Ninki Seiyuuto Ichaicha Shite Kekkon Suru Rabu Kome Masa Depan 4

Ndrii
0

Sejenak di Masa Depan

– Kehidupan Sehari-hari di Masa Depan - Bagian 4




Oktober 2025

 

Tepat sebelum aku jatuh ke dalam dunia mimpi di tempat tidurku.

 

Suara pintu kamar yang terbuka perlahan membuatku sedikit kembali ke kesadaran, disertai dengan suara gesekan dan sensasi seolah-olah selimutku sedang diutak-atik.

 

Aku membuka mata, bertanya-tanya apa yang terjadi. Dan kemudian—

 

"Ehehe... Maaf ya kalo ganggu, Sayang"

 

Sambil menampilkan senyum nakal, Ai-chan merangkak masuk ke tempat tidurku. Karena tempat tidur hanya untuk satu orang, kami berbaring sangat dekat sehingga bisa merasakan panas tubuh masing-masing.

 

"Ah, Ai-chan...? ada apa...?"

 

Kami berdua adalah pasangan baru, tapi biasanya kami tidur di tempat tidur yang berbeda karena aku memiliki kebiasaan tidur yang buruk.

 

Oleh karena itu, kami jarang tidur bersama...

 

"Aku gak bisa tidur sekarang. jadinya, aku mau ngabisin waktu sama Souta, melakukan hal-hal mesra."

 

"Mesra... gimana?"

 

"Kupikiri kamu tinggal manjain aku aja! Ayo dong, manjain aku!"

 

Dengan senyum di wajahnya, Ai-chan mengatakan hal seperti itu. Keimutan dia membuatku tak bisa menahan senyumku.

 

"Yhh mau bagaimana lagi. Baiklah."

 

Aku menaruh tanganku di kepalanya. Dan mulai mengelusnya perlahan.

 

Dengan gerakan penuh kasih sayang, aku mengelus dari atas kepala hingga ke belakang leher. Meskipun masih bingung apakah ini cara yang tepat untuk memanjakan seseorang, aku mencoba apa yang terlintas di pikiranku.

 

"Nn... Nyaa... Purr purr purr purr..."

 

Dia menjadi seperti kucing.

 

"Ah... Ini bikin tenang... Tanganmu, terasa enak..."

 

Ai-chan menunjukkan ekspresi yang benar-benar tenang.

 

Sementara itu, aku juga merasa senang dan ditenangkan oleh sentuhan rambutnya yang halus dan reaksinya yang jelas menunjukkan cinta kepadaku.

 

"Nee, Sayang... bisa lebih lagi...? jangan cuma ngelus, tapi ngelakuin hal lain juga..."

"Hal lain...? Aku harus gimana...?"

 

"Hmm... misalnya, seperti ini..."

 

Sambil berkata begitu, dia memeluk leherku dari belakang. Kemudian, dia menarikku lebih dekat.

 

"!"

 

"Ayo... peluk aku erat-erat juga?"

 

Dengan dia sendiri meminta keintiman dan meminta agar aku mesra dengannya, tidak mungkin aku tidak merasa senang. Sesuai permintaannya, aku memeluk tubuhnya.

 

"Terima kasih, Souta... ini menenangkan... Aku sangat mencintaimu..."

 

"Ah, ah... Aku juga mencintaimu..."

 

Meskipun malu, aku menyampaikan perasaanku kepadanya. Dan selama beberapa saat, aku terus mengelus kepalanya.

 

Kemudian, Ai-chan memelukku lebih kuat lagi. Ini membuat tubuh kami semakin dekat satu sama lain. Lebih lagi, dadanya yang lembut menekan lenganku.

 

"Ah, Ai-chan...!? Itu... kayaknya kita harus jauhan dikit deh...!"

 

“Eh? Kenapa……?”

 

"Karena... kamu tau kan... nanti takutnya..."

 

"Ah... Souta, kamu masa kamu ngomong kayak gitu?"

 

Saat aku menyadari apa yang ingin dia katakan dengan tatapan mataku, dia membuat wajah seakan merajuk.

 

"Jangan bicara hal-hal yang gak penting? Aku mungkin malu, tapi aku berusaha keras buat ngelayanin kamu."

 

"Layanan? Kamu...!"

 

Maksudnya, dia sengaja menyentuhku dengan dadanya...!

