Ninki Seiyuuto Ichaicha Shite Kekkon Suru Rabu Kome bab 5

Ndrii
0

 Bab 5

Kesempatan Terakhir




"Hah... Gimana caranya biar semuanya bisa berjalan dengan baik ya..."

 

Di meja kantor, aku membaca naskah audisi "Mikoto" dan menghela nafas dalam-dalam.

 

Setelah melakukan ziarah ke tempat suci itu, Ai-chan telah berlatih keras. Sambil memikirkan karakteristik Mikoto, dia mencoba berbagai pola untuk dialog yang sulit berkali-kali. Tentu saja, aku juga menemaninya dan memberikan berbagai nasihat meskipun aku hanya amatir...

 

Namun pada akhirnya, hingga sekarang, Ai-chan belum bisa melakukan akting yang baik.

 

Bagaimana caranya untuk bisa menyamai Riko-san. Itu satu-satunya hal yang terus aku pikirkan dan membuatku sangat khawatir.

 

Hingga audisi, sisa waktu hanya tiga hari. Namun, dengan keraguan yang dimiliki Ai-chan dalam aktingnya, kemungkinan besar dia tidak akan lolos.

 

Jika itu terjadi, Ai-chan akan berhenti menjadi seorang seiyuu, dan aku juga akan dipecat dari perusahaan ini. Masa depan yang menyenangkan dimana dia menjadi pemeran utama tidak akan terjadi, malah aku akan kehilangan penghasilan, tidak bisa membayar biaya kuliah...

bBahkan tidak bisa membayar biaya makan, dan benar-benar tidak bisa hidup. Aku benar-benar tidak ingin masa depan seperti itu.

 

Untuk mencegah itu terjadi, aku ingin memberikan nasihat pada Ai-chan, tapi apa yang seharusnya aku katakan...

 

"Selamat malam, Souta-san."

 

"Hah!?"

 

Aku terkejut dan berbalik ketika mendengar suara tiba-tiba. Di belakangku, ada seorang wanita berdada besar yang aku kenal.

 

"Ma... Maya-san... Selamat malam..."

 

"Bagaimana keadaannya? Sepertinya tidak terlalu baik."

 

"Ah... bisa ditebak ya...?"

 

"Iya. Dari warna wajahmu sudah terlihat. Postur tubuhmu juga terlihat sedikit murung, dan dokumen yang aku minta untuk diorganisir kemarin masih tertumpuk seperti ini. Bagaimana ini? Saya akan memecatmu, loh?"

 

"Ma... maaf! Aku sedikit melamun!"

 

Aku merasa tubuhku bergetar secara naluriah di bawah tatapan tajamnya, dan segera mulai bekerja.

 

Namun... aku masih tidak bisa berkonsentrasi. Aku terus memikirkan tentang Ai-chan...

 

"Hah... Jadi, kamu masih memikirkan tentang Ai-chan?"

 

Sambil duduk di kursi di sebelahnya, Mayasan memperhatikan wajahku.

 

"Sepertinya situasinya tidak terlalu baik. Belakangan ini, kamu terlihat bekerja keras untuknya."

 

"Bukan, yang bekerja keras adalah Ai-chan. Memang benar kalau situasinya tidak bagus... tapi..."

 

Aku menjelaskan semuanya pada Maya-san. Tentang bagaimana Ai-chan berusaha menyamai Riko-san namun tidak berhasil. Dan aku juga tidak tahu harus memberikan nasihat apa.

 

"Ai-chan... dia berusaha keras untuk mengejar peran Mikoto yang sebelumnya, tapi sepertinya dia tidak bisa mendapatkan feel yang cocok... Karena keraguannya itu, ada sesuatu yang terasa tidak pas dalam aktingnya..."

 

"Jadi itu yang membuatmu sama sekali tidak bisa fokus pada pekerjaanmu."

 

"Maaf... aku benar-benar minta maaf..."

 

Aku tidak tahan dengan tatapan menusuknya dan mengalihkan pandanganku dari dia.

 

Lalu, Maya-san menghela nafas.

 

"Hah... tidak ada cara lain... Baiklah, mungkin aku harus memberikanmu sedikit nasihat."

 

"Eh...?"

 

"Setidaknya, saya adalah senpaimu... Membantu kouhai yang bingung dengan pekerjaannya juga merupakan bagian dari pekerjaan. Saya hanya bisa mengatakan hal yang sudah jelas"

 

Begitu katanya, Maya-san memalingkan tubuhnya ke arahku. Aku juga memindahkan pandanganku kepadanya.

 

"Apa yang ingin saya katakan hanya satu. Jujur saja, tidak ada artinya terlalu khawatir tentang audisi."

 

"Eh...?"

 

"Karena mau bagaimanapun juga, seberapa banyak pun kamu merasa bingung, pada akhirnya yang bisa dilakukan hanyalah meminta dia untuk berakting seperti dirinya sendiri."

 

Berakting seperti dirinya sendiri...?

 

"Seperti manusia, tidak peduli seberapa keras mereka berusaha, tidak bisa mengeluarkan kekuatan lebih dari yang mereka miliki. Dan saat mereka bisa mengeluarkan kemampuan terbaiknya adalah ketika mereka berakting sesuai dengan diri mereka sendiri. Kalau kamu mencoba melakukan lebih dari itu, berpikir tentang berbagai hal atau memaksakan diri, pasti akan ada celah yang muncul."

 

Itu, aku merasa bisa mengerti. Manusia, meskipun bisa bertumbuh sedikit demi sedikit, tidak mungkin bisa melakukan sesuatu yang jauh di luar kemampuan mereka sejak awal. Apalagi, dalam situasi tegang seperti audisi.

 

"Tentu saja, penting juga untuk mempertimbangkan seiyuu sebelumnya. Tapi, kalau kamu, sebagai penggemar terbesar, merasa ada yang tidak nyaman dengan aktingnya,

berarti dia pasti sedang memaksakan diri. Akibatnya, saya pikir itu membuat keunikan Ai-chan hilang."

 

"Tapi... hanya dengan berakting seperti biasa saja, bisakah dia lolos audisi...?"

 

"…Souta-san, apa kamu berpikir dengan kemampuan asli Ai-chan, dia tidak bisa menang di audisi?"

 

"T, tidak...! Tentu saja tidak...!"

