Ninki Seiyuuto Ichaicha Shite Kekkon Suru Rabu Kome Masa Depan 2

Ndrii
0

 Sejenak di Masa Depan

– Kehidupan Sehari-hari di Masa Depan - Bagian 2




Agustus 2025.

 

"Nee, Souta! Ini nyampe berapa lama lagi? Aku mau mandi."

 

"Tenang aja. Dikit lagi sampe kok."

 

Saat dalam perjalanan pulang dari tempat latihan dengan mobil, Ai-chan memohon dengan nafas tersengal-sengal karena panas yang teramat sangat.

 

AC mobil sedang rusak, dan suhunya seperti di dalam oven. Ditambah lagi, rekaman hari ini penuh dengan dialog yang sulit, membuatnya semakin lelah.

 

Untuk memenuhi permintaannya, aku berusaha mengemudi secepat mungkin. Dan ketika kami tiba di rumah, ternyata air mandi sudah siap. Aku telah menyiapkannya sebelum berangkat.

 

"Yay! Aku bisa bersihin diri dari keringat sekarang! Aku mau mandi..."

 

Dia segera meletakkan barang-barangnya dan masuk ke dalam ruang ganti.

 

Namun, sebelum menutup pintu, dia berkata,

 

"Souta juga harus cepat, ya? Aku mau masuk duluan."

 

"Iya iya. Aku kesana."

 

Aku menjawab sambil menuju ke kamarku. Meletakkan barang-barangku dan menyiapkan pakaian ganti. Lalu aku kembali ke depan ruang ganti.

 

Setelah itu, tanpa ragu, aku membuka pintu.

 

"Ah, Souta. Kamu cepet banget!"

 

Di ruang ganti, Ai-chan yang telah melepas semua pakaiannya, menungguku.

 

"Hey, Souta, cepetan lepas pakaianmu. Ah! Apa mau aku bantuin?"

 

"Gak usah. Aku bisa ngelepas sendiri."

 

Meskipun dia sudah telanjang, dia bercanda sambil menerima kehadiranku.

 

Menjadi pasangan baru, ini juga menjadi pemandangan sehari-hari bagi kami.

 

"Wah. Tubuhmu hebat, Souta... Kayaknya kamu punya banyak otot..."

 

"Hwaa! Jangan nyentuh tiba-tiba gitu. Aku kaget tau?"

 

"Tapi, seru kalo disentuh. Ah, tubuhmu benar-benar hebat"

 

Ah, jika berbicara tentang hebat, tubuh Ai-chan yang seharusnya disebut hebat...

Kulitnya putih dan halus, dengan bentuk tubuh yang feminin dan mewah. Lengan dan kakinya terlihat rapuh dan kecil, pinggangnya ramping dengan sempurna. Dan bagian yang seharusnya menonjol, seperti dada dan bokong, benar-benar menonjol... Ya. Ini luar biasa. Aku kehilangan kata-kata.

 

"Souta? Pandanganmu agak mesum gitu? Aku jadi malu..."

 

"Eh...!? Ah, maaf! Aku gak bermaksud...!"

 

"Ahaha. Walaupun kita sering mandi bareng, kayaknya kita gak pernah bener-bener kebiasa sama tubuh satu sama lain? Lebih baik daripada kehilangan minat."

 

Sambil berkata demikian, Ai-chan tampak senang. Kehilangan minat pada tubuh Ai-chan? Tidak, itu tidak mungkin. Sama tidak mungkinnya dengan adanya gal hitam yang ramah kepada otaku.

 

Sambil berpikir demikian, aku juga melepas pakaian dalamku dan melemparkannya ke mesin cuci. Lalu kami berdua masuk ke dalam kamar mandi.

 

"Ahh~! Hari ini capek banget ~"

 

Ai-chan segera mengambil selang shower. Sepertinya dia sangat merasa panas, dia mulai menyiramkan air ke tubuhnya terlebih dahulu.

 

"Ahh~! Ini sangat menyenangkan~! Enak banget~!"

 

"Hey, Ai-chan. Jangan mendesah. Kamu lagi gak meranin karakter game erotis, kan?"

 

"Enggak mendesah kok. Ambil nih, terima!"

"Uhyaa dingin banget!?"

 

"Ahahaha! Kamu ngerasain juga! Ahahahaha!"

 

Ai-chan menyemprotkanku dengan shower, dan membasahi aku dengan air dingin. Dia benar-benar melakukannya! Melakukan hal seperti itu, kau pikir aku akan merasa kasihan padanya!

