Muboubi kawaii pajama sugata no bishoujo to heya de futarikiri chap 11 v2

Ndrii
0

Bab 11

Apa Itu Cinta?




Pov Uyama Kuruha

Manajer baru yang telah mendampingiku sejak tahun lalu, selalu dengan penuh semangat meneleponku setiap hari.


“Jadi, bagaimana, Kuruha-chan? Mungkin ini saat yang tepat untuk mempertimbangkan kembali comeback-mu. Seperti yang pernah kubicarakan, dengan kemampuan sepertimu, suatu hari nanti kamu bisa debut solo. Pak produser juga setuju. Tapi untuk itu, kamu harus lulus dari dunia idol dan membuat garis pemisah yang jelas.”


Aku duduk di pinggir tempat tidur, memegang ponsel dengan kedua tangan dan menempelkannya di telinga. Entah kenapa, setiap kali berbicara di telepon dengan manajer, aku selalu tanpa sadar mengambil posisi ini.


Debut solo… 


Apa yang akan menantiku di masa depan jika aku mengambil jalan itu? 


Apakah di sana aku akan menemukan diriku yang sebenarnya?


Apa yang akan dilakukan Koyuna-senpai jika dia berada di posisiku?


“Maaf karena terus beristirahat. Aku akan memikirkannya dulu.”


Setelah menjawab demikian, samar-samar terdengar helaan napas kecewa dari seberang telepon.


Kenapa aku sampai istirahat dari pekerjaan seperti ini? Bahkan aku sendiri tidak tahu alasannya.


Apakah aku benar-benar ingin menjadi idol sejak awal? Apa yang sebenarnya ingin aku capai sebagai seorang idol?


Aku sama sekali tidak tahu.


Sejauh ini, aku hanya menjalani semuanya dengan satu pikiran.... 


‘Aku ingin menjadi seperti Koyuna-senpai.’ 


Hanya itu yang mendorongku, karena dia adalah idol sejati dan panutan bagi diriku.


Setelah memutuskan panggilan telepon, beberapa saat kemudian terdengar ketukan pelan di pintu kamarku.


“Ya?”


Aku menjawab singkat, lalu terdengar suara ibu dari luar.


“Kuruha-chan, kamu baik-baik saja? ...Ada yang ingin kamu makan untuk makan malam?”


Dia pasti khawatir. Mungkin sejak aku berbicara dengan manajer tadi, dia sudah berada di luar pintu dan mendengarkan.


Tentu saja dia akan khawatir. Sebenarnya, hari ini aku punya pekerjaan, tapi aku bolos dan hanya bersembunyi di kamar seharian. 


Sebagai seorang ibu, pasti akan cemas melihat anaknya yang masih SMP mulai menunjukkan tanda-tanda mengurung diri.


“Terima kasih, Bu. Aku akan makan apa saja.”


Setelah beberapa saat, ibu menjawab dengan, “Baiklah.”


Beberapa waktu lalu, jika aku bolos kerja, aku akan pergi ke rumah Koyuna-senpai... Tapi sekarang, aku tidak bisa lagi memintanya untuk kembali menjadi idol.


Aku sudah mendengar langsung dari mulutnya alasan kenapa dia meninggalkan dunia idol.


Aku tahu itu tidak bisa dihindari. Kondisinya memang begitu. Namun, ada bagian dari diriku yang masih berharap bahwa jika aku bertemu dengannya lagi, segalanya bisa berubah. Tapi keputusannya tetap membuatku kecewa.


Aku tidak menyangka akan merasa kehilangan sebesar ini setelah dia pergi. Rasanya, hanya Koyuna-senpai yang benar-benar berarti bagiku...


“Maaf, Kuruha-chan. Maafkan aku. Aku pernah menyesal karena menyemangatimu waktu itu, tapi sekarang perasaanku sedikit berubah... Jadi, bisakah kamu menunggu sebentar?”


Begitulah yang dikatakan Koyuna-senpai padaku.


Tunggu? Apa maksudnya? Dia tidak menjelaskan lebih jauh waktu itu. Sekarang sudah lebih dari seminggu berlalu sejak pertemuan itu.


