Ninki Seiyuuto Ichaicha Shite Kekkon Suru Rabu Kome bab 3

Ndrii
0

 Bab 3

Mendorong peningkatan dengan sendirinya



Setelah sekolah selesai dan pekerjaan paruh waktu.

 

Aku keluar sendirian dari kantor dan berjalan pulang ke rumah sambil menelpon Ai-chan.

 

"...Gak diangkat."

 

Sudah tiga hari sejak audisi, namun aku masih belum bisa berbaikan dengannya. Masalahnya, Ai-chan tampaknya belum bisa pulih sepenuhnya, dia mengurung diri di kamar dan tidak ada kesempatan untuk berbicara.

 

Aku hanya bisa memberikan dorongan yang tidak bertanggung jawab dan tidak bisa menjadi kekuatan untuknya, aku ingin minta maaf...

 

Pasti dia masih merasa down. Mungkin, kesalahan besar kali ini telah membuat hatinya hancur. Dia mungkin kehilangan semangat untuk berlatih, atau bahkan ingin berhenti menjadi seorang pengisi suara...

 

"Gak gak! Aku gak bakal pernah ngizinin itu!"

 

Jika Ai-chan berhenti menjadi pengisi suara, aku tidak akan bisa lagi menikmati suara manisnya! Aku sangat menantikan saat Ai-chan memerankan karakter baru—bahkan karakter utama!

Lagipula, jika Ai-chan menyerah pada mimpinya... pada saat yang sama, aku juga akan dipecat dari pekerjaanku.

 

Itu akan sangat buruk... benar-benar buruk...! Kalau aku kehilangan pendapatan sekarang, aku bahkan tidak akan bisa membeli makanan. Belum lagi, aku juga tidak akan bisa membayar uang sekolah. Meninggalkan sekolah menengah atas adalah sesuatu yang sangat aku takutkan...! Jika itu terjadi, aku tidak yakin apakah aku bisa berintegrasi dengan masyarakat dengan baik...

 

Pokoknya... aku harus memastikan untuk memberinya semangat agar dia tidak kehilangan motivasi.

 

Untuk itu, aku ingin segera berbicara dengannya. Dan, aku juga memiliki berita yang ingin aku sampaikan...

 

Sambil berpikir demikian, aku tiba di depan rumah. Dengan sedikit ragu, aku membuka pintu dan berjalan di koridor. Kemudian—suara keras terdengar di telingaku.

 

"Orang yang ngaku jadi tuan rumah ini, mungkin ada di antara kalian yang mengenalnya—!"

 

Itu adalah suara Ai-chan. Suara manis yang merdu seperti gadis pada umumnya.

 

"Dari Edo, jika kalian pergi sejauh dua puluh ri ke arah utara, kalian akan melewati kota kecil Odawara yang terkenal dengan satu warnanya—"

 

Rupanya, dia sedang melakukan latihan pengucapan. Dia sedang membaca "Penjual Uiro", sebuah metode latihan terkenal.

 

Sambil mendengarkan suaranya, aku berjalan menuju ruang tamu, tempat dia harusnya berada.

 

Dan saat aku melihat Ai-chan. Pada saat yang sama, dia juga menyadariku.

 

"Jika kalian naik ke kota Aomonocho—Eh! Souta, kamu udah pulang!?"

 

"Ah, ya... Aku pulang, Ai-chan....Kamu lagi berlatih keras ya...?"

 

"Uh, iya... Terima kasih..."

 

Ai-chan terlihat canggung dan mengalihkan pandangannya, tapi sepertinya dia tidak kehilangan motivasinya.

 

Tidak... Malah lebih dari itu, dia sudah bangkit kembali.

 

"Aku nggak bisa duduk diam doang... Aku pengen berusaha keras dalam hal apapun..."

 

"Eh...?"

 

"Aku gak mau mengulangi kesalahan kayak audisi kemarin lagi... Aku pengen berusaha lebih keras biar gak salah lagi waktu membaca dialog panjang..."

 

Itu adalah pemikiran yang luar biasa. Dalam tiga hari ini, dia pasti telah memikirkan banyak hal. Merasa khawatirkuku tidak terjadi, aku menghela napas lega.

 

Kemudian... secara tiba-tiba Ai-chan berkata.

 

 

"Kok tiba-tiba minta maaf terus nundukin kepala gitu, Ai-chan. Eh, apa? Ada apa...!?"

 

"Waktu pulang dari audisi... aku bilang sesuatu yang egois banget... Walaupun kau udah ngehibur, aku malah ngomong jangan ikuti aku, maaf! Kupikir aku udah mengkhianati penggemar, itu hal terburuk!"

 

"Nggak, aku... aku gak merasa dikhianati kok..."

 

"Tapi... kenyataannya aku udah nyusahin kamu, kan...?"

 

Memang, aku telah khawatir sejak saat itu. Sekarang dia sudah pulih, aku merasa lega...

 

"Karena kesalahan itu, aku jadi down sama malu, aku gak bisa nyusun perasaanku, sama aku juga gak minta maaf... Tapi, setelah dipikir-pikir, jelas kalo itu salahku. Jadi, aku beneran minta maaf!"

 

"Ai-chan...!"

 

"Aku, biar Souta gak dipecat, di audisi berikutnya, aku pasti benerin keadaan! Jadi... aku seneng kalo kamu bisa maafin aku..."

 

Setelah menundukkan kepalanya, dia melirik ke sini dengan cemas. Matanya berkilauan indah.

 

Mendengar kata-katanya, aku merasa lega. Sepertinya kami bisa berbaikan.

 

Namun, aku tidak bisa langsung mengatakan "Aku tidak marah".

 

Karena ada hal lain yang harus kukatakan.

"Nee, Ai-chan... Ada satu kesalahpahaman, tau?"

 

"Eh...?"

 

"Ai-chan... kamu lulus audisi kali ini lho."

 

"Eh...?"

 

Mata Ai-chan terbelalak kaget.

 

"Yah, jadi... kamu lulus audisi. Peran sebagai Akiyama Rika. Selamat."

 

"Eh...? ...Eh? Eeeeeeeeeeeeeh!?"

 

Dia berteriak keras sampai aku khawatir akan mengganggu tetangga.

 

"Eh, bohong!? Aku gak gagal!? Bukannya itu udah pasti gagal ya!?"

 

"Nggak, aku gak pernah ngomong gitu... Hasilnya, hari ini ada telepon ke kantor. Mereka pengen Ai-chan buat peran Rika."

 

"Tapi, kenapa!? Aku gak ngerti! Padahal aku salah ucap lho!? Aku aturan bilang 'Fruits Ponchi’!? Aku malah mengucapkan ‘Pisang’ saat audisi!?"

 

"Tenang, tenang! Jangan sering-sering make kata itu! Itu kata yang gak boleh diucapin sama gadis!"

 

Secara pribadi, kata-kata erotis yang diucapkan oleh idol favoritku, itu hanya layanan saja.

 

"Tapi, kenapa aku bisa lulus!? Aku beneran nggak bisa nerima ini!"

 

"Ah, aku juga udah denger alasannya"

 

Menurut sutradara yang memutuskan lulus, suara Ai-chan sangat cocok dengan gambaran yang diinginkan. Aktingnya yang menggemaskan juga dinilai menarik, dan dianggap cocok untuk peran tersebut. Memang dia membuat kesalahan saat penampilan, tapi tampaknya ketidakberpengalamanannya sebagai pendatang baru malah berpengaruh positif. Dalam arti itu, mungkin saja kesalahan ucapannya saat itu malah menjadi hal yang baik.

 

"Ah, begituu... Jadi begitu..."

 

Ai-chan tampaknya telah menenangkan diri setelah memahami poinnya.

 

"Kalo kesalahan itu, jujur agak rumit sih... Tapi, kalo suara sama aktingku benar-benar dinilai, itu fakta...?"

 

"Iya, itu sesuatu yang bisa kamu banggain. Kamu bener-bener menang sama kemampuanmu sendiri!"

 

Tentu saja Ai-chan. Kamu adalah favoritku! Aku percaya padamu!

 

"Yay... Aku berhasil! Aku berhasil lolos audisi setelah dua belas kali nyoba...! Sekarang aku dipanggil buat melakukan dubbing tiap minggu...! Nggak ada yang lebih bikin aku bahagia dari ini!"

