Maya-chan?

 

Ya... Sejujurnya, iya. Meskipun terdengar keras, kita tidak bisa mengalokasikan banyak sumber daya untuk pemula dengan ekspektasi rendah. Kami juga merasa berat sebenarnya...

 

.........

 

Ai-chan menunduk, menutup mulutnya dengan tenang, sementara Kizuki-san tampak puas mengangguk.

 

Ya, begitulah. Maaf, tapi bulan ini kamu udah selesai sama agensi kita.

 

Kisaragi-san memukul-mukul bahu Ai-chan dengan tangannya.

 

Sayang sekali. Tapi kayaknya kamu juga tidak akan sukses di masa depan──

 

Eh... Tunggu sebentar.

 

Aku memotong sebelum dia selesai berbicara. Aku tak bisa lagi menahan diri.

 

Hmm? Ada apa, anak baru?

 

Tolong... Jangan bicara buruk tentang Ai-chan.

 

Aku tak bisa tahan melihat Ai-chan dilecehkan lagi. Meskipun itu mungkin penilaian yang adil, aku tidak bisa diam saja melihat idolaku sedih!

 

Menurutku suaranya bagus! Suara manis dan imutnya itu pasti cuma bisa dia yang keluarkan! Tapi kalian malah mau memutus kontraknya... Aku merasa sangat kecewa!

 

Eh, sungguh? Menurutku pengganti dia banyak di industri ini.

"Anda tidak bisa berkata seperti itu! Itu terlalu kasar pada Ai-chan!"

 

"Karena anak ini hampir tidak pernah mengikuti audisi. Menurutku dia tidak punya bakat apa pun."

 

“Bukannya itu karena manajer yang melakukan kesalahan?”

 

Wajah Kisaragi yang tadinya tersenyum, langsung membeku mendengar perkataanku.

 

"Eh...!? Apa maksudmu, Souta-san!?"

 

"Manager itu kan partner yang mendukung Ai-chan, kan!? Kalau kamu saja tidak mengerti daya tariknya, ya wajarlah dia sulit bekerja!"

 

"Tunggu dulu, Souta-san!"

 

"Saya pasti bisa promosikan dia lebih baik! Saya orang yang paham daya tariknya, dan saya akan dukung dia dengan sepenuh hati! Orang seperti anda yang menjatuhkan partnernya tidak pantas jadi manager!"

 

Maya-san mencoba menghentikanku, tapi aku terus memarahi Kisaragi. Dia kemudian menunjukkan senyum sinis.

 

"Hee... gitu ya... Baiklah, kalau kamu bicara seperti gitu, coba saja!"

 

"Eh...?"

 

"Kamu kan bilang bisa bantu Ai-chan lebih baik daripada aku? Terus, coba saja kamu jadi managernya dan buat dia terkenal!"

 

Eh, aku jadi manager Ai-chan...?

 

"Tunggu sebentar, Kisaragi-san! Anda serius ingin menyerahkan Ai-chan ke anak baru yang baru saja masuk!?"

 

"Gak masalah kan? Dia kan ngomong besar tadi. Soal cara kerjanya, dia bisa belajar dari senpai lain. Atau jangan-jangan dia gak bisa? Gak mungkin kan?"

 

Kisaragi menatapku sinis. Sepertinya dia benar-benar marah. Tapi, ini bisa jadi kesempatan... Mungkin aku bisa bikin dia dipecat!

 

"Oke! Saya akan buktikan!"

 

"Souta-san! Apa yang kamu pikirkan!? Aku tidak setuju!"

 

Maya-san menatapku dengan tajam.

 

"Tenang aja, Maya-san! Aku akan tetap mengerjakan tugas-tugas lain! Tapi, tolong kasih aku waktu di luar pekerjaan utama untuk jadi manager Ai-chan!"

 

"Tapi kan... kamu tidak bisa jadi manager..."

 

"Ya udahlah, Maya-chan. Percayalah sama dia... Souta-san kan?"

 

Kisaragi membelaku dengan senyum licik. Kayaknya dia tidak rela aku ngomong kasar ke dia, dan dia ingin membuatku malu. Tapi, aku tidak akan kalah!

 

"Saya pasti bakal bikin Ai-chan lebih terkenal dari sekarang! Dia itu bakat luar biasa yang bisa jadi nomor satu di industri ini! Tapi, kalau saya gagal, anda akan membatalkan pemecatan Ai-chan, kan?"

 

"Tentu saja. Hmm... kalau Ai-chan bisa mendapatkan peran utama atau pemeran utama wanita dalam waktu tiga bulan, kontraknya bakal diperpanjang! Tapi, kalau gagal... kamu dan Ai-chan akan dipecat!"

 

Ai-chan dan aku tersentak mendengar perkataannya.

 

"Tunggu dulu! Kenapa Souta-san juga..."

 

"Dia sudah berbicara kasar ke aku? Dia harus tanggung jawab!"

 

"Tenang aja! Ai-chan pasti bisa mendapatkan peran utama!"

 

"Oh, baguslah. Aku tunggu. Baiklah, aku mau kerja dulu!"

 

Kisaragi-san berkata begitu dan meninggalkan kantor. Anak itu... dia telah mengejek Ai-chan ku terlalu jauh... Aku pasti akan membuatnya menyesal!