 

Aku mencoba bertahan menggunakan ember dan tutup bak mandi, sementara Ai-chan menyerang dengan senyum di wajahnya. Kami berdua bermain-main sambil membersihkan keringat dengan rapi.

 

Dan kemudian, ketika aku mengambil sabun batu dan spons untuk mencuci tubuhku—

 

"Ehehe... Sayang"

 

"Whoa──?"

 

Ai-chan melingkarkan tangannya dan memelukku dari samping.

 

"Ah, Ai-chan...? Apa lagi ini? Maksudku, panggilan itu...?"

 

"Kan kita baru jadi pasangan pengantin baru. Panggilan kayak gini bagus kan? Sayang"

 

Memang, dipanggil dan dimanja seperti itu, jujur saja, tidak terlalu buruk...!

 

"Ehehe ayo kita mulai!"

 

Selanjutnya, dia tidak peduli meskipun dadanya menekan dan terasa lembut pada tubuhku, dia memperkuat pelukannya.

 

"Sebentar, Ai-chan. Aku nggak bisa nyuci tubuhku kalau kayak gini. Lepasin."

 

"Ahaha. Semangat, semangat Sayang"

 

"Aaa, ini mustahil. Ini kita nempel satu sama lain."

 

"Nfufu Peluk, peluk〜〜〜〜っ"

 

Sambil tertawa, Ai-chan menggangguku. Lebih tepatnya, dia benar-benar manja.

 

Situasi dimanja oleh seiyuu favorit... Tidak ada yang lebih bahagia dari ini. Aku ingin memanjakannya lebih lagi.

 

"Yasudahlah mau giman lagi... Sini, aku cuci tubuh Ai-chan dulu."

 

"Beneran? Yay"

 

Dia tersenyum dan mengangkat tangannya seperti anak kecil dalam kemenangan. Ah, dia lucu. Aku ingin mengambil foto dan memajangnya.

 

"Kalo gitu, aku percayakan punggungku ke kamu!"

 

"Ya, serahin aja ke aku! Sebagai manajer, aku akan mastiin setiap sudut bersih!"

 

Tidak ada pilihan lain selain menerima ketika istriku yang imut memintanya. Aku berpindah ke belakangnya dan membuat busa pada spons dengan sabun. Kemudian aku mulai mencuci punggung Ai-chan.

 

"Gimana? Ada tempat yang gatal?"

"Hmm? Di ujung."

 

"Bagian mana, tunjukin."

 

Sambil melanjutkan percakapan yang santai, aku terus menggosok punggungnya.

 

Namun, setiap kali aku berpikir tentang ini, tubuh wanita itu memang ajaib. Sangat ramping dan rapuh, tapi ketika disentuh, ada kekenyalan dan elastisitas. Dan yang paling penting, sangat lembut. Sentuhan itu membuat detak jantungku mempercepat.

 

Maksudku, keindahan ini, bukankah layak untuk dipamerkan? Sepertinya akan lebih bermanfaat bagi umat manusia jika dipajang di museum seni seperti Louvre. Tapi aku lebih memilih untuk memiliki sendiri, jadi batalkan.

 

Saat aku tenggelam dalam pikiran konyol itu, Ai-chan berbicara kepadaku.

 

"Ehehe... mungkin, sentuhanmu itu nyaman."

 

"Eh...? Beneran? Setidaknya sih, aku nyoba buat gak terlalu keras..."

 

"Aku... suka sisi lembutmu seperti itu, Sayang."

 

"..........!"

 

Tiba-tiba mendengar kata-katanya, wajahku tanpa sadar tersenyum lebar. Untungnya, karena aku berada di belakang Ai-chan, dia tidak melihat ekspresi malasku itu.

 

Seandainya aku bisa mengatakan "Aku juga menyukaimu" pada saat itu, itu pasti akan sangat bagus, tapi itu terlalu memalukan untuk diucapkan. Sebagai gantinya, aku hanya menjawab dengan "Terima kasih..." dan terus mencuci punggungnya.

 

Setelah beberapa saat menggosok dengan spons dan membilas seluruh punggungnya dengan shower,

 

"Phew... Ini harusnya udah cukup buat sekarang."

 

"Terima kasih atas kerja kerasnya. Terima kasih! ── Nah, karena kita udah nanggung di sini, sekarang giliranku buat nyuci kamu juga!"

 

"Eh...?"

 

Saat aku masih berpaling, Ai-chan berbalik menghadapku. Dan kemudian, dua bukit yang cukup berisi itu bergoyang-goyang di depan mataku, tunggu sebentar.