 

"Tujuan utamaku itu sebenarnya dapetin peran utama atau heroine, tapi kupikir ini udah langkah besar. Aku pasti sudah mendekati tujuanku!"

 

"Iya! Kalo udah gini, aku pasti bakal dapet peran utama juga! Dan udah pasti, aku bakal nyelesaiin kerjaan ini dengan semua kemampuanku!"

 

Dengan kesuksesan ini, semangat Ai-chan meningkat. Sebagai manajernya, ini adalah kabar yang menggembirakan.

 

"Ngomong-ngomong, tentang karya itu, kayaknya peran utamanya Natsumi sama peran semi-utamanya Segawa Mio... Siapa yang dapetin kedua peran itu? Hasilnya udah keluar, kan?"

 

"Oh, ya, aku dengar. Peran Natsumi diperanin sama 'Ezaki Nene', dan peran Segawa Mio sama 'Yumeno Rin', kalo gak salah."

 

Ezaki Nene dikenal di kalangan penggemar sebagai "Nene-chan", seorang aktris suara muda yang belakangan ini menjadi pembicaraan. Sejauh ini, sepengetahuanku, dia belum muncul di media, tapi dia sudah berperan dalam berbagai karya, terutama komedi romantis seperti " Okute Kanojo no Karikoi Seikatsu " dan “Renai Sharing ".

 

Di sisi lain, Yumeno Rin, yang dikenal dengan nama panggilan "Rinrin", tampaknya adalah seorang aktris suara yang benar-benar baru. Dia hanya memiliki satu karya, debutnya "Checkmate!", tapi namanya sudah tersebar luas di kalangan penggemar suara yang inti.

 

Keduanya bukanlah aktris suara yang aku dukung sebanyak AI-chan, tapi aku juga sangat menyukai mereka.

Maksudku, jika aku pergi ke lokasi bersama Ai-chan, aku juga bisa bertemu dengan mereka...!?

 

Wow, serius!? Aku bisa bertemu dengan orang lain yang aku dukung di industri suara yang sempit ini! Hore!

 

"Karya ini, kayaknya cuma kita yang muncul... Jadi, mungkin aku melakukan rekaman cuma sama tiga orang ini... Mereka berdua lebih populer dari aku... Uh... Aku agak gugup..."

 

"Kamu gak usah khawatir! Lagian, kalo mereka lebih populer, kita bisa belajar banyak dari mereka, kan? Ini kesempatan yang baik, kita harus manfaatin buat belajar!"

 

"Bener juga...! Aku harus berusaha keras dengan semangat!"

 

Dengan kata-kata tersebut, AI-chan kembali termotivasi. Namun, pada saat itu, kami belum pernah membayangkan.

 

Bahwa dua pemeran utama selain Ai-chan, adalah orang-orang seperti itu....

 

 

Dan kemudian, hari pertama rekaman tiba.

 

Rekaman hari itu dijadwalkan dimulai malam hari. Karena aku libur dari pekerjaan paruh waktu di kantor hari ini, aku langsung menuju studio setelah sekolah selesai.

 

Masih ada waktu sebelum pertunjukan dimulai, tapi aku yakin AI-chan akan segera datang. Dengan pemikiran tersebut, aku pergi ke lobi untuk menunggu sebentar. Lalu...

 

"Woww...!?"

Di sana, sudah ada seorang wanita yang duduk.

 

Seorang gadis dengan rambut hitam panjang yang indah. Dengan mata yang tampak lembut dan bibir yang penuh, dia memiliki wajah yang elegan dan dewasa, serta tubuh yang sempurna. Dia memiliki aura yang jika dia dikatakan sebagai model, aku akan langsung percaya.

 

Dia orang yang sangat cantik...! Seorang wanita yang begitu buruk bagi hatiku sehingga aku tiba-tiba harus menemuinya. Tapi karena dia ada di sini, apakah dia salah satu pengisi suara yang muncul di Momoiro LIPS?

 

Tidak, tunggu dulu...? Entah kenapa, aku merasa pernah melihat orang ini sebelumnya...?

 

"──Ah"

 

Ketika aku menatapnya dan berhenti, tampaknya dia juga menyadari keberadaanku.

 

"Eh... gak mungkin...? Souta-kun...!?"

 

"Eh...!?"

 

Orang itu memanggil namaku. Kenapa orang ini tahu tentangku...?

 

"Aku terkejut... Kok bisa Souta-kun ada di sini...? Ini, studio rekaman lho?"

 

"Ah, um... Maaf. Sebenarnya Anda ini siapa──"

 

"Kamu gak tau...? Ah, itu masuk akal... Karena aku keliatan beda dari biasanya."

Dia segera mengobrak-abrik tasnya dan mengeluarkan kacamata yang terlihat sederhana. Dia kemudian memakainya dan menatapku.

 

Pada saat itu, aku merasa bulu kudukku berdiri.

 

"Apa...!? Nggak mungkin... Nene-san!?"

 

"Ya. Sudah lama ya? Souta-kun."

 

Orang yang ada di sana adalah wajah yang aku kenal. Anak pemilik toko buku "Tsubasa", Sasaki Nene-san.

 

"Ini beneran Nene-san...!? beda banget, jadi aku gak sadar...!"

 

"Hehe. Kayaknya, aku emang keliatan sangat berbeda tanpa kacamata, ya?"

 

"Iya... Aku juga gak nyangka bakal ketemu di tempat ini..."

 

Eh...? Tapi, kenapa Nene-san ada di studio ini...?

 

Saat aku berpikir demikian, sepertinya Nene-san menyadari pertanyaanku dan mulai berbicara.

 

"Um... Hari ini, aku lagi kerja. Aku mau melakukan rekaman sebentar lagi."

 

"Rekaman...? Mungkin... pekerjaan itu..."

 

"Ya... Sebenarnya, aku seorang seiyuu. Dengan nama Ezaki Nene..."

 

"Ezaki Nene... Serius!? "

 

Tidak mungkin...!? Nene-san adalah, Ezaki Nene, yang memerankan karakter utama, Mikusa Natusmi...!? Tidak, itu mustahil! Apakah aku sedang ditipu sekarang...!?

 

Tapi, dia tidak terlihat seperti berbohong, dan kalau tidak, tidak ada alasan baginya untuk berada di sini...

 

Jadi, itu adalah kebenaran yang tidak terbantahkan...!

 

Tidak mungkin... Bahwa pegawai toko buku yang akrab itu adalah "Nene-chan", seorang seiyuu populer...!

 

"Kenapa Souta-kun di sini? Kamu bukan rekan seprofesi, kan?"

 

"Ah, ya! Aku datang sebagai manajer. Belakangan ini, aku bekerja paruh waktu di agensi talenta. Jadinya, aku menjadi manajer seiyuu bernama Ai-chan."

 

"Aku mengerti... Jadi Souta-kun juga terlibat di pekerjaan yang berkaitan dengan seiyuu..."

 

Ini adalah kebetulan yang luar biasa. Seiyuu bukanlah profesi yang sangat umum, namun keduanya bekerja dalam bidang yang terkait dengan itu...

 

"Tapi, sejujurnya agak memalukan sih... Siapa sangka, rahasiaku terbongkar oleh Souta-kun."

 

"Kenapa... kenapa kamu nggak ngasih tau dari awal!? Jadi seiyuu itu luar biasa, kan! Harusnya kamu ngasih tau aku lebih awal..."

 

"Gak ada gunanya aku nyebarin juga. Lagian, ada keuntungan kalo nggak ngomong."

 

"Keuntungan...? Apa itu?"

 

"Contohnya... bisa denger Souta-kun memuji 'Ezaki Nene'?"

 

"Eh...?"

 

"Souta-kun, kamu udah ngomong tentang kelebihan Ezaki Nene, kan? Aku inget banget. 'Suara yang jernih dan seksi itu memiliki keunikan yang tidak bisa ditandingi oleh siapa pun!'"

 

"……Ah!"

 

Aku ingat, aku telah mengatakannya...! Saat aku pergi ke toko buku Nene-san sebelumnya...!