 

"Haah... ini menjadi masalah besar... Siapa sangka, aku akan mempertaruhkan pekerjaanku sendiri..."

 

Maya-san memandangku dengan mata yang terlihat takjub.

 

"Apakah ini benar-benar baik-baik saja? Kalau orang itu serius, saya tidak bisa melindungimu... Apalagi, apakah kamu bisa menjalankan peran sebagai manajer?"

 

"Aku akan berusaha! Setidaknya, aku akan mencoba mati-matian demi Ai-chan!"

 

Aku menatap mata Maya-san dengan langsung dan menyatakan dengan penuh semangat.

 

Kemudian, dia terus memandangku sebentar... dan akhirnya menghela nafas sambil dadanya bergoyang.

 

"Haah... Baiklah, saya tidak akan berkata apa-apa lagi..."

 

Akhirnya, aku mendapatkan persetujuan dari atasan langsungku. Dia berkata, "Tapi untuk sekarang, tolong lakukan pekerjaan administratif..." sambil kembali ke tempat duduknya. Dan yang tersisa adalah aku dan Ai-chan...

 

"Jadi... Ai-chan. Karena udah kayak gini, sementara mohon kerjasama nya..."

 

"Ah, ya, ya......!"

 

Kami saling membungkuk dalam keadaan yang sedikit kacau.

 

Dan aku kembali ke tempat dudukku untuk memulai pekerjaan yang telah diberikan padaku.

 

Setelah kekacauan itu. Aku menyelesaikan pekerjaan sehari-hari yang diberikan kepadaku dan berhasil menyelesaikan hari pertama kerja tanpa masalah.

 

Namun... hari ini adalah hari yang luar biasa. Aku tidak pernah membayangkan bisa bertemu dengan Ai-chan yang asli. Apalagi aku menjadi manajernya.

 

Tunggu, saat itu aku dipenuhi dengan keinginan untuk melindungi idolaku dan penuh dengan gairah... tapi setelah dipikir-pikir, aku akan menjadi rekan kerja dengannya dari sekarang...?

Saat aku memikirkannya lagi... aku, aku telah mengatakan sesuatu yang sangat berani, bukan...? Maksudku, aku hanya seorang siswa SMA! Bisakah aku benar-benar menjadi manajer seorang pengisi suara? Aku bahkan tidak tahu harus mulai dari mana untuk pekerjaan... Apalagi, pekerjaanku juga dipertaruhkan...

 

Pekerjaan... Jujur, itu berbahaya. Karena hidup sekolahku bergantung pada pekerjaan ini? Jika aku dipecat, itu berarti pasti aku harus berhenti dari sekolah mengingat situasi keuanganku sekarang... Itu sesuatu yang benar-benar harus aku hindari dengan serius...

 

Tapi, situasi itu tidak bisa dihindari! Aku tidak bisa mengabaikan saat Ai-chan dalam masalah!

 

Saat aku berpikir tentang hal itu dan hendak keluar dari pintu masuk kantor...

 

"Ah, um... Terima kasih atas kerja kerasnya..."

 

"Ah, terima kasih... eh, Ai-chan!?"

 

"Kyaa!? Jangan tiba-tiba teriak gitu! Kamu bikin aku kaget..."

 

Tidak, yang terkejut itu aku! Pengisi suara idolaku tiba-tiba muncul di depanku! Meskipun kami sudah bertemu sekali tadi, Ai-chan yang asli masih terasa baru bagiku!

 

"Maksudku, eh...? Kenapa Ai-chan ada di sini...? Apa kamu punya urusan di kantor...?"

 

"Um... Bukan itu... Aku lagi nunggu kamu..."

 

"Eh, beneran!? Kamu nunggu aku!?"

Perkembangan ini... Aku melihatnya dalam imajinasiku! Ai-chan, yang menungguku di gerbang sekolah dalam perjalanan pulang dari sekolah, berlari ke arahku begitu dia melihatku, memelukku erat dan berkata, “Souta-kun, selamat datang kembali, sayang, cintaku!” dia berbisik di telingamu dan memanjakanmu!

TLN : Halu mulu lu

 

"Ah, uh... kamu gapapa...? Matamu agak kosong, tapi..."

 

"──Eh! Aku terbawa ke dunia khayalan lagi...... Ah, maafin aku! Kenalan dulu, namaku Shido Souta! Umurku tujuh belas tahun! Senang bertemu denganmu!"

 

"Ah...... Kita seumuran? Aku, Aizaki Yuka. Aku juga senang bertemu denganmu."

 

Ai-chan yang menundukkan kepalanya dengan sopan. Ah, senangnya...... Nama panggungnya sama dengan nama aslinya, ternyata, Ai-chan......!

 

"Maafin aku...... sama yang tadi! Aku bikin kamu jadi terlibat......!"

 

"Eh...... nggak, itu karena aku yang kebablasan. Itu gak ngerepotin kamu?"

 

"Nggak kok! Kalo kamu gak ada, aku mungkin udah dipecat......"

 

Sambil berkata itu, Ai-chan menggigil. Pasti, dia sangat ketakutan. Sungguh menyedihkan. Aku ingin memeluknya dan membuatnya merasa lebih baik.