 

"Tapi, kalau dia memiliki kemampuan, maka yang harus dia lakukan hanyalah memanfaatkannya, bukan?"

 

"…………!"

 

Memang, mungkin apa yang dikatakan Maya-san benar... Aku juga, saat audisi sebelumnya, seharusnya memiliki keyakinan bahwa "Ai-chan pasti bisa!"!

 

"Kemampuan yang tidak mungkin dilakukan dengan kemampuan sendiri, tidak peduli bagaimana caranya, tetap saja tidak akan berhasil. Sebaliknya, kalau ada kemampuan, asalkan kamu memanfaatkannya dengan baik, tidak perlu trik-trik khusus. Terlalu banyak berpikir malah bisa menjauhkanmu dari pencapaian tujuanmu, menurut saya."

 

"Ma, Maya-san...!"

 

"Pada akhirnya, tidak perlu berusaha melebihi orang lain secara paksa. Saya pikir, dia sudah cukup baik apa adanya. Saya ingin Ai-chan menunjukkan kemampuannya sebanyak 100%."

 

Kata-katanya, entah kenapa, sangat masuk akal.

 

Jadi itu... Yang penting adalah membiarkan Ai-chan menunjukkan kemampuan terbaiknya. Dengan terlalu banyak berpikir dan merasa ragu dengan aktingnya seperti sekarang, itu akan membuatnya gagal.

 

Bagaimana dia seharusnya berakting, harusnya bisa dilihat dengan memandang dirinya sekali lagi...!

 

"Maya-san... terima kasih! Berkat anda, aku sudah menetapkan strategi!"

 

"Itu bagus. Jadi, tolong urus dokumen-dokumennya. Itu sudah menumpuk."

 

"Ya! Aku akan bekerja keras sampai mati!"

 

Dengan rasa terima kasih kepada Mayasan, aku mulai membereskan dokumen-dokumen yang menumpuk.

 

Secepatnya menyelesaikan pekerjaan dan pulang. Dan aku ingin memberi Ai-chan saran!

 

 

Setelah menyelesaikan pekerjaan di kantor, aku berlari kecil pulang ke rumah.

 

Aku ingin segera menyampaikan nasehat yang kuterima dari Maya-san kepada Ai-chan. Dengan mengingat hal itu, aku membuka pintu depan dan menuju ruang tamu tempat dia selalu berada. Lalu aku mendengar suara seseorang.

 

Nee, Ka-chan. Bangun dong? Ada tes hari ini lho, kita akan terlambat?

 

Itu adalah kalimat yang belakangan ini sering didengar dari Misaki. Kalimat itu adalah bagian dari adegan di mana dia membangunkan protagonis.

 

Namun, yang membacanya bukanlah Ai-chan. Kalimat itu terdengar dari televisi.

 

Dan selanjutnya──

 

Aku tahu kebaikan Ka-chan lebih dari siapa pun, tau? Jadi jangan terlalu sedih ya?

 

“Aku tahu kebaikan Ka-chan lebih dari orang lain, tau? Jadi jangan terlalu sedih ya?"

 

Ai-chan mengucapkan kalimat sesuai dengan yang mengalir dari televisi. Cara dia membacanya, mulai dari tempat dia bernapas hingga intonasinya, merupakan tiruan yang sempurna.

 

Dengan cara ini, Ai-chan membaca beberapa kalimat lain dengan cara yang sama.

 

Dan setelah satu adegan selesai, dia akhirnya menghentikan anime tersebut.

 

"Phew... kira-kira gini aja deh... eh, apa? Souta? Kamu udah pulang!? "

 

Ai-chan tiba-tiba berbalik dan menyadari keberadaanku yang berdiri di depan ruangan. Wajahnya, yang berbeda dari kecemasan belakangan ini, terlihat cerah.

 

"Eh, Ai-chan...? Kamu ngapain tadi? Dan, video tadi itu..."

 

"Ah, iya. Itu tadi “Kimi to Mita Sora” dari masa lalu."

Ai-chan berkata, menunjukkan tas dari toko penyewaan. Memang, video tadi adalah anime lama “Kimi to Mita Sora” Tapi, apa yang dia lakukan sambil menontonnya...?

 

"Sebenarnya, aku gak bisa akting Mikoto dengan baik, jadi aku menggunakan ini buat referensi."

 

"Referensi... kamu tadi sedang meniru kalimatnya?"

 

"Iya. Aku udah ngerekam dan nonton acara ini berkali-kali sebelumnya, jadi kupikir aku ingat dengan baik. Tapi, waktu aku nonton lagi seperti ini, aku nemuin banyak masalah. Aku nggak bisa baca kalimat dengan baik sebelumnya karena aku nyoba nyesuaiin dengan Riko-san dari ingatanku yang samar."

 

".........!"

 

──Mencoba menyesuaikan dengan Riko-san dari ingatan yang samar...?

 

Aku mengerti sekarang... ini adalah sumber dari perasaan tidak nyaman yang aku rasakan...!

 

Ai-chan pasti, sampai sekarang tidak bisa melakukan akting Mikoto dengan baik. Dia mencoba sengaja menyesuaikan dengan akting Riko-san dari memori, tapi kesulitan dan menderita. Akibatnya, aktingnya menjadi sangat berbeda dari biasanya, dan aku merasa aneh.

 

Namun, setelah memastikan kembali akting Riko-san yang sebenarnya, dia mendapatkan kembali kepercayaannya.

 

"Tapi, kupikir sekarang udah gapapa! Aku udah masukin akting Riko-san yang asli ke kepala ku!

Jadinya sekarang, aku gak bakal ragu lagi waktu akting! Aku pasti bisa dapetin peran Mikoto dengan tanganku sendiri!"

 

"Jangan... jangan lakukan itu..."

 

"Eh...?"

 

"Jadi, tolong jangan lakukan itu!"

 

Aku berteriak dengan tergesa-gesa, dan Ai-chan terkejut mundur.

 

"Apa...? Kenapa kamu tiba-tiba teriak? Ada apa...?"

 

"Makanya, aku mau kamu berhenti. Terlalu bereferensi sama seiyuu yang mainin peran yang sama sebelumnya waktu berakting itu..."

 

"Eh!? Kenapa!?"

 

Kali ini, Ai-chan berteriak padaku.