 

"Kamu bilang kamu suka banget sama suaraku. Itu bikin aku jadi seneng"

 

Wahhhh!? Apa yang aku lakukan!? Aku sudah berbicara tentang betapa imutnya suara Nene-chan di depan orangnya sendiri!

 

Wah, ini buruk! Malu sekali! Memuji idola langsung tidak masalah karena aku juga melakukannya dengan Ai-chan, tapi berbicara dengan semangat tanpa menyadari bahwa orangnya ada di depan mata itu tidak bisa! Karena itu terasa bodoh!

 

"Jangan malu kayak gitu dong. Berkatmu, aku jadi ngerasa semangat. Kalo ada orang yang memujiku seperti ini, aku harus berusaha lebih keras. Jadi, terima kasih, Souta-kun."

 

Nene-san—eh, Nene-chan tersenyum padaku. Yah, kalau dia senang, itu sudah cukup bagiku...

 

"Tapi, karena aku udah berterima kasih, aku harus ngasih sesuatu sebagai balasannya."

"Eh—wah!?"

 

Tiba-tiba, Nene-chan memelukku. Eh... eh? Kenapa? Apa yang dia lakukan...!?

 

"Sebagai terima kasih karena udah muji aku, hari ini kamu boleh ngelakuin apa aja yang kamu suka ke aku."

 

"Eeh!?"

 

"Aku kan seiyuu kesukaanmu, Souta-kun? Emang kamu gak mau ngelepas hasratmu?"

 

Sambil berkata demikian, Nene-chan sengaja menekan dadanya padaku.

 

Fuhhh! Fuhhhhhh!? Ya, lembut sekali! Dadanya yang besar menyentuh perutku dan itu membuatku merasa sangat bahagia! Apa ini dada yang bisa merusak orang...!

 

Selanjutnya, dia berbisik ke telingaku.

 

"Lihat, Souta-kun. Kamu bisa menggunakan aku sesukamu sekarang...?"

 

"…………!"

 

Cara dia mengeluarkan suara seksi ini...! Tidak salah lagi, ini suara Esaki Nene...!

 

Dengan suara yang menyenangkan seperti mengelus telinga, aku merasakan rasionalitasku meleleh dalam sekejap.

 

"Aku, sekarang kamu bisa manfaatin aku sebebasnya, lho? Gak mau main permainan nakal?"

Sambil berkata demikian, Nene-chan mengelus tubuhku dengan jarinya.

 

Dengan suara yang jernih dan perilaku yang terlalu seksi, hasratku semakin meningkat. Entah ini hanya permainan biasa atau serius, jika ini terus berlanjut, aku benar-benar akan melakukan sesuatu...!

 

"Ne-Nene-chan! Ini gak bisa dilanjutin! Aku gak butuh ucapan terima kasih!"

 

"Jangan gitu dong. Kalo nggak, perasaanku nanti gak bisa tenang. Aku harus ngasih sesuatu sebagai balasannya..."

 

"Tapi, di tempat ini, orang lain juga akan datang! Kalo ada rumor aneh yang tersebar, itu nanti jadi masalah, kan!"

 

"Ah"

 

Pada titik itu, wajah Nene-chan menjadi terkejut.

 

"I-iya sih... Mungkin akan berdampak pada pekerjaan... Sayang banget, tapi harus ditahan..."

 

Nene-chan dengan enggan melepaskanku. Pada saat yang sama, aku juga menjauh dari dada berbahaya itu.

 

Ah, itu dekat... Jika aku terus menyentuh dadanya, aku benar-benar tidak tahu apa yang akan terjadi...

 

"Sayang banget... Kupikir aku bisa bikin Souta-kun tergila-gila sama aku karena ucapan terima kasihku..."

 

Nene-chan menunjukkan senyum yang menggoda. Eh, tolong jangan merencanakan hal aneh...

"Ah. Ngomong-ngomong, sebentar lagi para aktor lain juga datang, kan? Ada dua puluh menit lagi sebelum rekaman."

 

"Ya, benar... Ai-chan harusnya bentar lagi datang. Dan kemudian, ada satu lagi, 'Yumeno Rin' san..."

 

Apakah akan ada seorang pengisi suara lainnya, saya benar-benar penasaran... Apakah karena saya terkejut dengan identitas sebenarnya Nene-chan, aku mulai membayangkan berbagai hal.

 

Saat aku mulai berpikir...

 

"Ah, erm... Selamat pagi...! Saya Rin Yumeno dari 'Sirius Entertainment'...! Mohon... mohon bantuannya!"

 

Seorang gadis memasuki lobi dan menyapa sambil gugup.

 

"Ah. Selamat pagi. Saya Nene Ezaki dari 'Shinonome Amusement'"

 

Nene-chan berbalik dan membalas sapaan.

 

"Kamu adalah pengisi suara untuk Segawa Mio, kan? Ini pertama kalinya kita bekerja bersama, tapi saya senang jika kita bisa akrab."

 

"Tentu saja! Sebagai kouhai, saya akan belajar banyak, jadi mohon bantuannya...!"

 

Nene-chan tersenyum ramah, sementara gadis itu membungkuk dalam dengan wajah yang tegang.

 

Namun, di sisi lain, aku membeku untuk sementara waktu saat melihat penampilannya.

 

"Eh... Rin... on...!?"

 

"Eh...? Ah... Senpai!?"

 

Yang datang adalah kouhai ku di klub anime, Narumi Rion.

 

"Kenapa kamu di sini!?"

 

"Se-senpai juga kenapa bisa ada di sini!? Apa urusanmu di studio!?"

 

Kami terkejut dan saling menunjuk satu sama lain. Melihat itu, Nene-chan memiringkan kepalanya.

 

"Souta-kun...? Kamu kenal sama gadis ini?"

 

"Ya, ya... Dia kouhai ku di sekolah tinggi, kami juga berada di klub yang sama..."

 

"Nggak mungkin... aku gak percaya kalo senpai ada di sini..."

 

Rion, dengan wajah merah sambil memegang dadanya. Itu seharusnya kata-kataku juga, kan?

 

"Jadi Rion, kenapa kamu di sini? Dan tadi kamu juga bilang namamu Yumeno Rin, jangan-jangan..."

 

"Uuu... Ya... Aku datang buat rekaman. Sebagai pengisi suara Segawa Mio..."

 

"Ma... Masa sih...!? Jadi, pengisi suara baru 'Rinrin'..."

 

"Ya... Rinrin nama panggilan aku..."

 

Uuu... Tidak mungkin...!? Luar biasa... Luar biasa────────!

 

Jadi, Rinrin yang sedang naik daun juga kenalanku!?

 

"Aaah! Malunya! Aku pengen mati aja! Aku gak pernah mikir kalo senpai bakal tau!"

 

Rin, atau lebih tepatnya, Rinrin, rebahan di sofa dan menggeliatkan kakinya.

 

Wah, hei. Berhenti. Jangan lakukan itu jika kamu memakai rok mini. Ah, celana dalamnya terlihat. Hitam dengan pola titik-titik pink. Berbahaya. Ini terasa sedikit erotis.

 

"Jadi terkenal di antara orang-orang terdekat itu malu-maluin banget! Tentu saja, karena senpai suka banget seiyuu, kupikir suatu hari nanti kamu bakal tau... Tapi aku nggak nyangka kalo kejadiannya cepet banget...!"

 

"Tunggu, gak perlu disembunyikan. Nene-chan dan kamu, kalo kamu aktif di bidang ini, harusnya kamu memberitahuku... Lagian, sejak kapan kamu jadi seiyuu...?"

 

"Uuu... Awalnya, aku mulai kegiatan sendirian... Aku kagum sama seiyuu, dan mulai ngunggah karya suara buatanku sendiri di internet... Kemudian suatu hari, aku di-scout..."

 

"Di-scout...!? Luar biasa, anak ini. Jadi seiyuu, bahkan kalo seseorang udah serius pun, tetep bukan hal yang mudah dicapai..."

 

"Aku nyembunyiin karena aku malu... aku juga pengen ngasih tau kamu sebagai kejutan kalo aku udah siap... Aku pengen liat ekspresi terkejutmu..."

 

"Serius, aku beneran kaget, tau......?"

 

Ya...... Aku benar-benar terkejut sejak tadi.