 

"Um...... kalo kamu keberatan, bisa gak kita berbicara sambil berjalan? Kamu mau ke stasiun yang di depan, kan?"

 

"Ya, ya! Aku ikut! Aku mau ikut!"

 

Wah!? Aku akan pulang bersama Ai-chan!

 

Tidak bisa, aku! Aku takut akan hari esok! Aku sudah menggunakan semua keberuntungan hidupku hanya untuk hari ini!

 

Berjalan bersama Ai-chan seperti ini......! Dan, gadis ini memiliki aroma yang menyenangkan! Seperti aroma bunga yang indah, wangi yang manis dan menyegarkan......!

 

"Um...... Apa aku boleh nanya sesuatu?"

 

"Hyaa, iyaa!? Apa itu!?"

 

Ketika kami keluar dari kantor, Ai-chan bertanya. Aku terkejut dan suaraku berubah karena ketegangan.

 

"Um...... kenapa kamu mau ngelindungin aku......?"

 

"Itu sudah jelas, kan! Karena aku itu penggemar berat Ai-chan!"

 

Aku sangat menyukai Ai-chan, dan aku tidak ingin dia pensiun sama sekali. Hanya dengan perasaan itu, aku berhadapan dengan Kisaragi.

 

"Penggemar...... ya...... emang sih, kamu sudah ngomong itu sebelumnya......"

 

Ai-chan, entah mengapa, menurunkan nada suaranya.

 

"Tapi...... apa itu beneran......?"

 

"Eh......?"

 

"Aku...... sejujurnya, gak percaya...... kalo aku punya penggemar......"

 

Sambil berkata itu, Ai-chan tampak sedih.

 

"Nggak......! Aku beneran penggemarmu! Aku sangat menyukaimu! Sejujurnya, kalo aku bukan penggemar sejati, aku gak bakal nyoba melindungi Ai-chan!"

 

"Tapi...... aku gak terkenal sama sekali, kamu tau kan? Sebagai seorang seiyuu, aku cuma memerankan karakter figuran...... Satu-satunya peran yang memiliki nama, itu juga dari anime yang gak terkenal, cuma jadi karakter pendukung. Tapi ada orang yang menyukaiku yang masih pemula sampai sejauh ini......"

 

"Itu nggak penting! Aku Cuma suka suara sama akting Ai-chan, Makanya aku jadi penggemarmu! Kalo mau, aku bisa nunjukin buktinya!"

 

Aku berkata dengan penuh keyakinan, dan Ai-chan sedikit mengangkat wajahnya.

 

"Bukti......?"

 

"Ya! Sebagai penggemar, aku tau semua karya yang Ai-chan bintangi dan karakter yang kamu peranin! Kamu itu Kana dari 'MajikaMarika', kan? Kemudian ada siswi D dari ‘Boroshi no Machi', ksatria wanita F dari 'Fantomunaitsu', dan juga pegawai toko dari ‘Ashita no Kyōmade Sayōnara'──"

 

"Eh!? K-keren......! Selain 'Kana', semuanya itu karakter sampingan......!"

 

"Dan, aku juga ingat semua dialognya! Pertama, dialog waktu Kana-chan muncul, 'Aku Kana! Gadis sihir baru! Jurus Pembunuh Cinta Innocent Tornado Hurricane!' Siswi D berkata, 'Ada yang aneh dengan kota ini...! Aku mencoba keluar dari sini tapi...!' Dialog Ksatria Wanita F, kalo gak salah, 'Ini benar-benar seperti Olympia!'"

 

"Ah, sepertinya emang ada dialog kayak gitu... Aku sendiri aja agak lupa..."

 

"Lalu, ada dialog saat Ai-chan kalah dalam permainan mini di siaran radio 'MajiMari' dan harus memakai telinga kucing! ‘Nyan nyan! Kana adalah idola semua orang nyann──'"

 

"Kyaaaa!? Stop, jangan bilang! Jangan-jangan kamu tahu itu juga──!"

 

Ai-chan membuka mata lebar-lebar dan gemetar. Sepertinya dia percaya.

 

"Be... beneran...!? Kamu beneran penggemarku...!?"

 

"Ya! Aku bersumpah ke Tuhan dan ngomong! Aku adalah penggemar Ai-chan yang sebenarnya!"

 

Deklarasi itu seolah menjadi pukulan penutup. Dan kemudian... Ai-chan menjadi kaku seolah membeku.

 

Aku bertanya-tanya apa yang terjadi dan memperhatikannya dengan seksama. Lalu dia... meledak.

 

"Waaaah! Aku seneng banget!"

"Woah!?"

 

Ai-chan menangis sambil melompat ke arahku.

 

"Ada penggemarku di dunia ini! Aaaaa seneng banget! Terima kasih banyak!"

 

Wow wow wow! Ini gawat! Terlalu dekat! Orang yang aku kagumi ada di jarak nol dari ku! Wanginya enak! Aku harus mengambil napas dalam-dalam karena ini terlalu berharga!

 

"Ga bisa ga bisa ga bisa! Ini terlalu menyenangkan! Kayaknya aku mau bereinkarnasi! Jadi ternyata beneran ada penggemar! Kalau aku terus aktif, aku benar-benar bisa mendapatkan penggemar──!"