 

"Karena... Aku juga mau melakukan sesuatu buat kamu, sayang! Aku kan terus-terusan menerima bantuanmu..."

 

Sambil berkata demikian, dia semakin kuat menekan dadanya kepadaku. Di sisi lain, bahkan dalam kegelapan, aku bisa merasakan Ai-chan menjadi sangat malu hingga wajahnya memerah.

TLN : Pesona pasutri baru

 

"Sebenarnya aku... gak terlalu ngapa-ngapain..."

 

"Kamu selalu mikirin aku. Jadi, ini terima kasihku."

 

Ai-chan mengulangi aksi melepas dan menempelkan dadanya. Sensasi dadanya yang lembut terasa hancur, membangkitkan emosi kebahagiaan di dalam hatiku.

 

"Seorang seiyuu populer, Aizaki Yuka, cuma ngelakuin ini buat Souta seumur hidupnya. Karena aku 'Ai-chan' hanya untukmu, sayang..."

 

"......!"

 

Ya, ini berbahaya...! kalau dia berkata seperti itu, aku juga akan terbawa suasana...!

Aku merasa tidak bisa lagi menjaga rasionalitasku... Dalam situasi ini, aku mungkin akan...!

 

"Baiklah. Jadi, waktunya udah selesai!"

 

"Eh!? Udahan?"

 

"Karena tatapanmu itu nakal! Nanti aku malah diserang lagi."

 

Sial... Aku hampir lupa diri...

 

Sial... Aku kecolongan... Aku ingin merasakan sensasi itu sedikit lagi...

 

"Jangan bikin wajah kecewa kayak gitu. Sebagai gantinya, aku akan ngelus-elus kamu."

 

Kali ini Ai-chan mengelus kepalaku. Jarinya yang indah menyentuh rambutku dengan sentuhan yang halus.

 

"Gimana? Hal seperti ini, menyenangkan, kan?"

 

"Ah, ya... Memang..."

 

Sentuhan tangannya seolah-olah dia benar-benar peduli dan mengasihiku, membuat hatiku perlahan menjadi tenang.

 

"Tapi, Souta... Terima kasih ya? Kamu selalu membantuku."

 

"Ah, tapi nggak terlalu banyak bantu..."

 

Sebaliknya, aku yang seharusnya berterima kasih pada Ai-chan. Setiap hari, aku mendapatkan penghiburan dari suara seiyuu favoritku, suara imutnya. Seharusnya aku yang berterima kasih.

 

"Nggak... Aku udah diselametin sama Souta. Pertama-tama, aku masih bisa jadi seiyuu sampe sekarang, itu karena kamu yang nemuin aku dan besarin aku. Waktu aku hampir dipecat sama Kisaragi-san, kalo Souta gak ngelindungin aku, aku pasti berakhir di situ."

 

Memang, saat itu aku mencegah bakat Ai-chan dipecat. Tapi, semua kesempatan yang didapat setelah itu adalah berkat usaha Ai-chan sendiri. Itulah yang kupikirkan dan ingin kukatakan padanya...

 

"Ahahaha. Aku sendiri kayaknya gak pernah bisa dapetin kesempatan itu."

 

Begitu, dia tertawa ringan.

 

"Tanpa Soita, aku pasti gak bisa lulus audisi waktu itu... Peran Rika di 'Peach LIPS' juga... dan juga audisi lainnya..."

 

"Ai-chan..."

 

“Berkat Souta aku bisa ada di sini hari ini, kan? Terutama di audisi yang aku ambil sebelum aku dipecat... Souta ngedukung aku melakukan itu, dan itulah kenapa aku jadi seiyuu."

 

Tangan Ai-chan berhenti membelaiku. Dan sebaliknya, dia memelukku lagi.

 

"Makanya aku bersyukur sekali. Terima kasih, Souta. Aku juga berharap bisa bekerja sama denganmu di masa depan, oke?"

 

"Ah...tentu saja. Akulah orangnya..."

 

Setelah mengatakan itu, aku pun memeluknya dengan lembut.



Post a Comment

0 Comments

Tidak boleh adanya spoiler, hormati user lainya. Gunakan komentar dengan bijak sebagai tempat berdiskusi.

Post a Comment (0)
Our website uses cookies to enhance your experience. Learn More
Accept !