 

Nene-chan maupun Rinrin, semua pemeran utama dalam karya ini adalah kenalan...... Apakah aku sedang bermimpi......? Jantungku seperti akan meledak karena terlalu bersemangat......!

 

"Terus, kenapa senpai bisa ada di sini? Jangan-jangan...... Senpai kenal dengan Nene-san......?"

 

"Ya...... Emang aku kenal sama dia...... Tapi kayaknya alasan Souta-kun datang ke sini karena dia jadi manajer dari gadis bernama Ai-chan?"

 

"Eh......!? Manajer Ai-chan......!?"

 

Atas pertanyaannya, aku mengangguk. Kemudian, seperti yang sudah kukatakan kepada Nene-chan tadi, aku menjelaskan bahwa aku mulai bekerja paruh waktu di agen talenta.

 

"Jadi begitu...... Kamu bilang kamu mulai bekerja paruh waktu, tapi aku nggak nyangka itu terkait sama seiyuu...... Apalagi jadi manajer dari seiyuu favoritmu......"

 

"Maaf karena gak ngejelasin dengan benar. Kupikir itu bukan hal yang harus disebarin...... Kayaknya kamu marah......?"

 

Melihat wajah Rinrin yang tampak berpikir, aku menjadi cemas dan bertanya.

 

"Nggak, nggak! Aku juga nyembunyiin kok. Dan...... mungkin ini lebih baik......"

 

"Lebih baik......?"

 

"Ya...... Karena senpai masuk ke industri ini, kita bisa bertemu lagi setelah sekian lama......!"

 

Rinrin, dengan senyum lebar, menunjukkan wajah yang cantik dan menggemaskan.

 

Kemudian, seakan-akan terharu, dia tiba-tiba melompat kepadaku.

 

"Senpai! Aku ngeraasa kesepian selama ini loh!"

 

"Wah!? Kenapa tiba-tiba banget!?"

 

"Senpai bilang kamu sibuk sama pekerjaan paruh waktu, dan akhir-akhir ini kamu sama sekali nggak datang ke klub, kan......? Aku benar-benar merasa kesepian, tau? Waktu gak ada rekaman, aku selalu sendirian abis sekolah...... Bahkan waktu makan siang, kamu jarang datang ke ruang klub......"

 

"Ah, maaf...... Aku banyak berpikir sama pekerjaan di kelas......"

 

"Yaa walaupun gak bisa dihindarin, tapi aku bener-bener ngerasa kesepian! Aku udah menahan diri selama ini, jadi manjain aku banyak-banyak, ya!"

 

Rinrin, seolah-olah meremas, menarik tangannya yang melilit perutku dengan lebih kuat.

 

"Hey, Rinrin......! Eh, lepas dong! Nene-chan ngeliat itu, tau!?"

 

"Nggak mau. Aku gak bakal ngelepas sampe kamu membelaiku! Senpai harus manjain kouhainya kayak manjain kucing. Itu sudah ditetapkan sama hukum, loh?"

 

Rinrin, yang selama ini menunjukkan sikap akrab kepadaku, belum pernah sedekat ini sebelumnya...... Apakah dia merasakan stres karena tidak bisa melakukan kegiatan klub bersama? Namun, ini benar-benar memalukan......!

 

Bagaimanapun, situasi ini tidak akan selesai jika tetap seperti ini. Dengan terpaksa, aku menurut dan membelainya.

 

"Ya, aku mengerti...... lihat, baiklah......"

 

"Nyehhehe...... yay, ini enak~. Dibelai sama senpai itu enak banget. Aku juga suka kehangatan ini."

 

Kali ini, dia menggosok-gosokkan pipinya kepadaku. Berapa lama lagi dia akan merasa puas?

 

"Tapi itu belum cukup, kekosongan hatiku yang udah jadi liar karena kesepian belum terpenuhi! Karena...... aku benar-benar merasa kesepian, tau......? Karena senpai nggak ada di sampingku......"

 

"Uh...!"

 

Dengan mata yang sedikit berkaca-kaca, Linlin menatapku dengan intens. Apakah dia merasa sangat kesepian sendirian? Yah, memang benar sepertinya dia tidak memiliki teman, jadi dia pasti merasa sangat tidak berdaya...

 

"Jadi, setidaknya waktu kita bertemu setelah lama nggak ketemutemu, kamu harus lebih manjain aku, tau...?"

 

"Iya iya... Maaf udah bikin kamu jadi kesepian......"

 

"Hehehe... Terima kasih banyak, Senpai...!"

 

Saat aku sekali lagi mengelus kepalanya dengan lembut, Linlin menunjukkan senyum yang sangat cerah.

 

"Uhmm... masa cuma kalian berdua yang ngobrol, itu gak adil, tau...? Aku juga mau gabung sama kalian dong?"

 

"Ah, maaf! Kita nggak bermaksud menghiraukan kamu... Tapi, Rinrin, kamu juga aturan menjauh sekarang. Kamu udah puas, kan?"

 

"Uhmm... oke gapapa. Mari kita akhiri di sini hari ini."

 

Kata Rinrin sambil akhirnya menjauh dariku. Wajahnya bersinar dengan kilauan.

 

"Namun... Ini kebetulan banget, ya...? Senpai kenal Nene-san... terus juga terhubung sama idol Ai-chan..."

 

"Eh? Souta-kun penggemar Ai-chan...?"

 

Nene-chan bertanya dengan sedikit kekecewaan.

 

"Ah, ya... Sebagai penggemar utama, Ai-chan itu favoritku."

 

"Hee... Begitu ya...? Aku jadi sedikit cemburu..."

 

Nene-chan membuncitkan pipinya dengan lucu. Dan tidak hanya dia, Linlin juga...

 

"Ya emang, itu sedikit jengkelin. Rasanya kayak kita cuma nomor dua atau tiga di hati Senpai..."

"Bukan, bukan kayak gitu... Sebenarnya, aku juga sangat mendukung kalian berdua."

 

Aku telah menonton semua episode dari "Okute Kanojo no Kari Renai Seikatsu" yang dibintangi Nene-chan, dan juga "Checkmate!" yang dibintangi Rinrin. Karakter yang mereka perankan adalah salah satu 'istri 2D' ku.

 

"Eh, beneran!? Kamu juga suka kita!?"

 

"Fufu. Kalo gitu, aku seneng. ──Jadi, mungkin aku bisa ngasih sedikit layanan? Sebagai seiyuu 'Ezaki Nene'..."

 

"Eh...?"

 

Nene-chan membuat pernyataan misterius. Tak lama kemudian, dia memeluk lenganku dan berbisik.

 

Souta-san, sudah saatnya menyerah. Tubuhku ini panas sekali, tahu...? Kamu harus bertanggung jawab atas keinginanmu, dan tuangkan semuanya padaku, oke?

 

"...!"

 

Ini adalah... Mai Kujou, pemeran pendukung dari "Okute Kanojo no Kari Renai Seikatsu"! Suara yang penuh dengan daya tarik sensual, seolah meleleh di telinga. Bisa merasakan suara merdu dan menggoda dari dia langsung di telingaku...

 

Dan, pada saat itu. Rinrin mendekati telingaku yang lain.

 

Nee, sayang! Aku tidak akan memaafkanmu kalau kamu meninggalkanku! Karena aku sangat mencintaimu, kamu harus bertanggung jawab dan masuk ke pemakaman yang sama denganku, death!

Suara ini... Amelia, pemeran pendukung dari "Checkmate!" Karakter asing yang bebas dan sangat populer di kalangan tertentu, sekarang benar-benar di sampingku...!

 

Apa ini, apa situasi ini! Kebahagiaan dari dua jenis berbeda menyerangku di kedua telinga! Aku ingin merasakan lebih banyak... Aku ingin mereka mengatakan berbagai kalimat ikonik kepadaku!

 

Kamu tidak boleh menahan diri, ya? Aku suka orang yang jujur...

 

Aku juga sangat mencintaimu... Aku selalu memikirkanmu, sayang...

 

Uwaahhh! TIDAK! Itu akan meleleh! Gendang telingaku meleleh karena kebahagiaan!

 

Rasionalitas sepertinya menghilang, dan naluri muncul menggantikannya. Saat terjepit di antara pengisi suara gadis cantik, aku ingin lebih banyak dialog dari keduanya!