"Ai-chan, apa kamu yakin...? Dadamu keliatan semua itu..."

 

"Ah...!"

 

Ai-chan yang menyadari itu, segera menutupi dadanya dengan kedua tangan.

 

"Ja-jangan...! Jangan bilang kayak gitu terus! Aku jadi malu malahan! Kita kan mandi bareng, jadi aku udah siap kalo dadaku keliatan..."

 

"Ma-maaf... Nggak sengaja... Tiba-tiba keliat, aku gak bisa..."

 

Meskipun sudah beberapa kali mandi bersama, rasa polosku masih belum hilang. Hatiku berdebar-debar dalam sekejap. Sepertinya Ai-chan juga merasakan hal yang sama, wajahnya memerah. Reaksi polos dan naifnya membuatnya semakin menggemaskan.

 

"Pokoknya! Kali ini aku yang bakal nyuci tubuhmu, sayang!"

 

Ai-chan mengambil spons dari tanganku dan memintaku untuk berbalik.

 

"Enggak, aku biasanya nyuci sendiri, jadi gapapa."

 

"Gak usah sungkan, biarin aku ngelakuin aja, karena aku istri Souta."

 

"…………!"

 

Istri Souta. Istri Souta...!

 

Ini tidak baik. Terlalu menggemaskan. Kekuatan kalimatnya terlalu besar.

Ini anak siapa? Makhluk apa ini? Keagungannya, hampir seperti malaikat. Aku ingin tahu apakah ada sayap yang tumbuh di punggungnya.

 

"Souta, apa kamu menyukaiku? Sebagai istri, apa kamu mencintaiku?"

 

"Iya dong! Aku sangat menyukaimu! Aku akan terus mencintai Ai-chan selamanya!"

 

Kali ini dia mengungkapkannya dengan jelas. Dengan berani, dia menyatakan perasaan sebenarnya.

 

"Hehe... Bagus Kalau gitu, aku akan nyuci punggungmu!"

 

Ai-chan membuat busa dengan spons dan mulai menggosok punggung dengan kekuatan yang lembut khas seorang gadis. "Yoi sho, yoi sho," dia bergumam sambil berusaha keras mencucinya. Sungguh menggemaskan. Sungguh sangat menggemaskan!

 

Saat dia mulai menikmati pelayanan tersebut, Ai-chan tiba-tiba teringat sesuatu.

 

"Eh...? Ah, kayaknya aku pernah ngelakuin hal kayak gini sebelumnya...? Aku ngerasa pernah mainin adegan nyuci tubuh orang yang aku suka seperti ini..."

 

"Eh...? Ah, mungkin itu dari anime yang mau mulai direkam bulan depan?"

 

"Ah, betul! Itu dari karya yang sedikit nakal itu! Itu dari adegan mandi di episode kelima dari musim pertama!"

 

Itu adalah karya komedi erotis yang Ai-chan pernah mengikuti audisinya.

 

"Pekerjaan itu, kalau aku pikirin sekarang, kayaknya beneran sulit... Karakternya unik, dan sisanya nakal banget..."

 

"Tapi, Ai-chan berhasil meranin dengan sempurna. Ulasannya bagus bagus kok."

 

Karya tersebut, aslinya manga tidak terlalu populer. Meskipun diadaptasi menjadi anime, tingkat perhatian publik terhadapnya tidak terlalu tinggi.

 

Namun, begitu disiarkan, itu langsung menjadi anime terpopuler musim itu. Karakter dan cerita yang berani sesuai dengan manga aslinya, ditambah dengan akting suara yang imut, membuatnya menjadi sangat populer.

 

"Karya "itu" jadi populer banget pasti karena usaha para seiyuu──khususnya, usaha Ai-chan. Kamu benar-benar berusaha keras."

 

"Souta...!"

 

"Jadi, lakukan yang terbaik juga buat rekaman musim ketiga. Aku yakin Ai-chan pasti bisa."

 

"Un...! Serahkan padaku, Souta! Aku sangat menyayangimu!"

 

Ai-chan memelukku dari belakang. Hasilnya, dadanya yang lembut menekanku dengan kuat, dan aku merasa sangat bahagia dengan sensasi itu. 


Post a Comment

0 Comments

Tidak boleh adanya spoiler, hormati user lainya. Gunakan komentar dengan bijak sebagai tempat berdiskusi.

Post a Comment (0)
Our website uses cookies to enhance your experience. Learn More
Accept !