Prolog
2025 Juni
Di dalam aula acara di gedung pameran internasional,
keriuhan mencapai puncaknya.
"Semuanyaaa! Semangat!?"
"Yooooooooooooooooooooooooooo!"
Ratusan penonton bersorak menanggapi pertanyaan Aizaki
Yuka, sang idola yang akrab disapa Ai-chan, yang berdiri di tengah panggung.
Hari ini adalah acara peringatan perilisan season kedua
anime "Kimi to Mita Sora", di mana Ai-chan berperan sebagai karakter
utama. Bagi semua penonton yang hadir, Ai-chan adalah sosok yang diidolakan.
Dia adalah pengisi suara ternama yang saat ini membintangi banyak anime dan
selalu diundang di berbagai acara. Bahkan CD yang dia rilis selalu menduduki
posisi puncak penjualan bulanan. Tak heran, Ai-chan adalah idola bagi banyak
orang.
Di atas panggung, memang ada pengisi suara populer
lainnya, tapi teriakan untuk Ai-chan selalu yang paling keras.
Dan dari balik panggung, aku, Shido Souta, sang manager Ai-chan,
memperhatikannya dengan penuh kekaguman.
"Oke, saatnya acara utama hari ini! Yuk, kita tonton
video spesialnya! Dan… ini dia! Preview season kedua 'Kimizora'!"
"Yeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeee!"
Penonton kembali bergemuruh mendengar pengumuman Ai-chan
yang menggembirakan.
"Tapi, bukan hanya ditayangkan begitu saja lho!
Kita, para pemeran utama yang ada di sini, akan melakukan sulih suara secara
langsung! Semuanyaaa, yuk semangat bareng-bareng!"
Ajakan Ai-chan disambut antusias oleh para pengisi suara
lain.
"Haha! Aku gak akan kalah! Hari ini semua fans Ai-chan
di sini akan aku rebut!"
"Hahaha. Nene-chan, gak mungkin. Fans aku semuanya
udah terlatih. Mereka gak bakal ngelirik yang lain selain aku."
"Uu… aku… khawatir … bisa gak ya....?"
"Rinrin, kalem aja! Gak usah khawatir! Cuma latihan
biasa kok… eh, tapi Rinrin selalu banyak retake ya?"
"Ai-chan jahaaat!"
Tawa penonton pecah mendengar percakapan lucu para seiyuu.
Suasana di aula semakin meriah. Dan tepat di momen itu, Ai-chan
dengan penuh percaya diri mengumumkan.
"Baiklah, kalo gitu… ayo kita mulai! Voice over
langsung, dimulaaaaai!"
※
Beberapa jam kemudian
Acara "Kimizora" berakhir dengan sukses besar.
Setelah menyelesaikan semua beres-beres, aku menunggu Ai-chan di ruang ganti.
Tak lama kemudian, pintu terbuka.
"Eh, Manager! Ada di sini!?"
Ai-chan melompat ke dalam ruangan dengan senyum puas
setelah menyelesaikan tugasnya. Dia langsung memelukku erat.
"Manager, hari ini capek banget! Huuh, aku tadi gugup
banget tadi!"
"Semangat, Ai-chan. Penampilan kamu di stage tadi
keren lho. Ngomong-ngomong, public recordingnya juga lancar, semua penonton
pada puas."
"Serius!? Beneran!? Baguslah kalo gitu. Tapi semua
itu karena Manager. Berkat saran-saran Manager soal persiapan, arahan, dan
segala macamnya, kita jadi bisa tampil maksimal."
"Ah, aku nggak ngapa-ngapain kok. Semuanya bisa
berjalan lancar itu karena kerja keras kamu, Ai-chan sebagai cast. Kamu boleh
bangga sama diri kamu sendiri."
"Hmm, gitu ya...? Hehe... kalo dibilang gitu, aku
jadi malu..."
Wajah Ai-chan memerah dan dia tersipu malu. Melihat
tingkahnya yang begitu imut, aku pun berkata, "Kerja bagus" dan mengelus
kepalanya dengan lembut. Tiba-tiba, dia mendekatkan wajahnya ke telingaku.
“Anu... boleh gak aku minta hadiah? Kan aku udah kerja
keras."
"Hadiah...?"
"Iya. Boleh kan? Boleh ya, Manager."
Sambil memejamkan mata, Ai-chan sedikit menonjolkan
bibirnya.