 

"Lebih banyak lagi! Ayo lebih banyak lagi! Ayo berbisik dengan cara yang erotis!"

 

"Selamat pagi! Saya Aizaki Yuka dari 'LightRoad'!"

 

──Pada saat itu, seseorang memasuki pandanganku.

 

"A……?"


"Eh...?"

 

Saat aku dikerumuni oleh dua gadis, Ai-chan yang melihat kami, membeku. Dan kemudian...

 

"So-Souuta-kun!? Eh!? Kamu ngapain!?"

 

"Waaaaah!? Ai-chaaaaaan!? Ini bukan seperti yang kamu pikirin!"

 

Dalam situasi yang tampak meragukan, Ai-chan menjerit kaget.

 

Setelah itu, aku menjelaskan hubungan kami pada Ai-chan yang tampaknya nyaris salah paham. Nene-chan dan Linlin juga ikut memberikan perkenalan mereka dengan sopan.

 

Dan sambil kami melakukan itu, waktunya untuk rekaman pun tiba.

 

 

Studio tempat rekaman berlangsung adalah studio yang sama dengan saat audisi. Dan seperti waktu itu, aku masuk ke dalam ruang penyesuaian dan mengamati Ai-chan dan yang lainnya di dalam booth rekaman.

 

"Hari ini, kami akan mulai merekam 'Peach Color LIPS'. Langsung saja, mari kita periksa poin revisi pada skrip..."

 

Seperti yang sudah didengar dari Ai-chan sebelumnya, sebelum rekaman dimulai, ada penjelasan dari direktur audio tentang poin-poin penting dan revisi pada skrip. Direktur yang tampak garang itu, yang ternyata lemah terhadap buah persik, akan menyampaikan kesalahan penulisan dan dialog yang perlu direvisi pada Ai-chan dan yang lainnya.

 

Setelah itu selesai, direktur audio kembali ke meja kerjanya. Lalu, dia memberi instruksi kepada tiga orang yang berdiri di depan mikrofon.

 

"Baiklah, kami akan memulai dari tes bagian A."

 

"Baiklah! Mohon bantuannya!"

 

Tes itu adalah praktik berakting secara penuh sebelum sesi rekaman dimulai. Ini digunakan sebagai referensi oleh staf untuk membahas apakah aktingnya sesuai atau tidak, dan kemudian memberi tahu para aktor sebelum proses rekaman utama dimulai.

 

Singkatnya, rekaman belum dimulai. Namun, akhirnya tahap dimana para pengisi suara mulai berakting telah tiba.

 

Akhirnya, aku bisa menyaksikan langsung lokasi kerja sebenarnya.

 

Aku benar-benar terbawa suasana melihat lokasi produksi anime yang sebenarnya untuk pertama kalinya. Lagipula, semua aktornya adalah favoritku. Aku sangat menantikan jenis akting apa yang akan mereka tunjukkan.

 

"............"

 

Di sisi lain, meskipun mereka baru saja berisik, sekarang mereka semua sudah tenang. Terutama Nene-chan tampaknya sudah siap di dalam hatinya, dan Rinrin, meskipun gugup, mengambil napas dalam-dalam dan mempertahankan ketenangannya.

 

Namun, ada satu hal yang aku khawatirkan...

"............!"

 

Bahu Ai-chan tampak sangat tegang.

 

Aku ingat, sejak gagal di audisi "MajiMari", dia terus gagal di audisi lainnya. Ini berarti, sudah cukup lama sejak dia berada di lokasi rekaman. Mungkin dia merasa gugup karena itu...

 

Di dalam hati, aku mengirimkan dukungan, "Semangat...!"

 

Dan kemudian, tes dimulai.

 

Nee, Mio! Kamu sudah pernah berhubungan seks...!?

 

Dengan kalimat mengejutkan dari Nene-chan yang memerankan Mikusa Natsumi, cerita ini dimulai. Dia menyelaraskan dialog karakternya dengan gambar yang ditampilkan di monitor di depan mikrofon.

 

Apa-apaan kamu tiba-tiba gitu!? Kamu ini gila ya...!?

 

Kata-kata Natsumi membuat Segawa Mio yang diperankan oleh Rinrin bereaksi. Interaksi antara kedua karakter ini mulai terbentuk.

 

──Tentang cinta, cara mencium, bahkan hal-hal sedikit nakal! Kita harus tahu tentang hal-hal ini, atau kita akan kesulitan saat kita dewasa! Kita harus belajar dengan benar!"

 

Tapi, kita di sekolah perempuan, tidak ada laki-laki di sini, bagaimana kita bisa berlatih?

 

Aku tahu! Itu sebabnya kita harus berlatih satu sama lain!

 

Percakapan antara mereka berdua terus berlanjut untuk sementara waktu. Di usia mereka yang sangat tertarik dengan cinta dan hal-hal berbau erotis, dan mengingat tidak ada laki-laki di sekolah mereka, mereka memutuskan untuk berlatih satu sama lain.

 

Eh, eh... Kita benar-benar akan melakukannya...?

 

Tentu saja...! Kita tidak bisa mundur lagi sekarang...!

 

Dan kemudian kedua karakter tersebut saling berpelukan, dan pada akhirnya, mereka berciuman.

 

Sampai di sini, aku terpikat oleh akting mereka berdua.

 

Karena aku suka dengan karya aslinya, aku bisa melihat bagaimana kedua karakter ini memancarkan pesona mereka melalui akting. Nene-chan menampilkan karakter hyperaktif Natsumi dengan baik, sedangkan Rinrin menunjukkan sisi cool tapi mudah tersipu Mio melalui nada suara dan intonasinya.

 

Rinrin, yang biasanya tidak bisa bergaul dengan baik di kelas karena sifatnya yang introvert, sekarang bekerja dengan baik sebagai pengisi suara. Aku merasa sangat terharu. Akting Nene-chan juga luar biasa bahkan bagi orang awam, dan aku bisa melihat mengapa dia dipilih sebagai pemeran utama. Aku merasa bangga bisa mengenal mereka berdua.

 

Dan kemudian, tiba saatnya Ai-chan yang memerankan Akiyama Rika muncul...!

 

Terima kasih atas kerja samanya, senpai semua. Apa yang akan kita lakukan untuk bersenang-senang hari ini~?

 

Rika memasuki ruang klub dengan suara riang, tidak menyadari perselingkuhan di antara keduanya.

 

Tapi di sana, Natsumi dan Mio sedang berbaring di meja dan berpelukan.

 

Eh, wah! Tunggu, ada apa dengan kalian berdua?!

 

Rika terkejut dan berseru. Namun… ada sesuatu yang aneh.

 

Apa kalian berdua… sedang melakukan sesuatu yang aneh?

 

Tidak…! Tentu saja tidak! Rika, imajinasimu terlalu liar!

 

Iya, benar… Ini hanya karena kami terjatuh dan akhirnya seperti ini…

 

Benarkah…? Tidak terlihat seperti itu…

 

Memang… setelah bertanya, hanya cara membaca Ai yang terasa aneh. Jelas berbeda dari saat latihan. Cara memperpanjang kata, tempat mengambil napas, dan intonasi terasa tidak alami, membuatnya terdengar aneh.

 

Dan, saat membaca dengan cara yang tidak alami itu…

 

"Sepertinya agak mencurigakan ya… mungkin, apakah kalian memiliki hubungan seperti itu— Ah!”

 

Waktu tidak sinkron, dan sebelum selesai berbicara, gambar sudah berganti.

 

Mengapa bisa begitu…? Padahal saat latihan, dia bisa membacanya dengan lebih normal dan menarik.

"Hmm… Ada yang aneh…"

 

"Ya… Apakah kondisinya tidak baik?"

 

Tentu saja, jika berakting seperti itu, orang lain akan merasa curiga. Staf yang menonton akting Ai-chan mulai merasa gelisah.

 

Namun, dalam tes, meskipun ada kesalahan, prinsipnya adalah untuk terus melanjutkan. Hasilnya, Ai-chan terus melakukan akting yang canggung sampai tes bagian A selesai.

 

 

Setelah tes, dalam diskusi yang diadakan di antara staf.