 

"Karena ada seiyuu yang udah mainin karakter yang sama sebelumnya, bereferensi pada mereka itu wajar, kan!? Walaupun udah beberapa waktu berlalu, Mikoto dari 'Kimizora' itu populer. Orang-orang yang nonton anime ini pasti menginginkan Mikoto seperti itu."

 

"Udah pasti... mungkin penting juga buat merhatiin orang sebelumnya... Kalo seiyuu anime berubah dan cara bicara karakternya berubah secara drastis, pasti banyak orang yang mengeluh... Bahkan kalo nggak juga, kupikir belajar dari akting orang lain juga penting..."

 

"Iya, betul...! Makanya aku belajar dari tadi..."

"Tapi! Kalo cuma niru, akting Ai-chan jadi gak ada artinya!"

 

"......!"

 

Ai-chan berhenti berbicara di tengah kalimat.

 

"Terikat sama akting Riko-san, dan bikin suara yang beda banget dari biasanya, itu salah! Akting Ai-chan tadi, aku malah ngerasa gak bagus sama sekali!"

 

Kata-kataku membuat ekspresi Ai-chan menjadi sedih. Sebagai penggemar nomor satu Ai-chan yang mengaku sendiri, menolaknya sepenuhnya. Mungkin dia terkejut dengan kenyataan itu.

 

"Karena, akting tadi bukan akting Ai-chan... itu cara berakting Riko-san. Kalo Ai-chan niru, itu cuma jadi versi yang lebih rendah dari Riko-san."

 

"Itu nggak mungkin..."

 

"Akting Riko-san, emang bagus. Mungkin para penggemar pengen akting kayak gitu di anime berikutnya... Tapi, kalo cuma niru, apa bedanya sama orang lain yang niru juga? Itu gak masuk akal, mending gak usah ada audisi."

 

"Lalu, aku harus gimana!? Kalo niru Riko-san salah, gimana caranya aku akting nanti..."

 

"Ya udah pasti! Kamu harus akting yang cuma bisa dilakukan sama Ai-chan!"

 

Itu adalah keinginan dari hatiku.

Aku ingin Ai-chan memanfaatkan individualitasnya dan memerankan Mikoto yang berbeda dari Riko-san, seiyuu top sebelumnya, dengan cara yang hanya bisa dilakukan olehnya.

 

"Akting yang cuma bisa aku lakukan...? Tapi, kalo aku ngelakuin itu, audisi..."

 

"Kamu pasti lulus! Karena akting Ai-chan itu menarik!"

 

Kalau akting Ai-chan tidak menarik, aku sebagai penggemarnya tidak akan ada! Tapi aku, setelah melihat akting asli Ai-chan di "MajiMari", menjadi penggemar beratnya. Keberadaanku adalah bukti bahwa akting Ai-chan itu menarik!

 

"Jadi, percaya pada dirimu sendiri. Aku mau kamu tanding pake aktingmu sendiri, kamu harus melakukannya. Karena para sutradara nyari pemeran yang bisa ngelakuin itu."

 

Aku menggenggam bahu Ai-chan. Dan, saya menatap matanya.

 

"Kalo kamu mau melakukannya, lewati pemeran sebelumnya dengan individualitasmu!"

 

"............!"

 

Ai-chan menatapku langsung. Sepertinya dia tersadar, seperti menyadari sesuatu. Dalam matanya, saya bisa merasakan kekuatan yang tidak terlihat sebelumnya.

 

Dan, dia mulai berbicara.

 

"Aku mengerti. Aku akan mencobanya. Bertanding dengan aktingku sendiri...!"

 

"Ai-chan...! Itu bagus!"

"Kalo udah gitu, ayo kita langsung susun ulang aktingnya! Kamu mau bantu aku, kan?"

 

"Ya, udah pasti! Masih ada tiga hari sampe audisi! Ayo kita pikirin bareng Mikoto yang cuma bisa diperanin sama Ai-chan!"

 

Ai-chan mengangguk dan membuka naskah audisi.

 

Dan kami mulai merencanakan rencana akting kami sekali lagi.

 

 

(POV Ai-chan)

──Audisi, sore hari sebelumnya. Aku sudah tiba di depan kantor.

 

Dua hari lalu, setelah dipersuasi oleh Souta, aku mulai merevisi rencana aktingku dengan penuh semangat.

 

Dengan mempertimbangkan kembali karakter Mikoto dan mempertimbangkan pendapat Souta, aku mencari kelebihanku sendiri. Dan aku terus mencoba dan salah untuk menemukan apa kekuatan Mikoto yang bisa aku tarik.

 

Dan sekarang, karena aku benar-benar ingin berkonsultasi tentang rencana akting, saya datang untuk menemui Souta.

 

"Emang gak papa ya kalo \aku datang tiba-tiba kayak gini...?"

 

Aku sebenarnya tidak tahu apa pekerjaan Souta sehari-hari. Dia seharusnya adalah pegawai biasa, jadi aku seharusnya bisa bertemu dengannya kalau aku pergi... tapi aku tidak akan diusir, kan...?

 

"Nggak, mungkin nggak... mungkin..."

Pada dasarnya, aku tidak ingin mengganggu Souta saat dia bekerja. Bahkan hari ini, seharusnya aku menunggu Souta pulang sambil berlatih adegan lain.

 

Tapi, audisi sudah besok. Aku ingin menyelesaikan keraguanku sesegera mungkin.

 

Sejujurnya, masih merencanakan rencana akting ketika audisi adalah besok itu aneh... Tapi, ini juga untuk mengeluarkan semua kemampuanku. Aku ingin berpikir keras sampai akhir.

 

"Aku harus masuk dulu..."

 

Aku mendorong pintu kaca kantor dan masuk ke dalam lift. Aku masuk ke lantai tempat Souta berada dan mengintip keadaannya dari kejauhan.

 

Dan kemudian──aku menemukannya. Di antara pegawai lainnya, Souta bekerja di bagian belakang.

 

"Ya, ya... itu... jika Anda tidak keberatan... ya..."

 

Dia tampaknya meminta sesuatu kepada lawan bicaranya di telepon. Dia menundukkan kepalanya berulang kali selama berbicara, dan setelah itu selesai, dia menelepon orang lain. Dan dia mulai menundukkan kepalanya lagi.

 

"Souta... kayaknya lebih sibuk dari yang aku pikirin..."

 

Aku merasa sulit untuk berbicara dengan dia... Tapi, aku juga harus segera menyelesaikan ini...