Aku menghela napas panjang, meraih ponsel yang tergeletak di atas tempat tidur, dan secara naluriah membuka aplikasi media sosial seperti yang biasa kulakukan.


Dan di sana, tepat pada saat itu, sebuah unggahan muncul di layar.


“Koyuna-senpai!?”


Itu adalah sebuah unggahan video. Aku mengetuk layar untuk memutarnya dan menaikkan volume ponselku. Dalam video yang berlatar cahaya matahari terbenam, seorang wanita sedang bernyanyi. Wajahnya tersembunyi dalam bayangan, namun sosok dan gerakannya menarik perhatianku.


Tak salah lagi, itu Koyuna-senpai.


Lagu yang dinyanyikannya bukanlah lagu dari masa idolnya, melainkan lagu dari artis lain yang sedang populer saat ini. 


Cara bernyanyinya juga baru bagiku. Ini bukan tarian, melainkan lebih tepat disebut sebagai sebuah ekspresi yang begitu penuh perasaan, dengan suara yang penuh emosi dan mendalam.


Kalau orang biasa melihat, mereka mungkin tidak akan menyadari bahwa ini adalah KaMakura-san Koyuna, sang mantan idol.


Tapi aku tahu. Aku bisa mengenali siluetnya, kebiasaan kecil dalam gerakannya, dan kualitas dasar dari suaranya. Aku sudah melihatnya begitu lama...


Video ini hanya potongan singkat dari sebuah lagu. Tanpa sadar, aku memutarnya lagi.


Luar biasa. Siapa sangka dia bisa menyanyi dengan cara seperti ini? Rentang kemampuannya jauh melampaui level yang biasanya dituntut dari seorang idol.


Video ini muncul di rekomendasi, dibagikan oleh seorang idol dari grup lain dengan komentar, “Orang ini luar biasa! Siapa dia? Apakah dia seorang profesional?”


Aku mengetuk komentar tersebut dan pergi ke unggahan aslinya.


“Belakangan ini, aku memutar video ini saat belajar! Entah kenapa, video ini memberiku semangat dan membuatku merasa ingin berusaha lebih keras. Dan, serius, suaranya gila banget. Dewa!”


Di sana, bersama dengan video pendeknya, terdapat URL yang mengarah ke situs video tempat video aslinya diunggah.


Nama pengunggahnya adalah “Gakudou@Juara Ujian Simulasi”... Nama itu terdengar sangat familiar bagiku...


Akun Gakudou@Juara Ujian Simulasi memiliki sedikit lebih dari 1000 pengikut. Namun, unggahan yang dia buat dua hari lalu sudah tersebar lebih dari 10.000 kali.


Aku mengetuk URL tersebut dan diarahkan ke situs video. Judulnya, “Bernyanyi di Atas Atap Sekolah Saat Matahari Terbenam, Lagu Tema dari Film Populer.” Di belakangnya, tertera nama artis dan judul lagunya.


Video itu juga mendapatkan banyak sekali pujian, dengan jumlah tontonan yang hampir mencapai 100.000.


Video itu berdurasi sekitar tiga menit, berisi satu lagu penuh yang dinyanyikan. Sambil memutar video tersebut, aku menggulir ke bawah untuk membaca komentar-komentarnya.


“Apa ini? Terlalu keren. Sudah berkali-kali aku nonton.”


“Gila….”


“Monster. Bakat baru.”


“Dunia macam apa ini? Berapa umur anak ini? Apakah ini bakat mentah, atau sudah menjadi permata yang terasah?”


“Apakah dia seorang profesional?”


“Suasananya begitu mendalam, aku terus-terusan mengulang video ini.”


“Atap sekolah? Anak SMA?”


Saat aku memperbarui komentar, lebih banyak tanggapan yang muncul.


“Apakah suaranya baik-baik saja? Ini terlalu gila.”


“Pengen lihat wajahnya! Dari cahaya matahari terbenam pun, kelihatan dia pasti cantik.”


“Aku sudah berlangganan. Aku sangat menantikan konten-konten berikutnya.”