 

Waaaaaa! Ai-chan memegang tanganku erat!

 

Dia menyentuh...!? Ai-chan menyentuhku! Apa ini nyata!? Ini bukan VR!? Kepalaku hampir gila!

 

Maksudku, kenapa Ai-chan bereaksi seperti ini!? Kenapa dia begitu berlebihan senang!? Reaksinya sama ketika aku meminta tanda tangan dari Ai-chan tadi!


"Uwaaaaaaaan! Luar biasa, ini keajaiban! Aku jadi mau nangis——!"

 

...Iya, dia benar-benar senang banget!

 

Darahku langsung naik sampe level masuk rumah sakit karena bertemu sama seiyuu yang aku suka, tapi setidaknya, aku jadi lebih tenang karena semangatnya dia. Semangatnya itu luar biasa.

 

"Eh... Ai-chan? Kamu seneng banget bisa ketemu sama fans?"

 

"Seneng dong! Kan mereka fans aku!? Mereka suka sama aku sebagai seiyuu dan selalu dukung aku, bisa ketemu mereka secara langsung tuh seneng banget!"

 

"Oo, gitu ya... Aku paham sekarang..."

 

"Dan juga... ini pertama kali aku ketemu sama fans... Aku sama sekali gak nyangka bakal punya fans... Di internet juga, gak ada yang ngomongin aku..."

 

Memang, di forum pecinta seiyuu pun, hampir tidak ada yang membicarakan dia. Saat "MajiMari" ditayangkan, mungkin ada yang ngomongin Kana-chan, tapi Ai-chan? Tidak terlalu.

 

"Makanya... waktu ketemu kayak gini, aku seneng banget! Terima kasih ya... Souta-kun!"

 

"Uwaaa!?"

 

Serangan kejutan dengan memanggil namaku——! Ah, tidak bisa! Dadaku! Dadaku berdegup kencang! Ini deg-degannya gila! Sepertinya kita sudah pacaran!

 

"Eh, iya...! Kebetulan banget, kamu mau aku lakuin apa?"

 

"Ma-mau aku lakuin apa...!?"

 

"Iya! Aku mau bikin fans seneng sekuat tenaga... buat Souta-kun, aku mau lakuin apa aja!"

 

Sambil bilang begitu, Ai-chan tersenyum cerah.

 

Gimana...? Ini keberuntungan yang murni...! Aku sering mendengar cerita idol atau seiyuu yang mengabaikan fans, tapi idolku ini anak yang baik...!

 

"Apa ya... Mungkin, coba deh akting sesuatu?"

 

"Eh...?"

 

Tiba-tiba, Ai-chan merangkul lenganku dan mendekatkan tubuhnya. Dengan senyum berkilau dia bilang,

 

"Aku Kana! Penyihir baru! Jurus khusus, Badai Cinta Innocent Hurricane!"

 

"Fuoooooooh!?"

 

Ini suaranya...! Kana-chan dari "MajiMari"! Itu suara Kana-chan!

 

Keren banget! Ini Kana-chan asli! "Badai Cinta Innocent Hurricane" asli!

 

"Aku masih punya, loh! 'Aku tidak akan memaafkanmu... Itu adalah kebaikan dariku!'"

 

"Itu dari!? Ucapan epic episode tujuh! Saat dia ngalahin bos musuh yang super jahat sendirian!"

 

"Ih kamu inget, Souta-kun! Kamu tau banget! Kalau gitu, selanjutnya... 'Hueeen...! Marika-chan, kamu kemana...? Aku takut, sampai-sampai pipis di celana...'"

 

"Ah! Itu dari episode lima, saat Kana-chan kepisah dari Marika waktu tes keberanian!"

 

Ai-chan terus mengulang-ulang dialog anime dengan sempurna. Apa ini layanan fans terbaik? Untuk fans asli atau penggemar seiyuu, tidak ada layanan yang lebih membuat senang dari ini!

 

Dan lagi, mungkin karena kesadaran layanannya, dia merangkul lenganku jadi ada sesuatu yang lembut bersentuhan. Kelembutan dan kenyal ini... mungkin, itu pa... pa... oppai...!

 

"Hehehe... Ini pertama kali aku ngelakuin layanan fans. Seneng deh kamu suka."

 

Dia tersenyum lebar, bahkan lebih erat merangkul lenganku.

 

Aaaaaaaa! Imut banget! Aku disucikan!

 

Reaksi apa ini, sangat imut! Dia sangat senang melayaniku sebagai fans!

 

Ha────Ai-chan, Ai-chan! Tidak, aku tidak bisa melakukannya lagi...!

 

"Nee, Ai-chan...! Yuk kita omongin soal masa depan! Biar Ai-chan bisa terus jadi seiyuu, aku bakal berjuang keras selama tiga bulan ke depan!"

 

"Eh, iya...! Hidupku juga taruhannya... Aku, gak mau nyerah dan akan berjuang keras!"

 

"Kalo kamu bisa ngomong gitu, aku jadi lega. Aku juga taruh hidupku buat Ai-chan!"