 

Tidak ada cara lain... aku akan mendekatinya tanpa mengganggu, dan berbicara dengannya saat ada kesempatan. Aku akan selesaikan ini dengan cepat.

Dengan keputusan itu, aku mulai berjalan mendekati Souta. Kemudian, secara bertahap aku mulai mendengar suara bicaranya.

 

"Ya... ya... saat itu, silakan gunakan... dari kami. Ya, ya... kami menunggu..."

 

Souta menundukkan kepalanya berkali-kali kepada seseorang yang tidak terlihat, dan kemudian, seolah-olah dia memotong telepon, dia menelepon seseorang lagi.

 

Apa yang dia bicarakan sebenarnya...? Aku menjadi semakin penasaran. Meskipun aku merasa itu tidak seharusnya, rasa ingin tahu membuatku mendengarkannya.

 

Pada saat itu, seseorang berbicara kepadaku dari belakang.

 

"Selamat pagi, Ai-chan. Apakah Anda memiliki urusan dengan Souta-san?"

 

"Ah!?"

 

Suara aneh keluar dari tenggorokanku.

 

Ketika aku berbalik, ada seorang pegawai wanita yang berdiri di sana. Jika aku tidak salah... namanya Maya-san, kan?

 

"Maafkan saya. Apakah saya membuat Anda terkejut?"

 

"Tidak, tidak! Maaf! Saya masuk ke sini tanpa izin..."

 

"Tidak apa-apa. Anda memiliki urusan dengan Souta-san, kan? Dia sedang di telepon sekarang, jadi bisa tolong tunggu sebentar?"

 

"Ya, tentu saja!"

 

Melihatnya, Souta terus menelepon. Sambil selalu menundukkan kepalanya, dia mengulangi permintaan seperti "Mohon bantuannya" atau "Bisakah Anda menggunakannya?", dan lain-lain.

 

Aku mulai penasaran tentang apa yang sedang dibicarakan...

 

"Tapi... itu bagus, kan, Ai-chan. Saya pikir anda beruntung."

 

"Eh...?"

 

"Anda bertemu dengan seorang manajer yang bekerja keras untuk anda seperti ini."

 

Sambil melihat ke arah Souta, Maya-san berbicara kepadaku.

 

"Eh, apa maksudnya...?"

 

"Oh, anda tidak tahu? Tentang Souta-san. Bahkan sekarang, dia terus menelepon ke berbagai tempat, semuanya demi anda."

 

"Eh...?"

 

"Untuk meningkatkan pekerjaan Ai-chan, dia sedang berusaha menjual anda seperti itu. Kepada para sutradara yang memiliki hubungan dengan kami."

 

Itu... benarkah? Aku hampir dipecat? Kalau aku gagal dalam audisi besok, aku harus berhenti menjadi seiyuu, mengapa dia mulai menjual dari sekarang...?

 

"Dia pasti percaya. Kalau anda pasti akan lolos audisi."

 

Maya-san menjawab pertanyaanku seolah-olah dia bisa merasakan perasaanku.

 

So-Souta...! Dia benar-benar percaya pada kemampuanku seperti itu...!

 

"Tapi, bahkan kalau anda lolos audisi, jika tidak ada pekerjaan lain, anda akan terjebak. Dia ingin Ai-chan lebih aktif. Itulah mengapa dia melakukan penjualan untuk masa depan."

 

"Oh, begitu..."

 

"Omong-omong, audisi yang akan anda ikuti besok juga, itu hasil dari penjualan Souta-san. Apakah anda belum mendengar tentang itu?"

 

"Eh!? Saya sama sekali belum mendengar tentang itu..."

 

Souta... dia bekerja keras di tempat yang tidak bisa kulihat, demi aku tidak dipecat...!

 

"Dia bukan hanya seorang penggemar lagi, tapi seorang manajer yang hebat. Tidak banyak orang yang memiliki semangat seperti itu, bahkan kalau mereka juga menghadapi risiko dipecat."

 

"Uh, iya...! Benar, itu...!"

 

Sungguh... Aku tidak bisa membayangkan ada orang lain yang peduli padaku sebanyak Kanata...!

 

Apa ini...? Itu membuatku bahagia... Sangat bahagia hingga aku ingin langsung memeluk Souta...!

 

"Ai-chan... Semoga berhasil besok. Supaya tidak menyia-nyiakan usahanya."

 

"Ya...! Saya akan berusaha sekuat tenaga!"

 

Tidak pernah sebelumnya aku merasa begitu termotivasi. Dengan semangat itulah aku menjawab.

 

Saat itu, tepatnya Souta memanggilku.

 

"Eh? Ai-chan, kamu di sini? Ada masalah apa?"

 

"Ah, ya! Ada adegan yang mau aku konsultasiin..."

 

Sambil berbicara dengannya, aku sekali lagi bertekad.

 

Aku pasti akan lolos audisi dengan selamat dan membalas budi kepada Souta.

 

 

(POV Souta)

Dan kemudian, akhirnya hari audisi tiba. Aku dan Ai-chan tiba di tempat audisi.

 

Kami masuk ke ruang tunggu tiga puluh menit lebih awal, tapi sudah ada beberapa aktris pengisi suara wanita di dalam, yang sedang memeriksa naskah audisi mereka atau mengonfirmasi cara membaca dialog dengan suara rendah, menyiapkan diri mereka untuk saat-saat terakhir.

 

Melihat sosok rivalnya, wajah Ai-chan menjadi tegang. Tidak semua orang di sini akan diterima sebagai Mikoto, namun masih banyak rival. Tidak heran jika dia merasa perlu untuk waspada.

 

Aku, dengan harapan membuat Ai-chan merasa sedikit lebih tenang, tanpa berkata-kata meletakkan tanganku di bahu dia dan membawanya duduk di bangku panjang yang kosong.

 

Kami berencana untuk menunggu giliran kami...

 

"Nee... Ai-chan...? Kamu gapapa...?"

 

"*Gigil*, *gemetar*... *Gigil*, *gemetar*..."

 

Ai-chan yang duduk di sebelahku, gemetar dengan ketidakpercayaan. Sepertinya kata-kataku tidak masuk ke telinganya, dia mengeluarkan keringat yang berlebihan sambil tubuhnya bergetar kecil.

 

"Eh, Ai-chan...? Halo...?"