Aku memperbarui lagi.


“Semua emosi, kemarahan, penderitaan, kesedihan, semuanya tergambar di sini. Bikin merinding.”


“Tolong unggah lebih banyak video cover!”


“Indah! Meskipun ini hanya video amatir, hasilnya seperti sudah jadi MV profesional.”



“Ada sesuatu yang seolah-olah disampaikan melalui video itu. Rasanya semangatku mulai bangkit.”


Di sana, gelombang besar tengah terjadi. Tanpa sadar, aku terus memutar video itu berulang kali sambil membaca komentar-komentarnya.


Seperti saat itu, dunia kembali menyorot KaMakura-san Koyuna. Dunia bergemuruh, penuh gairah, terpesona.


Ketika aku memeriksa akun tersebut, jumlah pengikutnya telah melebihi dua puluh ribu. Ikonnya berwarna hitam polos, dengan nama saluran “Channel di Ambang Hidup dan Mati.”


Aku tertawa kecil. Ini sangat khas Koyuna-senpai. Bahkan dalam hal-hal yang misterius, dia mampu menarik perhatian banyak orang.


“…Seperti yang kuduga, Senpai memang luar biasa.”


Aku benar-benar terpukau. Inilah bakat sejati dari KaMakura-san Koyuna.


Aku belum mencapai tingkat ini. Bahkan belum pernah berdiri di posisi center dalam grup yang dulu senpai pimpin.


Dan sekarang, hanya karena Senpai tak lagi ada, aku malah kehilangan arah dan berhenti berlatih sebagai idol. 


Memangnya, siapa aku ini?


Suatu hari, aku ingin melampaui ini—tidak, lebih dari itu.


Saat aku menonton video itu lagi, suara Senpai yang penuh emosi membuat semangatku bangkit.


Sebagai idol, tujuanku adalah melampaui pencapaian Senpai.


Kemudian, saat aku lulus dan menjadi solo idol, aku ingin menampilkan pertunjukan yang bisa menggerakkan hati orang lain—membuat mereka tersentuh, seperti yang kulihat di video ini.


Dengan semangat yang bangkit kembali, aku pun berdiri.


Aku harus meminta maaf kepada manajerku. Juga kepada ibuku. Dan, tentu saja, aku ingin bertemu Senpai. Tak lupa berterima kasih kepada Gakudou@Juara Ujian Simulasi yang telah menyebarkan video ini dan menyadarkanku.


Dengan penuh semangat, aku mengutak-atik ponselku dengan tergesa-gesa, mungkin dengan senyum lebar yang aneh di wajahku.


Aku akhirnya mengingat kembali perasaan yang kurasakan pertama kali ketika aku memutuskan ingin menjadi seorang idol.


◆   ✧ ₊ ✦ ₊ ✧   ◆


Pov Gakudou Negoro

Saat Uyama-san memberi tahu Makura-san bahwa dia telah menonton videonya, kebetulan aku sedang berada di kamar Makura-san.


Awalnya hanya satu pesan, tapi tak lama kemudian, ponselnya terus bergetar, dan Makura-san menjawab teleponnya. Sambil mengangguk beberapa kali, dia menoleh padaku dan memberikan tanda jempol.


Sepertinya semua berjalan lancar.


Aku menarik napas lega dan bersandar di tempat tidur sambil memainkan ponselku.


Tak lama kemudian, Makura-san menyelesaikan teleponnya dan berbicara dengan wajah penuh kebahagiaan.


“Kuruha-chan sudah menonton videonya! Dia sangat memujiku! Dan katanya, dia akan berusaha lebih keras lagi!”


“Benarkah? Itu kabar baik! Aku juga sudah melaporkannya.”


Aku menunjukkan halaman SNS  Momomori Kuruha yang sedang kulihat pada Makura-san. Di sana, Uyama-san menulis permintaan maaf karena absen dari acara sebelumnya, serta pengumuman tentang konser comeback-nya yang akan datang.


“Terima kasih banyak. Ini semua berkat Gakudou-kun.”