 

Dengan mengatakan itu, aku menceritakan bahwa aku sedang menghadapi kesulitan finansial yang membuatku berisiko putus sekolah.

 

"Eh, beneran!? Yah, kita harus lebih keras lagi dong! Demi melindungi fans yang berharga!"

 

Ai-chan menggenggam kedua tangannya dan membuat pose semangat. Ah, semuanya tentang dia itu lucu banget...

 

"Situasi aku memang lagi kritis... Aku yang hampir gak punya track record, kalau dalam tiga bulan ini gak dapet peran utama atau heroine, langsung dipecat... Biasanya itu mustahil banget, kupikir sepertinya sulit."

 

Ugh... Denger itu lagi, memang bener-bener kritis. Keluarnya aku dari sekolah juga jadi kenyataan...

 

Tapi, tentu saja aku percaya sama oshi aku. Karena kita berdua taruhan hidup, meskipun sedikit tidak yakin.

 

"Tapi, di satu sisi aku merasa lebih lega! Karena situasi udah paling buruk, gak mungkin jadi lebih buruk lagi! Dari sini cuma bisa naik!"

 

"Eh... Mungkin ada benarnya juga..."

 

"Kalau udah kayak gini, gak ada gunanya pesimis! Kalau mikir 'udah ah, gak bisa lagi...' nanti yang bisa dilakuin aja jadi gak bisa. Jadi, kita harus tetap positif dan berjuang!"

 

Ai-chan berusaha keras untuk tetap semangat.

 

Dan, tiba-tiba ada panggilan masuk. Sepertinya dari smartphone dia.

 

"Eh, hmm...? Ahh, dari tempat kerja paruh waktu!"

 

Wajahnya langsung pucat, dan Ai-chan buru-buru menjawab telepon.

 

"Ma-manager! Maaf saya telat tanpa kabar! Hari ini, banyak kekacauan jadi saya lupa... eh, bukan, saya sudah berusaha tapi tidak bisa datang! Saya langsung ke sana sekarang! Eh...? Tidak usah datang lagi mulai hari ini...? Ah, jangan kumohon! Tunggu, Manager! Saya akan kerja keras dari sekarang-------!"

 

Dengan suara ceria, teleponnya tiba-tiba diputus.

 

"Eh, Ai-chan...? Ada apa...?"

 

"..........Kerja paruh waktu.......... aku dipecat.........."

 

Dengan suara yang hampir mati, Ai-chan menjawab pertanyaan hati-hati dariku.

 

"Aku terlalu fokus sama masalah di agensi sampai... lupa sama kerja paruh waktu..."

 

Wah, gawat... Karena tidak masuk tanpa kabar, jadi dipecat...

 

"Dipecat dua kali dalam sehari itu... cuma bisa menerima nasib aja..."

 

"Ai-chaaaaan! Tetap semangat!"

 

Sambil mencoba kuat, Ai-chan hampir jatuh dan aku langsung menangkap tubuhnya. Kalau sampai dia cedera, bisa gawat.

 

"Uhh, situasi yang lebih buruk dari terburuk... Tapi... ini bukan waktunya buat down. Aku harus cepat cari kerja paruh waktu baru... Tapi, kalau sibuk, kerjaan seiyuu jadi..."

 

Bagi Ai-chan, ini adalah saatnya untuk benar-benar berusaha keras. Dia pasti gak mau diganggu dengan hal lain.

 

"Eh, sebelum itu... Aku harus cari tempat tinggal baru dulu! Aku nanti diusir dari asrama..."

 

"Eh, asrama...? Ai-chan tinggal sendiri...?"

 

"Ya...Aku bersekolah di sini walaupun orang tuaku menentang aku jadi seiyuu... Hanya ada studio di pusat kota..."

 

Jadi begitu……. Sulitkah menjadi pengisi suara jika tinggal di pedesaan?

 

"Sekarang aku tinggal di asrama tempatku kerja... tapi karena dipecat, jadi harus cepet keluar... Gimana ini...! Aku nggak punya tabungan, kalo minta bantuan ke orang tua pasti langsung disuruh pulang... hhhh..."

 

Dalam konflik yang mendalam, Ai-chan benar-benar memegang kepalanya.

 

Masih ada tiga bulan lagi dia harus memainkan peran utama atau heroine, tapi sekarang dia tidak punya gambaran hidup. Kejar mimpi tapi kenyataannya terlalu berat.

 

Tapi... meskipun begitu, aku tidak mau dia pensiun. Aku tidak peduli kalo ini juga berarti leherku taruhannya, aku hanya tidak mau dia menyerah. Karena aku adalah fansnya yang murni...

 

Dari pemikiran itu, sebuah usulan terlontar dari mulutku.

 

"Eh... kalo kamu mau, gimana kalo tinggal di rumahku...?"

 

"Eh...?"

 

Ai-chan menatap dengan wajah bingung. Beberapa detik kemudian, dia bertanya pelan.

 

"Rumah... kamu maksudnya rumahnya Souta-kun...?"

 

"Iya. Jadi, kamu bisa fokus ke pekerjaan seiyuu tanpa harus mikirin masalah hidup. ...Ah! Tentu saja, aku nggak mengundang kamu dengan alasan yang aneh-aneh ya!?"