Melihat tingkahnya, aku
langsung paham apa yang Ai-chan inginkan. Dia pun menyentuh bahunya dengan
lembut dan mencium bibirnya dengan pelan.
"Hmm... hehe... terima kasih ya, Manag—ah, maksudku,
Souta...♪"
Walaupun masih malu-malu, Ai-chan tersenyum lebar saat
melihatku.
Tidak, aku harusnya bilang Yuka. Saat ini, aku ingin
memperlakukannya bukan sebagai seorang seiyuu, melainkan sebagai seorang
wanita.
"Nee, Yuka... hadiahnya pasti gak cukup kan?"
"Eh...?"
Pertanyaanku yang tiba-tiba membuat Yuka kebingungan.
"Sebenarnya, hari ini aku udah nyiapin satu hadiah
lagi. Hadiah dari aku buat kamu, Yuka, sebagai ucapan terima kasih atas kerja
keras kamu..."
"Seriusan!? Wah, keren! Hadiah apa!?"
Mata Yuka berbinar-binar penuh rasa penasaran. Di hadapannya,
aku tiba-tiba berlutut di atas satu kakinya.
"Eh... t-tunggu dulu, Souta...? Kamu mau ngapain...?!"
Perilaku aku yang tiba-tiba ini membuatnya terkejut dan
panik.
"Yuka... acara hari ini bener-bener bikin capek.
Sebagai bentuk penghargaanku atas kerja keras kamu, aku mau memberikan
ini..."
Tetap dalam posisi berlutut, aku mengeluarkan kotak kecil
dari sakunya. Aku membuka kotak itu dan menunjukkannya kepada Yuka.
Di dalam kotak itu terdapat sebuah cincin. Cincin berlian
yang indah.
" Yuka... tolong terima ini. Ini adalah perwujudan
perasaanku..."
"A-apa...!? B-beneran...?!"
Yuka menatap wajahku dengan tatapan penuh pertanyaan,
seolah ingin memastikan sesuatu.
Melihat tatapannya, aku mengangguk.
"Aizaki Yuka... maukah kamu menikah denganku?"
Dengan cincin di tangannya, aku menundukkan kepalaku. Ini
adalah lamaran pernikahan yang sesungguhnya.
Sejak awal, aku berencana untuk melamar Yuka setelah
acara hari ini sukses. Dan hari ini adalah saat yang tepat untuk mewujudkan
rencananya.
"...."
Dia terdiam sejenak.
"......Yuka......?"
Aku mulai khawatir dan tanpa sadar mengangkat wajahku.
Dan di sana dia - menangis.
"Yu-Yuka......!?!"
Kenapa?! Apa dia sebegitu bencinya sama lamaranku sampai
menangis?!
Berpikir begitu, aku langsung berdiri, bingung apa yang
harus dilakukan. Tapi kemudian, Yuka memelukku lagi.
"Souta......Terima kasih......! Aku juga suka......!
Aku sangat mencintai Souta......!"
"Yu-Yuka......! Kalo begitu──"
"Y-ya......ayo kita menikah......?"
Perkataannya itu mengisi hatiku dengan kebahagiaan yang
tak terkira. Saking senangnya, aku hampir berteriak.
"Nee, Souta... Kamu mau gak makein cincin nya ke
aku?”
"Eh, a-iya! Boleh! Sini, tangan kirinya..."
"Hmm... Terima kasih. Tolong ya...?"
Dengan lembut, aku menyentuh tangan kiri yang terulur
itu. Lalu, perlahan aku memasangkan cincin pertunangan di jari manisnya. Momen
terpenting dalam hidup kami, kami rasakan bersama.
Ah... akhirnya aku bisa bersatu dengan dia...
Teringat kembali semua yang telah kami lalui bersama.
Saat pertama kali bertemu dengannya, saat dia masih menjadi seiyuu baru, hingga
kami berdua tumbuh dan berkembang bersama. Banyak rintangan yang kami hadapi,
tapi kami selalu saling menguatkan.
Mungkin karena kami telah melewati masa-masa sulit
bersama, Aku dan Ai-chan - seiyuu yang dulu aku kagumi dan cintai sejak lama -
bisa saling jatuh cinta.
Tanpa sadar, aku terus mengenang masa lalu kami berdua,
saat aku memasangkan cincin di jari Ai-chan.
Tidak boleh adanya spoiler, hormati user lainya. Gunakan komentar dengan bijak sebagai tempat berdiskusi.