 

"Uhyaaa!? Eh, apa...!? Aku, gagal...!? Aku gagal...!?"

 

"Nggak, kita belum mulai sama sekali..."

 

"Oh, benar... Huu... Huuuuu..."

 

Dia menghela nafas panjang, dan mulai bergetar lagi. Menakutkan. Sepertinya dia benar-benar ketakutan.

 

Selain itu, dia tampak ketakutan sambil melihat sekeliling dengan gelisah.

 

"Ahh. Aku ngerti sekarang..."

 

Rupanya, dia khawatir tentang peserta lain yang sedang membaca naskah di dekatnya.

 

Sebagai manajernya, seharusnya aku tegas mengatakan, "Jangan peduliin orang lain. Fokus pada dirimu sendiri."

 

Namun, kali ini aku merasa itu tidak bisa dihindari. Karena—

 

Nee Ka-chan~. Bangun dong~? Ada tes hari ini, kita akan terlambat loh~?

 

Aku tahu kebaikan Ka-chan lebih dari siapa pun, loh~? Jadi jangan terlalu sedih ya~?

 

Kyaa! Ka-chan, jangan lihat~! Celana dalamku hari ini tidak lucu loh~!

 

Semua peserta yang berlatih untuk peran Mikoto meniru pendahulunya, Riko-san. Setelah Ai-chan menonton BD yang dia pinjam, Mikoto versi pendahulu memiliki nada bicara yang manis dan sedikit cadel, suara khas yang membuat orang ingin terus mendengarnya, suara yang manis dan menyenangkan. Dan itu yang ditiru oleh semua orang.

 

Mendengar Mikoto yang diperankan oleh semua orang, wajah Ai-chan menjadi lebih murung daripada audisi sebelumnya. Dia merasa tidak aman karena arah aktingnya berbeda dari yang lain.

 

"Aku... keliatannya gapapa kan...?"

 

Dia menggigil sambil memegang naskah, bergumam kepada siapa pun. Suaranya seakan-akan akan menangis setiap saat.

 

"Ai-chan."

 

Sambil memanggil namanya, aku mencondongkan wajahku untuk melihat wajahnya yang tertunduk.

"Kamu gapapa kok. Ai-chan udah berusaha dengan benar. Kamu bisa percaya diri tentang itu."

 

"So-Souta..."

 

"Dan... kalo kata aku, Ai-chan itu yang paling berbakat di sini."

 

Melihat kata-kataku, dia memandang wajahku.

 

"Kalo kita berbicara tentang akting peran Mikoto... Semua orang di sini, lebih buruk dari Riko-san. Jadinya, mereka tidak akan lulus audisi."

 

Aku berkata dengan suara rendah agar tidak terdengar oleh orang lain.

 

Sejauh yang aku dengar, penampilan peserta lain yang mengikuti gaya Reiko-san sebelumnya hanyalah versi yang lebih buruk dari dirinya. Baik peran maupun dialognya sama, hal itu sangat terlihat.

 

"Tapi, cuma Ai-chan yang beda. Penampilan Ai-chan bukan versi yang lebih buruk dari pendahulunya, dia punya gayanya sendiri. Ada kebaikan Mikoto yang cuma bisa diperankan sama Ai-chan!"

 

Cara berakting Ai-chan yang orisinal tidak bisa semata-mata dibandingkan dengan Reiko-san. Keduanya memiliki kekuatan yang berbeda dalam akting mereka.

 

"Ai-chan di sini satu-satunya yang gak cuma bisa disandingkan dengan pendahulunya—mungkin malah melebihi! Jadi, percaya pada dirimu sendiri!"

 

"......Ya. Souta, terima kasih!"

 

Ai-chan mengangguk kuat dan mengubah ekspresinya yang hampir menangis menjadi senyum manis biasanya.

 

"Aku...... akan berusaha keras! Aku akan memberikan seratus persen usahaku dan pasti dapetin peran itu!"

 

"Ya, nah gitu dong semangatnya! Pergilah!"

 

Saat aku menepuk pundaknya. Tepat saat audisi dimulai.

 

"Sebagai orang pertama. Mohon, Yamamoto Misaki-san."

 

"Ya!"

 

Peserta pertama dipanggil dan anak yang ditunjuk berjalan menuju booth dubbing. Dan ketika penampilannya selesai, nama orang selanjutnya dipanggil.

 

Begitulah cara mereka menilai penampilan satu per satu, dan tak lama kemudian, giliran Ai-chan tiba.

 

"Aizaki Yuka-san. Silakan."

 

"Ah...... Ya!"

 

Ini dia...... Saatnya bertanding telah tiba.

 

---Tidak apa-apa. Jangan terlalu tegang, berikan yang terbaik!

 

Mengirimkan pandangan yang berarti seperti itu, Ai-chan mengangguk lagi.

 

Kemudian, dengan naskah audisi di tangan, dia pergi ke booth dubbing sendirian.

 

 

(POV Ai-chan)

---Syukurlah...... Berkat Souta, aku merasa bisa mengeluarkan kekuatanku......!

 

Sambil berjalan di koridor menuju booth, aku merasa lega.

 

Tanpa dorongan dari Souta, aku akan kembali ragu pada penampilanku sendiri. Dalam keadaan seperti itu, aku pikir aku tidak bisa mengeluarkan setengah dari hasil latihanku. Itu akan membuat seluruh usahaku sia-sia.

 

Tapi, sekarang aku berbeda. Aku percaya pada usahaku selama ini dan Souta yang telah mengakuinya. Untuk lulus audisi!

 

"Permisi!"

 

Pertama-tama, aku membuka pintu ruang kontrol dan menunjukkan wajahku kepada staf yang ada di dalam, seperti sutradara suara, produser, dan lainnya.

 

Aku akan membuat mereka mengakui kemampuanku......!

 

Dengan tekad yang kuat, aku menyelesaikan perkenalan dan salam. Aku membungkuk sebagai tanda terima kasih pada kata-kata "Semangat ya" dari orang yang tampaknya sutradara suara, lalu meninggalkan ruang kontrol.

 

Dan akhirnya, aku masuk ke dalam booth dubbing.

 

---Tapi pada saat itu, aku sedikit ragu.

 

"......"