“Ah, semua itu karena nyanyian dan penampilanmu, Makura-san. Aku juga terharu, dan bahkan terkadang masih menonton videonya. Dibandingkan dengan itu, aku merasa tidak melakukan apa-apa.”


“Ka-kadang-kadang masih menonton? Rasanya agak memalukan, ya. Tapi, tetap saja, Gakudou-kun pasti melakukan banyak hal. Tanpa akun Juara Ujian Simulasi itu, video ini tidak akan tersebar sejauh ini.”


“Entahlah, Dengan kemampuan sebagus itu, cepat atau lambat kamu pasti akan jadi topik pembicaraan.”


“Tapi, mungkin bukan sekarang. Yang membuat videonya tersebar secepat ini adalah kamu, Gakudou-kun.”


Makura-san mengatakannya dengan penuh keyakinan.


Ini adalah bagian dari rencana yang aku pikirkan untuk menyebarkan video Makura-san.


Sambil mempelajari tentang media sosial, aku berpikir tentang apa yang bisa aku lakukan, sesuatu yang hanya bisa aku lakukan. Saat itulah, aku teringat pada gagasan yang muncul ketika Makura-san memberitahuku tentang pencapaiannya selama liburan musim panas. 


Aku terinspirasi untuk memanfaatkan langsung hasil kerja keras yang telah kulakukan dalam “belajar.”


Bukan hanya sekadar menerapkan pengetahuan yang kupelajari, tapi benar-benar memanfaatkan kecerdasan yang telah terasah melalui proses belajar itu sendiri.


Dengan kesadaran itu, aku mulai mencari di media sosial.


Ternyata, ada beberapa orang yang berhasil menarik perhatian besar setelah memposting bukti foto mereka yang menjadi peringkat pertama di ujian simulasi nasional.


Peringkat satu di sekolah pilihan, peringkat satu di tiga mata pelajaran secara nasional, atau bahkan mendapatkan nilai sempurna di satu mata pelajaran. Semua itu bisa meningkatkan interaksi, tapi syarat utamanya adalah harus “peringkat satu.” 


Selain itu, orang-orang yang secara rutin membagikan konten tentang belajar dan metode belajar sering kali memiliki ribuan hingga puluhan ribu pengikut.


Kebetulan, ujian simulasi nasional di bimbingan belajarku akan segera dilaksanakan. Meski aku baru kelas satu SMA, aku memutuskan untuk mengikuti ujian yang diperuntukkan bagi kelas tiga dan siswa gap year. 


Karena ujian ini diadakan oleh tempat les dan tidak diadopsi oleh sekolah umum, hasilnya juga lebih cepat keluar.


Jika aku bisa meraih peringkat pertama di sana dan meningkatkan jumlah pengikut di media sosial...


Dengan pikiran itu, aku langsung membuat akun media sosial yang berfokus pada belajar, dan mulai memposting konten tentang aktivitas belajarku setiap hari sambil mempersiapkan diri untuk ujian simulasi.


Aku fokus pada matematika, mata pelajaran yang paling kuunggulkan, dan berusaha menutupi setiap kelemahan dengan cermat untuk memastikan aku bisa meraih peringkat satu.


Dan akhirnya, aku berhasil mendapatkan nilai sempurna dan peringkat pertama di ujian simulasi nasional.


Aku mengunggah hasilnya, dan segera mendapatkan banyak pengikut dari kalangan siswa yang tertarik pada ujian. Setelah video Makura-san selesai diedit, aku mengunggahnya ke situs video, lalu menyebarkannya di media sosial.


Namun, video itu bisa tersebar begitu luas bukan hanya karena usahaku. Hal itu terjadi karena video Makura-san memang sangat bagus. Kurang dari sehari setelah diunggah, jumlah penyebaran video itu sudah tiga kali lipat dari jumlah pengikutku. Awalnya, aku tidak mematikan notifikasi, jadi ponselku terus berdering tak henti-hentinya.


“Selain ujian simulasi, editan videomu juga luar biasa. Aku sangat berterima kasih padamu. Rasanya aku tidak bisa cukup berterima kasih. Aku ingin memberikan sesuatu sebagai balasan, tapi...”