 

Karena khawatir akan terjadi kesalahpahaman, aku buru-buru menambahkan.

 

"Aku cuma pengen bantu Ai-chan sebisaku! Jadi meskipun kita berdua, aku nggak akan melakukan apapun! Aku itu fans sekaligus manajermu! Jadi, percayalah! Aku pasti gak akan macam-macam!"

 

"Ah, iya... Paham..."

 

...Sepertinya, semakin aku coba menjelaskan, semakin kelihatan mencurigakan...

 

Mengajak wanita tinggal bersama dalam situasi seperti ini, mungkin memang tidak pantas... Dari sudut pandang dia, mungkin menakutkan. Aku merasa bersalah.

 

Baiklah, aku harus minta maaf sekarang juga... saat itu aku berpikir. Tapi kemudian, dia berkata.

 

"Kalau begitu...  Aku terima tawaranmu! Biarkan aku menginap di rumah Souta-kun!"

 

"Eh!?"

 

Aku terkejut dengan jawaban yang tidak terduga.

 

"Eh... tunggu, serius!? Kamu beneran!?"

 

"Iya. Aku gak punya tempat lain buat pergi... Jadi, kalo kamu mau menampung aku, aku jadi sangat terbantu..."

 

"Ah, ya... meskipun aku yang nawarin, tapi ini rumah laki-laki yang baru pertama kali ketemu loh?"

 

Sejujurnya, aku merasa terhormat karena dimintai tolong. Dan, idolaku datang ke rumah itu seperti mimpi yang jadi kenyataan.

 

Tapi kalau dia langsung setuju, aku jadi khawatir. Terutama tentang kesadaran bahayanya dia.

 

"Dan di rumah sekarang cuman ada aku sendiri... kamu nggaka khawatir?"

 

"Iya. Kalo itu masalahnya, aku sama sekali gak khawatir kok?"

 

"Eh...?"

 

"Karena, fansku pasti gak akan melakukan hal buruk ke aku!"

 

...Eh?

 

"Souta-kun adalah fansku kan? Kalo gitu, aku aman! Aku percaya sama Souta-kun!"

 

Fans aku, orang baik! Dia berkata dengan mata yang sangat tulus, seolah di dunia ini tidak ada kebohongan, pencurian, atau penggelapan pajak.

 

Eh... ini... dia serius!?

 

"Jadi, aku aman! Kalo Souta-kun ga keberatan, boleh gak aku tinggal buat sementara...?"

 

"Ya, ya... kalo Ai-chan oke, aku juga menerima kok..."

 

"Beneran!? Makasiih! Kau udah nyelametin hidup aku dua kali, Souta-kun penyelamatku──!"

 

Air mata memenuhi mata Ai-chan, dan ia berulang kali menundukkan kepalanya.

 

"Ah, gak usah khawatir. Aku juga seneng bisa bareng Ai-chan."

 

Tidak pernah terbayangkan bahwa idolaku ini se-murni ini. Ai-chan memang seperti malaikat...

 

 

Namun... ini adalah tanggung jawab yang besar. Jika aku kalah oleh hasrat terhadap idolaku dan melakukan sesuatu yang tidak sepatutnya, itu akan mengkhianati kepercayaan para fans yang murni terhadapnya.

 

Harus berusaha untuk tidak terlalu terbawa suasana...

 

"Jadi, buat sementara... Aku bakal bawa kamu ke rumahku. Tempatnya gak terlalu istimewa..."

 

"Ah, terima kasih!"

 

Dan begitu, aku berjalan bersama seiyuu idolaku menuju rumahku.

 

 

Wah... ini... ini luar biasa!

 

"Jadi... aku akan masuk...!"

 

"Y-ya! Silakan gak usah sungkan!"

 

Seiyuu idolaku datang ke rumahku... Seiyuu idolaku datang ke rumahku!

 

Bersama seiyuu yang sangat ku sukai. Fantasi yang biasa aku bayangkan, kini menjadi kenyataan...

 

"Aahh...! Rumah Souta-kun, tiga lantai. Luas ya!"

 

"Nggak, nggak! Gak ada apa-apanya! Ini biasa banget!"

 

"Tapi, karena rumah orang tuaku itu apartemen. Cuma karena rumah ini udah bikin aku jadi iri!"

Sambil melihat-lihat sekeliling, Ai-chan terlihat sangat menggemaskan. Sungguh menggemaskan! Ai-chan yang terlihat sedikit senang saat melihat-lihat rumah sangat menggemaskan!

 

"Souta-kun... terima kasih banyak hari ini. Kamu nggak cuma ngelindungin aku dari Kisaragi-san, tapi juga ngasih tempat di rumahmu... Dan, aku seneng bisa ketemu sama fans pertama kalinya!"

 

"Ah...! Aku juga seneng bisa ketemu sama Ai-chan!"

 

Aku ingin mengucapkan terima kasih karena bisa menjadi dekat dengan idolaku.

 

"Meskipun banyak hal buruk terjadi hari ini, berkat Souta-kun, Aku merasa jadi lebih semangat...! Benar! Aku harus berlatih keras buat audisi!"

 

"Eh? Audisi?"

 

Ai-chan mengeluarkan tumpukan kertas dari tasnya.