 

Di dalam booth, ada monitor yang digantung di dinding dan kursi serta bangku panjang yang tersusun rapi di sudut. Lalu, ada satu stand mikrofon yang diletakkan sendirian di tengah-tengah, seperti biasa.

 

Dan di sini, hanya ada aku sendirian.

 

──Memang, perasaannya sangat kesepian......

 

Hal itu wajar saja, karena audisi tidak memiliki video atau teman untuk berakting bersama. Meskipun ini bukan kali pertama aku masuk ke studio ini, berdiri sendirian di dalam ruangan membuatnya terasa sangat luas. Luasnya itu, secara abnormal membuatku merasa tidak nyaman dan takut......

 

Perasaan kesepian ini selalu membawa pemikiran negatif setiap kali aku audisi. Kemungkinan rendah aku diterima di banyak audisi...... Usaha dan materi yang telah kubeli menjadi sia-sia saat aku gagal...... Kecemasan karena tidak mendapatkan pekerjaan dan tidak bisa mendapatkan penghasilan......

 

Padahal, suasana hatiku baru saja membaik, tapi lagi-lagi aku menjadi gugup dan lututku mulai bergetar. Langkah kakiku menuju mikrofon juga terasa semakin berat.

 

Menjadi cemas lagi karena hal seperti ini...... Aku benci akan kelemahan hatiku sendiri!

 

Saat aku berpikir seperti itu......

 

"Ah......!"

 

Aku merasa ada yang memandang, dan aku langsung berbalik.

 

Lalu...... aku melihat Souta berdiri di ruang kontrol di balik kaca.

 

Souta juga, sebagai manajer, datang untuk melihat aktingku......!

 

(Ai-chan di sini satu-satunya yang gak cuma bisa disandingkan dengan pendahulunya—mungkin malah melebihi! Jadi, percaya pada dirimu sendiri!)

 

Melihat senyumnya, aku teringat kata-kata semangatnya. Dan, seakan ajaib, gemetar di lututku langsung menghilang.

 

Sungguh...... Kanata selalu membantuku!

 

Selama beberapa hari ini, Souta selalu berusaha keras untukku. Ketika aku bingung tentang cara berakting, ketika memikirkan karakteristik Mikoto, bahkan saat latihan sebenarnya, dia selalu memberiku nasihat dengan penuh perhatian.

 

Aku yakin tidak ada manajer yang lebih baik dari Kanata di dunia ini. Aku sangat beruntung bisa bertemu dengannya.

 

Itulah mengapa, aku harus membalas budi. Aku harus berakting dengan baik, memenangkan audisi, dan membuat Kanata senang. Dengan aku mendapatkan peran, itu akan menunjukkan bahwa kemampuannya sebagai manajer itu luar biasa.

 

Dengan berpikir seperti itu, kekuatan kembali mengalir ke dalam diriku......!

 

"Yuka-san, apakah Anda sudah siap?"

 

"Ya! Aku siap!"

Aku membungkuk kepada direktur suara di ruang kontrol.

 

"Oke, kami akan menyalakan lampu CUE, jadi tolong sebutkan agensi dan nama Anda, serta nama peran, untuk memulai."

 

"Baik!"

 

Lalu aku berbalik kembali ke mikrofon, dan memastikan lampu berubah menjadi merah.


Ini adalah pertarungan ku!

 

 

(POV Souta)

"Saya Aizaki Yuka, dari LightRoard. Saya akan memerankan Shinonome Mikoto!"

 

Ai-chan di dalam booth menyatakan, dan audisi pun akhirnya dimulai. Aku mengamati keadaan tersebut dari ruang kontrol dengan tenang.

 

Shinonome Mikoto──seorang heroine utama yang sangat penting dalam "Kimizora". Dia adalah seorang gadis yang jujur dan ceria, sedikit alami dan teman masa kecil. Kadang-kadang, sikapnya yang tidak terduga menambahkan daya tariknya.

 

Mengingat karakteristik tersebut, pendahulunya berperan dengan suara yang manis dan lucu dengan mengulurkan akhiran kata-katanya. Itu sebabnya para peserta audisi lainnya mencoba meniru akting Riko-san, karena itu sangat cocok.

 

Namun, cara Ai-chan... sedikit berbeda.

 

Nee, Ka-chan. Bangun dong? Kita ada tes hari ini, kita akan terlambat loh?

 

Dibandingkan dengan akting Riko-san dan yang lainnya, Ai-chan memilih suara yang lebih tenang dan jernih. Ini karena Mikoto bukan hanya karakter yang imut, tetapi juga seseorang yang memiliki kekuatan batin. Untuk mengekspresikan sifat manusiawinya, Ai-chan memodifikasi aktingnya.

 

"Hmm... Aku mengerti..."

 

Bisikan dari sutradara audio terdengar. Seolah menilai akting Ai-chan, namun terdengar terkesan. Staf lainnya juga memperhatikan akting Ai-chan dengan seksama.

 

Perasaan ini, sama sekali tidak buruk...!

 

Aku tahu kebaikan Ka-chan lebih dari siapa pun. Jadi, jangan terlalu sedih ya?

 

Menurut pendapatku dan Ai-chan, cara berakting ini lebih sesuai dengan esensi Mikoto daripada hanya menonjolkan keimutannya. Itulah sebabnya kami menyarankan cara berakting ini, yang dapat mengeluarkan kebaikan Mikoto secara maksimal. Ini adalah Shinonome Mikoto yang unik, seperti yang kami pikirkan bersama Ai-chan.

 

Dan masih ada strategi rahasia lainnya.

 

Aaaah! Ka-chan, jangan lihat...! Celana dalamku hari ini tidak lucu... haa haa...!

 

"...!?"

 

Suara Ai-chan yang penuh pesona dan provokatif membuat para sutradara menahan napas.

 

Ini adalah adegan di mana Mikoto sedang berganti pakaian dan Katsuya datang ke ruang ganti, lalu melihat celana dalamnya.

 

Ketika Ai-chan memainkan karakter atau adegan yang erotis, ia terkadang menjadi terlalu masuk ke dalam peran dan berlebihan. Dalam keadaan seperti itu, ia menampilkan akting yang provokatif dan mempesona meskipun sedikit tidak pantas.

 

Dan sekarang, berkat latihan beberapa hari terakhir, Ai-chan telah belajar untuk mengontrol kelebihan tersebut ketika memainkan karakter Mikoto. Dalam adegan layanan seperti ini, ia dapat sepenuhnya memamerkan akting erotisnya sebagai senjata unik Ai-chan.