Makura-san melirik ke atas seolah-olah sedang berpikir, lalu menatapku sekilas dengan wajah yang sedikit memerah, sebelum menggelengkan kepalanya dengan cepat. Apa yang dia pikirkan?


“Tak perlu repot-repot. Ini semacam hubungan saling menguntungkan. Lagipula, aku melakukannya karena keinginanku.”


Ketika aku mengatakannya, Makura-san menatapku dan tersenyum lebar.


“Baiklah, kalau begitu aku punya satu ‘hutang’ pada Gakudou-kun. Suatu hari, aku pasti akan membayarnya.”


Aku mengangguk sambil menyipitkan mata melihat senyumnya.


Meski aku tidak tahu kapan itu akan terjadi, janji “suatu hari” itu terasa menyenangkan.


◆   ✧ ₊ ✦ ₊ ✧   ◆


Sejak malam di tempat parkir koin itu, sudah sekitar tiga minggu sejak aku bertemu Uyama-san lagi.


Hari ini adalah hari Sabtu, dan aku baru saja selesai mengikuti kelas khusus di tempat les sejak pagi. 


Karena ujian simulasi sudah berakhir, aku berencana untuk bersantai, jadi setelah kelas berakhir di sore hari, aku tidak pergi ke ruang belajar, melainkan langsung menuju apartemen Makura-san.


Aku bertemu secara tak terduga dengan seorang gadis cantik berambut pendek hitam saat aku tiba di apartemen Makura-san dan sedang menaiki tangga ke lantai dua.


“Oh, Senpai!”


Ketika aku mendengar suaranya dan mengangkat wajahku, gadis itu, yang memiliki mata bulat yang cerah, sedang memandangku dari atas.


“Uyama-san... Kebetulan sekali.”


Uyama-san menunggu sampai aku sampai di atas tangga sebelum mulai berbicara.


“Aku baru saja selesai bekerja di sekitar sini, jadi aku mampir ke tempat Koyuna-senpai.”


“Begitu, kerja ya.”


Saat aku menjawabnya, Uyama-san mengeluarkan senyuman pahit.


“Untuk konser yang akan datang di akhir bulan, aku sudah menyampaikan ke kantor kalau aku ingin berpartisipasi, meskipun waktu persiapannya sangat mepet. Aku akan berusaha sekuat tenaga!”


“Baguslah, aku mendukungmu.”


“Ya!”


Setelah mengangguk, Uyama-san terlihat sedikit canggung, mengatupkan kedua tangannya dan menggosok-gosokkan jarinya.


“Sebenarnya, terima kasih untuk sebelumnya. Koyuna-senpai dan Negoro-senpai melakukan banyak hal untuk ku.”


“Tidak masalah, aku tidak melakukan sesuatu yang istimewa.”


“Jangan merendah. Koyuna-senpai sangat berterima kasih. Dia bilang semua itu berkat Negoro-senpai.”


Ternyata dia merasa berterima kasih. 


Aku sedikit penasaran tentang apa yang dibicarakan Makura-san dan Uyama-san.


Uyama-san menempatkan tangannya di depan dada seperti sedang berdoa dan melanjutkan dengan mata bersinar.


“Video itu benar-benar mengharukan. Senpai yang bersinar di bawah sinar matahari. Sayang sekali aku tidak bisa berkolaborasi di atas panggung, tetapi aku sangat senang bisa mendengar suara Senpai lagi sebagai penonton. Aku jadi menyadari betapa aku sangat mencintai Senpai hingga tidak bisa berbuat apa-apa. Aku sudah menonton video itu berkali-kali.”


Sepertinya kami berhasil mencapai tujuan yang kami rencanakan. Mendengar kata-kata itu langsung dari mulutnya membuatku merasakan kesuksesan rencana kami.


“Bagus. Aku juga cukup sering menonton video itu.”


Mendengar ucapanku, Uyama-san tampak bangga.


“Hebat, bukan, Koyuna-senpai?”


“Ya, memang.”