 

"Oh. Ini, naskah buat audisi! ' Ore no mei-kko ga tsuyo-sa dake janaku, kawai-sa mo esuranku' karya novel yang diadaptasi jadi anime. Ini satu-satunya kesempatan yang Aku punya..."

 

"Oh begitu... Jadi, peran apa yang kamu ikutin kali ini?"

 

"Seorang penyihir pemula di tim pahlawan utama. Bukan peran utama sih, jadi walaupun lolos juga gak bakal mengubah kontrak... Tapi, aku mau berlatih dengan keras! Aku harus ningkatin kemampuan sedikit demi sedikit!"

 

 

Sulit membayangkan Ai-chan dengan suara yang sangat menggemaskan ini tidak lolos audisi, tapi tentu saja ada seiyuu berbakat lainnya. Untuk mengalahkan mereka, dia juga harus berusaha keras.

 

"Jadi, maaf tapi aku mau berlatih sebentar. Audisinya udah dekat."

 

Dia mengambil napas dalam-dalam, menatap naskah di tangannya. Lalu setelah jeda...

 

"Tolong... seseorang tolong aku────!"

 

Dia mulai membaca dialognya.

 

"Tidak... tidak! Aku tidak ingin mati! Aku masih tidak bisa dimakan!"

 

"......waaahh... waaahh...!"

 

Setelah lama tidak mendengarnya, suara peran baru itu terdengar. Bagi seorang penggemar, suaranya lebih berharga daripada permata.

 

"Berhenti, jangan datang...! Jangan datang ke sini...! Aku sudah bilang jangan datang!"

 

Mungkin, karakter yang dia perankan sedang diserang oleh musuh. Dialog yang penuh kekuatan dan serius. Ini berbeda dari Kana-chan atau peran-peran figuran lainnya, ini adalah tipe karakter yang pertama kali dia perankan.

 

"Ah... Aku akan mati... Semuanya akan berakhir di sini... Untuk apa aku dilahirkan...? Bahkan itu pun, aku tidak tahu..."

 

Mendengar suara Ai-chan ini, membuatku berpikir lagi. Suaranya luar biasa. Selain suara yang menggemaskan, dia juga bisa melakukan akting yang berbeda untuk setiap karakter.

 

Pada dasarnya, aku hanya seorang amatir. Tapi sebagai penggemar, aku yakin bisa mengatakan dengan yakin. Dia memiliki sesuatu yang berkilau. Meskipun sekarang dia masih tidak dikenal, suatu hari nanti dia akan berada di posisi yang lebih tinggi.

 

Aku benar-benar ingin memproduksi Ai-chan dengan baik. Aku merasa tidak yakin apakah saya bisa melakukan pekerjaan manajer, tapi sekarang, keinginan untuk mendukungnya lebih kuat.

 

"Huff... Kayaknya itu dulu..."

 

Setelah membaca satu dialog, Ai-chan menatap naskahnya dengan serius. Mungkin dia sedang memikirkan tentang apa yang baru saja dia baca. Aku memberinya tepuk tangan.

 

"Ai-chan, kamu memang hebat! Bagus! Dialog tadi bagus banget!"

 

"Beneran...? Terima kasih..."

 

Berbeda dengan kegembiraanku, Ai-chan terlihat agak dingin.

 

"Ai-chan...? Apa kamu gak puas sama aktingmu tadi?"

 

"Ya... Aku pengen nampilin lebih banyak ketegangan... Suara yang bikin orang yang denger juga merasa takut, suara yang penuh ketakutan... Ah, mungkin ini susah... Mungkin suaraku gak cocok buat akting kayak gitu... Dan mungkin, kemampuanku juga belum cukup..."

Ai-chan tampak murung.

 

"Aku selalu nggak yakin sama aktingku... Semakin aku berlatih, semakin aku ngerasa nggak yakin. Aku harus dapetin peran utama, tapi aku bahkan nggak yakin bisa lolos audisi buat peran ini..."

 

"Gak mungkin...! Ai-chan pasti bisa!"

 

Aku menjawab dengan emosional.

 

"Aku yakin kamu bisa! Audisi seperti itu pasti mudah buat kamu!"

 

"Ahaha... Terima kasih. Ini pertama kali aku dapet dukungan kayak gini, jadi walaupun itu cuma basa-basi, aku seneng kok."

 

"Ini bukan basa-basi! Dari semua seiyuu, aku paling suka sama akting Ai-chan!"

 

Aku berbicara dengan penuh semangat tentang perasaanku padanya.

 

"Eh...? Beneran...? Kamu beneran berpikir aktingku bagus...?"

 

"Iyalah! Dari peran Kana, dengan suara tinggi dan gemesin yang merangsang keinginan buat ngelindungin dari orang jahat... Kalo kamu nonjolin pesona itu, orang lain selain aku juga pasti bisa ngeliat kebaikan Ai-chan. Bahkan mungkin kamu bisa dapet Penghargaan Aktris Utama di Penghargaan Seiyuu Populer."

 

"....!"