 

Bagus, bagus...! Ini bagus...! Kamu melakukannya dengan baik! Kamu bahkan tidak kalah dengan Riko-san!

 

Ka-chan, terima kasih. Aku senang orang yang aku suka adalah kamu...!

 

Selanjutnya, adegan di mana Mikoto yang hampir menyerah pada mimpi menjadi mangaka, didorong oleh Katsuya.

 

Di sini, sambil membaca dengan tenang, ia menunjukkan bahwa ia tidak dapat menahan perasaan yang meluap dari dalam. Emosi yang tanpa sadar terungkap. Mikoto yang hampir menangis karena tidak dapat mengontrol perasaannya.

 

Dan selanjutnya, adalah kalimat terakhir...! Adegan di mana Mikoto di taman kenangan, memberitahu Katsuya tentang keputusannya untuk pergi ke Tokyo demi mimpinya.

 

Bagaimana cara Ai-chan akan memainkannya? Semua orang di ruang kontrol memperhatikan aktingnya.

 

"..."

 

Sesaat, Ai-chan menarik napas. Lalu, setelah sedikit jeda—

 

Aku tidak akan lari lagi!

 

Suara Ai-chan bergema.

 

Tidak peduli seberapa sulitnya, tidak peduli seberapa tinggi dinding yang harus ku hadapi, aku tidak akan pernah menyerah!

 

Perasaan terdalam dari Mikoto yang diperankan oleh Ai-chan...

 

"Mimpiku, aku yang akan mewujudkannya! Jadi, aku akan meninggalkan kota ini...! Bahkan kalau ada yang sampai

menentangku!

 

Keputusan yang kuat diungkapkan melalui kata-kata,

 

Tapi, hanya Katsuya... Hanya Katsuya yang aku ingin terus mendukungku... Meskipun kita terpisah, aku ingin kamu memikirkanku...

 

Mengguncang jiwa dan telinga kami...!

 

Karena aku... aku mencintai Ichinose Katsuya!

 

"......!"

 

Tubuhku bergetar, merinding. Suara hati yang terguncang oleh aktingnya.

 

Kata-kata itu tidak diragukan lagi milik Mikoto sendiri. Mikoto Shinonome benar-benar ada di booth dubbing ini. Dia benar-benar ada di sana...!

 

Keinginan kuat Mikoto Shinonome untuk mewujudkan mimpinya, kesedihan karena harus berpisah dengan Katsuya yang ia rindukan, dan cintanya kepada dia, semuanya menekan kuat ke hati kami, hingga membuat kami hampir menangis karena realitas dan kekuatannya. Seolah-olah aku sendiri, sebagai Katsuya, diberitahu perasaan Mikoto.

"Ini luar biasa...!"

 

Tak sengaja, keluar gumaman dari booth.

 

Jujur, sebagai seorang aktris, kemampuan Ai-chan masih dalam tahap pengembangan. Namun, dia bisa melakukan akting yang luar biasa seperti ini...! Ini benar-benar sebuah kejutan yang tidak terduga!

 

"Haah..."

 

Kegembiraan melihat akting yang luar biasa itu membuat sesuatu yang hangat mengalir dari dalam dada. Napas kagum secara alami terlepas.

 

Ini mungkin pertama kalinya dalam hidupku merasakan perasaan seperti ini setelah melihat akting seseorang.

 

Seiyuu adalah profesi yang bisa membuat orang terharu. Berkat Ai-chan, aku benar-benar merasakannya...!

 

Pada saat yang sama, Ai-chan yang telah menyelesaikan akting tersebut, entah mengapa tampak bersinar di mataku──

 

"Kamu, manajer gadis itu, kan?"

 

Tiba-tiba, seorang sutradara yang sudah berumur duduk di dekatku menegurku. Meskipun terkejut dengan kejutan itu, aku menjawab, "Ya, benar!"

 

"Dia cukup bagus. Kupikir dia akan berkembang. Semangat ya."

 

"......! Ah, terima kasih banyak!"

 

Kata-kata pujian...! Ini adalah tanggapan yang besar! Seperti aku yang dipujitidak, lebih dari itu, aku merasa senang. Ai-chan memang bisa menjadi seorang pengisi suara yang spesial!

 

"──Ya, terima kasih. Kami telah menerima rekaman suaranya."

 

"Ya! Terima kasih banyak!"

 

Ai-chan, yang telah diberitahu oleh sutradara audio bahwa audisi telah selesai, memberi hormat yang dalam kepada kami.

 

Dia benar-benar telah bekerja keras... Ai-chan...! Dalam hatiku, aku memberi kata-kata penghargaan kepadanya.

 

Segera setelah itu, wajahnya berpaling ke arahku. Dan kemudian...

 

"......(Senyum!)"

 

"......!"

 

Entah dia telah mendapatkan kepercayaan diri dalam aktingnya atau tidak, Ai-chan tersenyum dengan senang.

 

Mungkin aku tidak akan pernah lupa senyuman penuh kebahagiaan yang dia tujukan padaku saat itu.

 

Karena ini adalah pertama kalinya. Di luar alasan menjadi seorang pengisi suara, ini adalah pertama kalinya aku merasakan pesona khusus darinya.

 

 

Hasil audisi diumumkan seminggu kemudian.

 

"Ai-chan... kamu... lulus audisi."

 

"Eh...............?"

 

Saat dia mendengar laporanku, Ai-chan membuka mulutnya, terpaku.

 

"Itu... Benerkan...? Nggak bohong...?"

 

"Nggak, aku gak bohong. Kamu lulus."

 

"Itu bukan kesalahan kan? atau... bukan lelucon yang buruk...?"

 

"Bukan kesalahan atau lelucon."

 

"Jadi, ini bukan mimpi atau ilusi...?"

 

"Tenang aja. Ini nyata kok."

 

"................"

 

Mata Ai-chan, yang semula tampak kehilangan cahaya karena tegang, perlahan-lahan terbuka lebar.

 

Mata yang sempat kehilangan cahayanya karena ketegangan, perlahan kembali berkilau, dan ekspresinya juga kembali bersemangat.

 

Dan kemudian...

 

"Akhirnyaaaa...... KYAAAAAAA! AKHIRRNYAAAAAAAAAA───────────!!!"