 

Direktur audio mendatangi booth dubbing dan memberikan instruksi langsung kepada ketiganya.

 

"Baiklah, pertama untuk Natsumi-san. Untuk dialog di cut ke-45, tolong dibuat dengan nuansa yang lebih seksi. Seperti sedang mencoba menggoda."

 

"Baik. Aku mengerti. seksi, ya."

 

"Dan untuk Mio-san. Pertukaran dialog dari cut ke-72 hingga ke-85, tolong sedikit kurangi amarahnya. Seperti yang kamu lakukan di cut ke-42 sudah bagus."

 

"Ya, mengerti! Aku akan berusaha!"

 

"Dan… selanjutnya adalah Rika-chan."

 

Saat nama karakternya dipanggil, Ai-chan secara refleks menegang.

"Yang pertama adalah hal umum… Bisakah kamu membacanya lebih alami?"

 

"Alami....?"

 

"Iya, benar. Karena intonasi dan lain-lain terasa tidak alami. Dan untuk cut ke-35, tolong masukkan dialogmu dalam scene itu. Aku pikir kamu sendiri juga menyadari kesalahannya."

 

"Ya, maaf…"

 

"Dan untuk dialog di cut ke-58… juga, di tempat untuk cut ke-69…"

 

Memang, banyak instruksi perbaikan yang diberikan kepada Ai. Bahkan bagi amatir sepertiku, aku bisa merasakan ada yang aneh dengan akting Ai. Bagi profesional, pasti ada banyak yang ingin dikatakan.

 

"Jadi, mohon kerjasamanya."

 

"Ya… baiklah…"

 

Setelah penjelasan tentang poin-poin yang harus diperbaiki selesai, direktur audio kembali ke meja kerjanya.

 

Dan kemudian, bagian A yang sebenarnya dimulai. Rekaman yang dilakukan dengan mempertimbangkan tes tersebut. Ini adalah pertunjukan yang sebenarnya.

 

Namun… bahkan sampai saat ini, Ai-chan masih…

 

"Uwah, tunggu sebentar, kalian berdua, apa yang sedang kalian lakukan!?"

 

"Maaf, kami akan berhenti sebentar. Rika-san, bisa tolong ulangi dialog tadi dengan nuansa yang berbeda?"

 

"Ah... ya... maaf..."

 

Setiap kali melakukan adegan, perekaman dihentikan dan diberikan instruksi untuk perbaikan.

 

Hei... apa yang sebenarnya terjadi? Ai-chan...!

 

Saat latihan biasa, dia bisa membacanya dengan lebih normal. Dia berhasil mengekspresikan keimutan Rika dengan baik...!

 

"Uh, wah...! Eh, kalian berdua, ada apa...?"

 

"Maaf. Sekali lagi, dengan ekspresi lebih terkejut, tolong."

 

"Uh, wah────!! Eh, kalian berdua, ada apa───!?"

 

"Hmm... itu terlalu terkejut... Coba dengan ekspresi kaget yang lebih alami."

 

Setelah diinstruksikan untuk mengulangi dialog yang sama berkali-kali, Ai-chan tampak jelas panik. Sejujurnya, saya sudah mulai tidak tahan melihatnya.

 

"Bagaimana, semua orang...? Ini cukup... sulit..."

 

"Hmm... Sepertinya dia hanya bisa mengekspresikan diri seperti ini..."

 

"Ya sudah, kita ambil yang tadi saja. Sepertinya itu relatif lebih baik."

 

Staf saling bertukar pandang dan mengambil kesimpulan dengan nafas kecewa.

 

Tidak, tunggu! Ai-chan bisa melakukan lebih dari ini!

 

Aku ingin membantah, tapi aku tidak bisa melakukannya sekarang. Faktanya, di antara kami bertiga, Ai-chan memang yang paling menghambat.

 

"Saat audisi, saya pikir dia bagus, tapi..."

 

Aku tidak bisa mengembalikan kata-kata direktur audio yang mengeluh.

 

"Baiklah, bagian A selesai."

 

Setelah itu, bagian depan akhirnya selesai, terlambat satu jam dari jadwal.

 

 

Setelah perekaman bagian A, kami mengambil waktu istirahat sebelum melanjutkan ke tes dan perekaman bagian B.

 

Namun, Ai-chan sudah benar-benar kelelahan.

 

"............"

 

Dia duduk di sofa lobi, dengan wajah suram seolah-olah dunia akan berakhir, diam dan menunduk sendirian.

 

Mendekati dia, aku duduk di sebelahnya.

 

"Nee Ai-chan...? Kamu gapapa...?"

 

"...uh... hiks... Souta...!"

 

Dengan mata berkaca-kaca, ia menoleh ke arahku. Suaranya bergetar campur aduk dengan isakan.

 

"Souta... aku... aku... uwaaaahhh~~~!"

 

"Eeeeh!?"

 

Ai-chan menangis terisak di pangkuanku. Dan dia mulai mengeluh seperti berteriak.

 

"Aku bener-bener gak bisa ngapa-ngapain~! Ini perekaman pertamaku setelah sekian lama, dan dua orang lainnya juga pendatang baru tapi mereka sangat hebat sampe aku jadi gugup... Aku nyoba buat ngelakuin yang terbaik... nyoba buat ngejar mereka... tapi malah semuanya jadi aneh~~~!"

 

Jadi... itulah mengapa penampilannya hari ini begitu aneh dan kacau...

 

"Tolong, Souta... Hibur aku...! Biarin aku kayak gini sebentar lagi..."

 

"Ya, ya, aku ngerti. Jadi, udah jangan nangis..."

 

Untuk menenangkannya, saya mencoba berbicara dengan nada sehalus mungkin.

 

"Ai-chan juga pasti bisa kok. Kalo kamu melakukan dengan normal, kamu pasti gak bakal kalah sama dua orang itu."

 

"Tapi... Walaupun kita seumuran, tapi mereka lebih baik dari aku... Dan mereka juga lebih populer..."

 

"Ai-chan..."

 

Memang, jika dibandingkan dengan Ai-chan, kedua orang itu, bahkan di mata orang awam, memiliki kemampuan sebagai seiyuu yang lebih baik. Meskipun begitu, Ai-chan memiliki kelebihan suara yang imut dan cocok untuk peran kali ini. Namun, di sisi lain, dalam hal dasar akting, aku merasa Ai-chan lebih kaku daripada kedua orang itu.

 

"Souta... Apa Souta juga lebih suka sama mereka berdua?"

 

"Eh...?"

 

"Souta juga... Sebenarnya lebih ngedukung Nene-san atau Rinrin daripada aku, kan...?"

 

Sambil berkata begitu, Ai-chan menatapku dengan mata berkaca-kaca.

 

"Kedua orang itu lebih menarik daripada aku... Kamu pasti lebih seneng sama seiyuu yang gak pernah hampir pensiun kayak aku..."

 

"Bodoh! Aku nggak mungkin kayak gitu!?"

 

Dari lubuk hati saya, teriakan itu meluncur keluar tanpa aku sadari. Ai-chan terkejut dan tubuhnya menegang.

 

"Aku jadi penggemar karena terpesona sama karakter yang Ai-chan peranin dan berbagai pesona lainnya sebagai seiyuu! Walaupun kedua orang itu seiyuu yang bagus, aku juga gak bakal langsung ganti dukungan!"

 

"Tapi kan... Sebenarnya, mereka berdua lebih baik dalam hal akting..."

"Itu gak penting! Kita nggak jadi penggemar orang karena mereka paling jago berakting! Kita suka mereka karena suara mereka, cara bicara khas mereka, dan pesona unik mereka! Udah pasti aku juga suka kedua seiyuu itu... Tapi yang paling aku suka itu Ai-chan! Itu gak bakal berubah! Kalo kamu ragu berarti nggak hormat sama penggemar!"

 

"...Souta...!"

 

Ai-chan terkejut dan matanya melebar. Dan kemudian...

 

"Terima kasih, Souta-kun! Aku juga menyukaimu—!"

 

Dia tiba-tiba berhenti menangis dan malah tersenyum seperti matahari.

 

"Ternyata Souta pendukung terbesarku! Penggemar terbaik! Aku sangat menyukaimu—!"

 

"Ah, ah... Ya... Terima kasih..."