“Setelah sekian lama tidak bertemu, dia tetap terlihat menawan dan sempurna... Aku khawatir dia akan segera pergi jauh jika kita tidak berhati-hati.”


Uyama-san mengatakannya dengan senyum lebar, seolah menyiratkan bahwa dia berharap bisa melihat Koyuna kembali beraktivitas di dunia hiburan. Atau mungkin ada makna lain...


Saat aku merenungkan hal ini, Uyama-san melanjutkan,


“Setelah memikirkannya, aku merasa Negoro-senpai, kau menyukai Koyuna-senpai, kan?”


“Hah!? A-apa yang kamu maksud?”


Aku terkejut dan langsung mengajukan pertanyaan kembali.


“Karena aku dengar semua yang terlibat dalam video itu—mulai dari konsep, pengambilan gambar, hingga penyuntingan—semuanya dikerjakan oleh Negoro-senpai. Pasti sangat sulit untuk membuat sesuatu seperti itu. Lagipula, kualitasnya sangat tinggi. Dan semua itu dilakukan tanpa imbalan apa pun, kan? Itu berarti...”


“Umm... Benarkah? ...Eh, tunggu, tunggu. Sebenarnya ini adalah hal yang tidak bisa aku percayakan kepada orang lain, dan aku juga tidak punya orang lain untuk dimintai tolong. Aku harus melakukannya sendiri. Lagipula, aku sudah memutuskan untuk membantu Makura-san.”


Uyama-san mengeluarkan suara “Oh!” mendengar penjelasanku.


“Tidak, bukan itu!”


Aku merasa telah memberikan kesalahpahaman yang aneh. Sejak liburan musim panas, Makura-san adalah guru yang membimbingku di sekte kemalasan, dan aku adalah muridnya. Jadi, jika ada sesuatu yang bisa aku bantu, aku ingin sekali membantunya. Itu adalah hubungan yang biasa di antara kami. Itulah yang ingin aku sampaikan, namun—


Sementara aku merenungkan semua ini, Uyama-san hanya mengamatiku dengan tenang.


“Alasan? Ketidaksadaran? Entahlah, kalau begini, mungkin idol legendaris itu tidak akan bisa kau raih.”


Dengan tawa kecil, Uyama-san berbalik dan pergi.


“Aku akan datang lagi. Oh, dan jika senpai memiliki waktu luang, tolong datanglah ke konserku! Terima kasih!”


Setelah mengucapkan itu, Uyama-san pergi meninggalkanku.


Aku hanya bisa berdiri terpaku, memandangi punggungnya yang menjauh.


...Begitulah. Makura-san memang benar-benar legendaris. Melihat penampilannya, semua itu akan langsung terasa.


Dalam komentar video pun disebutkan, dia adalah tumpukan bakat yang luar biasa.


Aku benar-benar merasa kagum.


Saat bersamanya, ada beberapa kali (baru saja terjadi) orang-orang di sekitarku mengatakan bahwa aku sepertinya sadar akan keberadaan Makura-san.


Mengenai perasaan suka atau semacamnya, jujur saja, aku terlalu tidak berpengalaman untuk memahami itu.


Yang aku inginkan hanyalah bisa berada di sampingnya.


Aku ingin berusaha agar bisa berdiri di samping sosok yang aku kagumi, yaitu Makura-san.


Menarik kembali pandanganku dari Uyama-san yang keluar dari area apartemen, aku melangkah maju menuju depan pintu kamar Makura-san. Begitu aku menekan bel, pintu segera terbuka.


“Osu, Gakudou-kun.”


Seperti biasa, Makura-san muncul dalam balutan piyama. Pilihan hari ini adalah gaun tidur dengan kerah yang dihiasi renda, tampak sangat imut.


“Osu, maaf aku terlambat.”


“Tak masalah sama sekali. Kamu baru saja bertemu Kuruha-chan, kan? Apa kamu tidak membicarakan apa pun dengannya?”


Apa suara obrolan kami terdengar sampai ke dalam ruangan?


“T-tidak, tidak ada yang penting.”


Ketika aku berusaha mengelak dengan pernyataanku, Makura-san menatap wajahku dengan curiga.