 

Penghargaan Seiyuu Populer adalah acara di mana seiyuu terbaik tahun itu dipilih melalui voting oleh penggemar, dan diberi penghargaan seperti Aktris Utama atau Seiyuu Baru Terbaik. Terpilih di salah satu kategori tersebut sangat terhormat bagi seiyuu.

 

Aku tahu dari percakapan antara Kisaragi dan dia sebelumnya bahwa Ai-chan mengincar hal itu. Dan menurutku itu bukan mimpi jika itu Ai-chan. Lagipula, aku menyukai suara Ai-chan yang kekanak-kanakan namun tidak menarik serta aktingnya yang lucu, dan aku menjadi penggemar beratnya.

 

"S-Souta-kun...! Terima kasih..."

 

“Tapi itu benar… Lagipula, suara yang terlalu serius itu kayaknya gak cocok.”

 

"Eh……?"

 

Ekspresi Ai-chan menjadi mendung sejenak.

 

"Gapapa kalo memainkan karakter seperti itu sih, tapi kupikir kamu harusnya gak maksain suara kamu, tapi nonjolin kelebihan Ai-chan! Itu pasti bikin orang ngerasa lebih terpesona!"

 

"Kelebihan aku…?"

 

"Kamu bisa nunjukin kemampuanmu lebih baik kalo kamu bertarung dengan suara aslimu! Bahkan kalo itu gagal dalam audisi, berarti peran itu gak cocok buat Ai-chan! Kalo kamu dapet peran seperti itu, kamu jadi kesulitan nanti!"

 

".........!"

 

"Jadi, kupikir Ai-chan harus manfaatin kelebihannya dan berjuang! Sebagai penggemar, aku pengen nikmatin suara sama akting Ai-chan sepenuhnya!"

 

Aku berbicara dengan cepat, khas otaku, dan menyampaikan semua itu sekaligus.

 

Segera setelah itu, aku berpikir, "Ah, ini buruk. Mungkin dia merasa tidak nyaman…" dan aku menatap wajahnya dengan seksama.

 

Namun, Ai-chan tiba-tiba tersenyum.

 

"…Mungkin, yang Souta-kun bilang itu benar."

 

"Ai-chan…?"

 

"Kalo aku kehilangan kelebihanku, aku gak akan bisa berakting dengan baik… Aku mengerti! Aku akan pikirin pendapat Souta-kun!"

 

Oh, oh…! Serius…!? Seiyuu yang kudukung mengatakan bahwa dia akan mempertimbangkan pendapat ku…! Ini gila, aku sangat senang! Apakah aku akan mati hari ini!?

 

"Souta-kun, berkat kamu, aku ngerasa seperti jalanku sudah kebuka sedikit! Emang sih, seperti yang diomongin Kisaragi-san, Kamu emang beneran bisa diandalkan sebagai manajer!"

 

"Ah, terima kasih banyak! Aku merasa terhormat!"

 

"Kamu berlebihan banget. Ah, itu benar! Sebagai fan service, aku harus ngasih sesuatu sebagai tanda terima kasih."

 

Fan service, katamu…!? Betapa manisnya bunyi itu…!

"Souta-kun mau aku ngapain……? Apa ada sesuatu yang pengen kamu minta?"

 

"Eh……? Kamu mau ngelakuin apa yang aku minta…?"

 

Tentu saja, seperti tidur bersama tanpa busana…

 

"Ahh! Tapi, hal-hal seksual itu gak boleh! Itu memalukan…!"

 

"Aku, aku mengerti! Aku nggak mikirin hal kayak gitu kok!"

 

Kalau sebenarnya aku tidur bersama tanpa busana, itu bisa mengkhianati seiyuu yang aku dukung secara murni…!

 

"Dari awal, fan service terbaik bagiku itu melihat Ai-chan berhasil sebagai seiyuu. Jadi, daripada melayani penggemar, mending fokus sama pertumbuhan kamu."

 

"Souta-kun…! Aku akan berusaha keras juga demi Souta-kun!"

 

Dia menggenggam tangannya erat, meneguhkan kembali tekadnya. Tapi… aku juga ingin tidur bersama tanpa busana.

 

"Ah, iya! Bolehkah aku minta sesuatu juga?"

 

"Eh…? Apa itu?"

 

"Bisa nggak berhenti make bahasa hormat ke aku? Kita kan seumuran, aku gak mau ngerasa ada jarak antara kita!"

 

Ah, aku mengerti… Meskipun merasa tidak pantas menggunakan bahasa informal dengan orang yang aku dukung, jika dia yang meminta, aku akan berhati-hati.

 

"Ya… aku mengerti—ah, aku paham… Mulai sekarang, aku akan mencoba lebih sadar sama hal itu."

 

"Sip! Jadi, sekali lagi—Souta, ayo kita bekerja sama dengan baik! Sebagai manajer, tolong ajari aku banyak hal!"

 

"Ya! Ai-chan! Aku nggak punya pengalaman, tapi aku akan berusaha keras!"

 

Kami berjabat tangan dengan erat. Dengan demikian, secara resmi aku menjadi partnernya.


Post a Comment

0 Comments

Tidak boleh adanya spoiler, hormati user lainya. Gunakan komentar dengan bijak sebagai tempat berdiskusi.

Post a Comment (0)
Our website uses cookies to enhance your experience. Learn More
Accept !