 

Dia berteriak sampai rumah hancur lebur.

 

"Nggak mungkin... Nggak mungkin...!? Aku Nggak percaya! Aku beneran... lulus...! Apa yang harus aku lakukan! Apa yang harus aku lakukan────!?"

 

"Bagus, Ai-chan! Jadi kontrakmu diperpanjang! Kita berdua gak bakal dipecat!"

 

"Iya, iya! Aku masih bisa jadi seiyuu───!"

 

Ai-chan terus berputar sambil mengangkat tangan. Apa gerakan itu. Lucu sekali, itu.

 

"Tapi, kenapa aku yang dipilih? Apa emang beneran aku yang cocok...?"

 

"Iya dong! Kayanya para sutradara juga suka banget sama aktingmu. 'Di antara hampir semua orang yang Cuma niru akting Riko-san sebelumnya, kamu benar-benar bersinar dengan individualitasmu. Kami menantikan performamu di rekaman,' katanya langsung waktu ketemu."

 

"Bener...! Ternyata... nunjukin aktingku sendiri itu keputusan yang tepat...!"

 

Ai-chan merasa lega hingga kekuatannya menghilang. Dia benar-benar tertekan menunggu hasil selama seminggu ini... Tapi, hasilnya sangat baik.

 

"Oke, Ai-chan! Kita gak bia diem doang! Ayo kita langsung ke agensi sekarang! Kita kasih tau Kisaragi-san tentang ini, dan bikin dia jadi nyesel udah ngeremehin kita!"

 

"Iya, bener! Ayo kita bikin nyesel sampe nangis!"

 

Ya! Aku menjadi semakin bersemangat! Aku tidak sabar ingin melihat ekspresi orang itu!

 

Dengan perasaan bersemangat, kami mengambil barang-barang kami dan bersiap untuk menuju pintu depan.

 

"Nee, Souta..."

 

"Hm? Ada apa?"

 

Tiba-tiba, Ai-chan berhenti. Aku menoleh ke belakang, bertanya-tanya apa yang terjadi.

 

"Benar-benar... Terima kasih banyak!"

 

"Eh...!?"

 

Tiba-tiba, Ai-chan mengambil tanganku.

 

"Karena Souta yang dukung aku, aku bisa menang di audisi... terus masih bisa jadi seiyuu...! Gak peduli gimana aku berterima kasih, itu gak akan cukup... Tapi, terima kasih banyak!"

 

"Ah, nggak...! Aku Cuma mau dukung seiyuu favoritku dengan tulus kok...!"

 

"Perasaan dan tindakanmu itu, benar-benar jadi bantuanku... makanya, aku seneng banget...!"

 

Dengan kedua tangannya yang lembut, dia memegang tanganku. Kekuatan yang dia berikan membuatku merasakan kebahagiaannya.

 

──Tapi, bukan hanya Ai-chan yang senang. Kalau saran yang aku berikan menjadi bantuan baginya, jika dukunganku bisa membuatnya bersemangat, sebagai penggemar tidak ada kebahagiaan yang lebih besar dari itu.

 

"Nee, Souta... Di kesempatan ini... apa kamu denger tekadku...?"

 

Lalu, dia menjauh dariku dan menatapku dengan serius.

 

"Tekad...?"

 

"Iya... Aku mau kamu dengerin."

 

Ai-chan mengambil napas dalam. Kemudian, dengan suara yang jelas, dia berkata.

 

"Aku tidak akan lari lagi! Tidak peduli seberapa sulitnya, tidak peduli seberapa tinggi dinding yang aku hadapi, aku tidak akan pernah menyerah!"

 

Itu adalah dialog yang dia ucapkan saat audisi. Dialog Mikoto dari "Kimi to Mita Sora".

 

"Aku akan mewujudkan mimpiku sendiri! Tapi aku hanya ingin Souta terus mendukungku...! Bahkan jika kita berada jauh, aku ingin kamu memikirkanku..."

 

Tapi, dialognya sedikit berbeda. Bagian nama diganti dengan namaku...!

 

"Karena aku... suka padamu, Souta!"

 

"........!"

 

Jantungku berdetak keras sekali.

 

Seolah-olah kata-kata Ai-chan barusan menembus langsung ke dalam dadaku.

 

"──Jadi, itu... maksudku seperti itu!"

 

Setelah berakting dengan serius, Ai-chan memerah dan mengalihkan pandangannya.

 

"Ah, dan! Waktu aku bilang suka, itu cuma sebatas manajer, ya!? Jangan salah paham, oke!"

 

"Ah, ah...! Iya... aku mengerti..."

 

Itu bohong. Sebenarnya aku berharap. Eh, ini pengakuan? Wah, pernikahannya di mana ya? Seperti itulah yang mulai kupikirkan.

 

Tapi... setelah mendengar kata-kata dari dirinya barusan, aku menyadari satu hal.

 

Pasti Ai-chan sangat merasakan empati terhadap dialog Mikoto. "Tidak peduli seberapa sulitnya, tidak peduli seberapa tinggi dinding yang harus kuhadapi, aku tidak akan pernah menyerah!" "Impianku, akan kucapai dengan tanganku sendiri!" Dialog itu pasti adalah perasaan sejati Ai-chan sebagai seorang pengisi suara. Itulah mengapa perasaannya sangat kuat terhadapnya. Saat audisi, itu cukup untuk mengguncang emosiku.

 

Sebagai manusia, aku percaya kita tidak bisa melakukan sesuatu yang melebihi kemampuan kita tidak peduli seberapa keras kita mencoba. Tapi dia berhasil melakukannya.

Dia menunjukkan kepadaku kemampuan yang tidak terpikirkan untuk seorang pemula, saat audisi. Melihat pertumbuhannya yang seperti itu, aku menjadi ingin mendukungnya lebih lagi!

 

"Ai-chan... terima kasih. Aku mau menyaksikan keberhasilanmu di masa depan, tepat di sampingmu."

 

"Ya...! Aku akan menantikannya! Aku juga mau kamu mendukungku, sebagai penggemarku... dan yang lebih penting, sebagai manajerku!"



Post a Comment

0 Comments

Tidak boleh adanya spoiler, hormati user lainya. Gunakan komentar dengan bijak sebagai tempat berdiskusi.

Post a Comment (0)
Our website uses cookies to enhance your experience. Learn More
Accept !