“Hm? Ada yang aneh, ya? Ada apa ini?”


“Tidak, sungguh tidak ada apa-apa. Hanya berterima kasih atas video yang kita buat sebelumnya.”


Tidak mungkin aku bisa mengungkapkan bahwa orang-orang mengatakan aku menyukai Makura-san. Aku melanjutkan,


“Ayo, kita bermain game lagi seperti dulu! Malam ini aku bisa tinggal sampai larut!”


Sambil mengalihkan topik pembicaraan, aku masuk ke dalam ruangan. Jika dia terus menginterogasi, aku akan kesulitan.


Sementara itu, Makura-san melihatku dengan tatapan curiga sambil mengeluarkan suara “Hmph,” tetapi aku berpura-pura tidak menyadarinya.


◆   ✧ ₊ ✦ ₊ ✧   ◆


Pov Makura Koiro

『—Negoro-senpai, kau menyukai Koyuna-senpai, kan?』


『Lagipula, aku sudah memutuskan untuk membantu Makura-san—』


—Maaf, Gakudou-kun, tapi aku benar-benar mendengar semuanya...


T-tentu saja, ini bukan tindakan menguping, bukan?


Setiap kali ada seseorang yang pulang setelah mengantarnya, aku selalu menunggu sebentar hingga orang itu menjauh sebelum mengunci pintu.


Hari ini, setelah Kuruha-chan pulang, seperti biasa aku menunggu di pintu masuk. Tiba-tiba, aku mendengar dua suara. Suara itu terdengar jelas jika aku mendengarkan dengan seksama, jadi aku mendekat ke pintu dan berusaha mendengarkan dengan tenang—


Eh? Apakah aku sedang menguping?


Namun, yang membuatku terkejut adalah saat mendengar bahwa Gakudou-kun menyukai diriku...


Kuruha-chan mengatakan hal semacam itu, sementara Gakudou-kun tampaknya menyangkalnya, meskipun tidak sepenuhnya meyakinkan.


Mungkin saja kami memang memiliki hubungan yang agak berbeda dari sekadar teman, jadi aku bisa memahami jika Gakudou-kun memberikan jawaban yang samar.


“…………”


Melihat punggung Gakudou-kun yang masuk ke dalam kamar, hatiku tiba-tiba terasa hangat.


—Bagaimana dengan diriku?


Aku sadar bahwa berkat bantuannya, aku bisa melangkah maju dengan langkah besar. Dia telah membantuku dalam segala hal, dan aku tidak bisa cukup berterima kasih kepadanya.


Namun, selain itu, ada perasaan lain yang muncul saat aku memikirkan tentang Gakudou-kun.


Rasa lembut dan nyaman saat kami tidur berdampingan. Sebuah rasa aman yang tak bisa diungkapkan dengan kata-kata.


Apa itu cinta?


Dalam momen seperti apa cinta itu muncul? Apa yang menjadi pemicunya?


Apakah bisa muncul secara alami? Atau apakah ia tumbuh dan berkembang tanpa kita sadari?


Apakah cinta itu sederhana? Atau mungkin lebih kompleks dari yang kita kira?


Untukku yang masih belum berpengalaman, semuanya terasa begitu membingungkan.


Hanya saja, jika aku tidak bisa memahaminya, mungkin yang bisa kulakukan adalah jujur pada perasaanku sendiri—.


Tapi saat memikirkan itu, aku merasa seolah pikiranku akan melampaui batas.


Aku tidak tahu apa yang harus kulakukan, dan tanpa sadar aku tersenyum.


Yang pasti, saat ini ada perasaan yang sangat berharga di dalam dadaku.


Sampai aku bisa memahami nama perasaan ini, aku ingin merawatnya dengan penuh kasih. Itulah yang sedang aku pikirkan.
















Post a Comment

0 Comments

Tidak boleh adanya spoiler, hormati user lainya. Gunakan komentar dengan bijak sebagai tempat berdiskusi.

Post a Comment (0)
Our website uses cookies to enhance your experience. Learn More
Accept !