 

Ini berbahaya... Senang mendengarnya dari oshiku, tapi lebih dari itu, aku merasa malu.

 

"Aku juga selalu menghargai Souta-kun! Kalo Souta-kun mau, aku pasti ngasih banyak fan service! Kapanpun dan apapun, kamu tinggal ngomong aja!"

 

"Mending, sekarang kasih yang terbaik di perekaman bagian B...! Semoga kamu bisa melakukan akting yang baik."

 

"Aku mengerti! Aku harus lebih baik! Aku harus ngebersihin nama baikku di babak kedua!"

 

Akhirnya, cahaya kembali ke mata Ai-chan. Dan dia berdiri.

"Baik, semangat! Aku juga pasti nemenin kamu!"

 

Dengan penuh semangat, kami berdua bersorak. Saat itu...

 

"Kalo gitu, kita juga akan membantu."

 

"Ai-chan! Ayo kita latihan bareng!"

 

"Eh...? Nene-san, Rinrin juga...?"

 

Saat aku menoleh, tanpa aku sadari Nene-chan dan Rinrin sudah berada di sampingku.

 

"Kita juga pengen meriksa akting kami. kalo kamu mau berlatih, kita mau gabung."

 

"Babak kedua itu melibatkan ketiganya di semua adegan. Kita semua harus latihan bareng!"

 

"Kalian berdua... Uh... maafin aku perkara rekaman tadi... aku malah bikin masalah..."

 

Sambil merunduk, Ai-chan berkata dengan suara lembut, dan kedua temannya menunjukkan senyum hangat.

 

"Gapapa. Aku juga kayak gitu waktu baru debut kok. Aku mengerti perasaan Ai-chan."

 

"Aku juga masih pemula! Ayo belajar bareng!"

 

"Nene-san...! Rinrin...!"

 

Mereka saling menatap, seolah-olah memastikan persahabatan mereka.

 

Ah... Ini sungguh berharga... Persahabatan antara wanita yang indah. Ini yang mereka sebut chemistry yang baik.

 

"Tapi, kita cuma punya sedikit waktu istirahat... Mungkin kita bisa baca skrip ringan...?"

 

"Iya... Aku pengen ngelakuin sesuatu yang bisa membantu Ai-chan lebih lagi..."

 

"Nggak, nggak...! gak usah repot-repot... Aku akan berusaha keras buat berakting! Lagipula, kalo aku bisa berakting kayak biasa, itu harusnya lebih baik daripada tadi..."

 

Rinrin dan yang lainnya mencoba mencari cara untuk membantu Ai-chan, sementara dia sendiri cenderung menolak bantuan.

 

Melihat itu, aku berkata,

 

"Kalo gitu, gimana kalo kita nyoba bareng? Lakukan adegan selanjutnya nggak cuma baca doang, tapi kayak ngelakuin adegan itu secara nyata."

 

"Eh...?"

 

Itu adalah ide mendadak tanpa perencanaan.

 

"Kalo kita benar-benar bergerak seperti di cerita aslinya, pasti kita bisa lebih mahamin perasaan karakternya."

 

"Tapi, tapi, senpai, adegan selanjutnya itu kan..."

 

Rinrin berkata dengan wajah yang tidak terlalu antusias.

 

Dengan komentar itu, aku teringat. Konten dari adegan utama di bagian B.

 

"Ah... Iya juga... Selanjutnya adegan pelukan semua orang..."

 

Bagian B adalah saat Natsumi dan Mio menambahkan Rika sebagai teman latihan pacaran, dan mereka berpelukan dan bertingkah mesra. Akibatnya, Rika merasa terburu-buru tapi juga terlena dengan kenikmatan itu.

 

Kalau kita mencoba melakukan adegan itu, mereka harus berpelukan dan bertingkah mesra di sini. Tapi itu sepertinya bukan ide yang baik, jadi aku berpikir untuk menarik kembali komentarku...

 

"Itu ide bagus! Souta-kun hebat, ide yang bagus!"

 

Tapi sebelum aku bisa menarik kembali, Nene-chan sudah antusias.

 

"Eh...? Nene-chan, serius...?"

 

"Serius lah. kalo kita benar-benar bergerak, pasti kita akan nemuin sesuatu. Jadi, ayo kita mulai sekarang... Yah!"

 

"Hyah!?"

 

Nene-chan tanpa ragu merangkul Ai-chan dari samping dan memeluknya erat.

 

"Ne-Nene-san...!? Apa-apaan ini...!?"

 

"Ini juga bagian dari latihan. Kita perlu ngerasain bagaimana perasaan Rika waktu dipeluk sama Natsumi dan yang lainnya, biar bisa berakting lebih nyata."

 

"Tapi, tapi... Ini kan...! Hal-hal mesum itu nggak boleh...!"

 

"Ini baru permulaan aja. Rika yang memulainya kan? Kamu bilang kamu punya rahasia dan ingin aku bergabung. Jadi, sekarang aku tidak akan membiarkanmu kabur~"

 

Nene-chan mulai berakting. Itu adalah dialog dari adegan di mana Rika dan yang lainnya berpelukan.

 

"Hiyah!? Tunggu, jangan...! Jangan sentuh tempat itu...!"

 

Nene-chan, dengan berani, menyentuh dan meremas dada Ai-chan. ...Eh? Meremas dada? Apakah itu benar-benar oke? Ini masih di studio.

 

"Waahh, luar biasa...! Buat jadi pengisi suara terkenal, kamu harus melakukan banyak hal...? Kalo gitu, aku mau belajar juga!"

 

"Ah"

 

Rinrin yang sedang menonton juga memeluk Ai-chan. Kemudian, sambil mengucapkan kalimat itu, dia mengusap payudaranya.

 

Rika-chan, maafkan aku? Tapi ini juga bagian dari latihan..

 

"Hei, hentikan...! Hyaaa, Menjauh dariku sebentar--ah, hyaa!"

 

Ai-chan dengan putus asa memohon pembatalan, tapi dia tidak bisa menahan nafasnya. Telingaku sangat senang sampai sakit.

"Ayolah. Kalo kamu gak latihan dengan cepat, kamu harus ngulang-ngulang terus di adegan berikutnya, kan? Ini dia"

 

"Hmm...A-aku mengerti...! Aku mengerti...!"

 

Tak mampu menahan serangan itu, Ai-chan akhirnya menguatkan dirinya. Lalu dia mengucapkan dialognya.

 

A-Aku mengerti… kalian berdua…! Tolong main mata denganku...!

 

Seperti di cerita aslinya, Ai-chan memohon pada Nene-chan dan Rinrin. Dan dia akan diserang oleh keduanya sekaligus. Nene-chan terus membelai payudaranya, dan Rinrin mengelus pantatnya.

 

Hmm, ah...tidak, kalian berdua...!  Aku memainkannya terlalu keras di tempat itu...!

 

"Ya, begitulah keadaanmu. Nafasmu sama wajahmu yang memerah cukup emosional."

 

Hyaa, Jika hal seperti ini terjadi padaku...aku juga akan merasa agak aneh...

 

"Gapapa, Ai-chan! Kalo kamu membuat ulang ini aja, kamu nanti bisa tampil secara realistis!"

 

Ai-chan menjadi sasaran serangan cabul dari keduanya untuk sementara waktu. Berikut ini adalah adegan di mana dia, yang benar-benar malu dengan penghinaan tersebut, mulai menyalahkan mereka berdua.

 

A-Aku tidak bisa melakukannya lagi…! Aku... aku tidak tahan...!

 

Ai-chan yang terus berteriak keras, mendorong Nene-chan dan Rinrin ke atas sofa.

 

Kyaaaah!

 

Keduanya terjatuh bersamaan.

 

Namun, adegan ini tidak ada dalam karya aslinya. Adegan dimana keduanya diserang oleh Rika yang bersemangat tidak ditampilkan karena adegan tersebut dipotong menjadi hitam tepat sebelum adegan tersebut. Tentu saja Anda mungkin bisa membayangkan apa yang terjadi.

 

Bagaimanapun, tidak perlu lagi melanjutkan akting. Namun…….

 

"Ah...? Ai-chan...? Aku penasaran ada apa...!?"

 

Entah kenapa, Ai-chan mulai melepas bajunya. Dia seharusnya buruk dalam hal-hal erotis, tapi dia melepas baju dan roknya tanpa ragu-ragu, memperlihatkan celana dalam biru mudanya yang serasi kepada kami.

 

Kalian berdua...di sinilah aksi sebenarnya dimulai...?

 

Ai-chan mencoba untuk terus berakting. Sambil mengangkat pipinya seolah sedang kepanasan.

 

Aku tidak percaya ini sama dengan saat itu...audisi itu──

 

Aku ingin berteman dengan kalian berdua lagi... Mari kita semua menjadi satu...?

 

"Oh, kamu bohong...!? Ai-chan──Ah, nn, kyaaaa!"

 

Bernafas lebih keras lagi, Ai-chan membuka pakaian Nene-chan. Lalu, aku melepas kaitan branya dan mulai memijat payudara besarnya yang terbuka. Apa yang kamu lakukan, Ai-chan?

 

"Ah, Ai-chan!? Ada apa!? Tenang---jangan -aah!?"

 

Mio-senpai juga...aku malu, ayo kita tunjukkan satu sama lain...?

 

Ai-chan dengan terampil melepas rok yang dikenakan Rin-Rin saat dia mencoba menghentikannya, lalu menurunkan celananya. Alhasil, lebih dari separuh bokong Linlin yang tertelungkup terlihat. Meski kecil, namun bokongnya kencang dan indah.

 

"Kyaaaaaa!? Ai-chan, kamu ngapain?!"

 

Tidak apa-apa... Aku juga akan menunjukkan payudara nakalku... Mari kita semua telanjang dan melakukan hal-hal mesum dan memalukan bersama-sama...?

 

Sambil berkata demikian, Ai-chan sendiri melepas bra-nya dan sedikit menurunkan celananya. Payudaranya yang berukuran pas bergetar, dan celana dalamnya yang hampir lepas itu nyaris menyembunyikan bagian intimnya.

 

Ini dia lagi! Gadis ini, lagi-lagi tenggelam dalam peranannya! Dia terlalu larut dalam karakternya dan kehilangan kenyataan! Meski dia mengatakan hal mesum itu buruk, dia sendiri menjadi orang yang mesum!

 

Aah! Sedang melakukan hal mesum antara gadis...! Menunjukkan tubuh telanjang satu sama lain,

itu terasa enak...! Sentuh payudaraku lebih banyak...? Mari kita menjadi gila bersama?

 

"Hyaaa!? Gak boleh, Ai-chan—uh, ah...!"

 

Ai-chan menekan payudaranya ke payudara Nene-chan. Mungkin karena sensasi puting mereka yang saling bergesekan, Nene-chan membuat suara malu. Dan pada saat yang sama, Rinrin juga diserang.

 

"Ai-chan, jangan remas pantatku! Tubuhku bergetar karena itu...!"

 

Hah, hah... Mio-senpai... Sentuh dan elus pantatku, lecehkan aku...?

 

Berlari tanpa kendali, bahkan berusaha memainkan bagian yang tidak digambarkan di karya aslinya, Ai-chan. Ketiganya terlibat dalam adegan yang sangat tidak senonoh, seolah-olah itu adalah adegan yang benar-benar terpotong dari karya asli.

 

"Uh, ah... Kalo kamu meremas payudara kayak gitu... ah...!"

 

“Se-senpai! Tolong...! Ah, tapi jangan diliat!"

 

Semuanya... Mari kita bermain mesra satu sama lain...?

 

Ini sudah bukan situasi yang bisa langsung aku hadapi...! Aku terus mengalihkan pandanganku dari mereka sampai Ai-chan kembali sadar tepat waktu istirahat berakhir.

 

──Namun, mungkin karena pengalaman ini, dalam perekaman Bagian B yang dilakukan setelahnya, adegan yuri Ai-chan meningkat, dan perekaman berjalan lancar.

 

 

"Fuu... Itu beneran pengalaman yang sulit... serius, aku kaget..."

 

"Siapa sangka Ai-chan punya ciri khas yang unik banget..."

 

"Nggak! Maafin aku karena ngomong gitu! Itu bikin malu!"

 

Setelah perekaman, mereka selesai menyapa staf dan kembali beristirahat di lobi. Karena kekacauan sebelumnya, mereka tampak sangat lelah.

 

Aku mengintip keadaan mereka sambil mendekati mereka.

 

"Ah. Souta-kun, terima kasih atas kerja kerasnya. Gimana menurutmu sama akting kita?"

 

"Itu bagus banget! Aku bener-bener terkesan!"

 

Dengan kegembiraan melihat perekaman untuk pertama kalinya dan kelegaan karena semuanya berakhir dengan baik, aku menjawab dengan suara tinggi.

 

"Tapi entah kenapa, itu sedikit memalukan... Diliat orang yang aku kenal waktu aku berakting..."

 

"Tapi Rinrin, kamu yang ngedeketin aku terus bisikin dialog karakter ke telingaku, kan?"

 

"Itu beda! Di perekaman, aku beneran diliat waktu berakting dengan serius..."

 

Rinrin berbalik dengan wajahnya yang memerah dari pandanganku. Penampilannya sangat seperti yang aku kenal di sekolah.

 

"Tapi, bagian kedua berjalan dengan baik, itu bagus. Ai-chan juga bagus banget."

 

"Bener banget! Pasti latihan waktu istirahat itu jadi gambaran yang bagus!"

 

"Ah, terima kasih... Kayaknya itu emang pengalaman yang baik sih... kayaknya?"

 

Ai-chan bergumam dengan nada suara yang berisi desahan. Yah, itu memang pengalaman yang tidak biasa, kan?

 

"Ini semua berkat Souta. Kalo bukan karena saran itu, pasti aku kesulitan sama Bagian B."

 

"Ternyata kamu manajer yang hebat! Aku jadi ngeliat kamu dengan cara yang berbeda!"

 

"Eh...? Ah, nggak, itu gak bener! Aku ini cuma amatir kok!"

 

Meskipun aku berusaha keras untuk bisa berguna bagi Ai-chan, aku masih kekurangan pengalaman dan pengetahuan.

 

"Aku gak mikir gitu! Menurutku, senpai pasti sumber daya yang berharga!"

 

"Aku setuju. Gimana, Souta-kun. Kalo kamu mau, mau gak kalo kamu jadi manajerku?"

"Eh!? Tunggu, Nene-san! Kamu nyoba buat merekrut manajer kah!?"

Dengan permintaan yang tiba-tiba itu, bukan aku, melainkan Ai-chan yang terkejut dan menjerit tinggi.

 

"Ya. Kalo Souta-kun bersedia sih. Aku seneng kalo kamu jadi manajerku."

 

"Ah! Kalo begitu, aku juga pengen nyalonin diri deh! Aku pengen senpai jadi manajerku! Kalo gitu kan, kita bisa ngobrol tanpa harus ikut kegiatan klub..."

 

Tapi, aku tidak bisa sembarang menyetujui... Pertama-tama, kami berasal dari agensi yang berbeda. Saat aku akan mengatakan ini kepada mereka...

 

"Nggak, Nggak boleh! Itu pasti gak boleh! Souta itu manajerku!"

 

Ai-chan memeluk lenganku dan mulai membela posisinya dengan tegas. Eh, benarkah? Ai-chan...!?

 

"Hee, beneran? Kecewa deh. Tapi aku gak keberatan kalo harus berbagi tugas sama Ai-chan."

 

"Aku juga! Aku gak keberatan kok sama sistem berbagi! Jadi, tolong pinjemin Souta-senpai juga dong ke kita!"

 

"Te-tetep gak bisa! Aku nanti kesulitan kalo waktu yang dia luangkan buat ngerawat aku berkurang!"

 

Ai-chan berkata begitu dan sama sekali tidak bersedia menyerahkanku. Itu seolah-olah dia menunjukkan rasa memiliki seperti seorang kekasih, membuatku ingin tersenyum cerah. 


Post a Comment

0 Comments

Tidak boleh adanya spoiler, hormati user lainya. Gunakan komentar dengan bijak sebagai tempat berdiskusi.

Post a Comment (0)
Our website uses cookies to enhance your experience. Learn More
Accept !