Omaera Hayaku Kekkon Shiro yo! Sou Iwareteru Joshi ga 3-nin Iru n Desu kedo? chap 8

Ndrii
0

Episode 8

"Dia itu apa, dewa kencan buta atau semacamnya?" 




◇ Takeuchi Yuzuri ◇


Saat istirahat siang.


"Hwaa......"


"Yuzurin, kamu kenapa sih."


Chiyo mengkhawatirkan Yuzuri yang sedang menatap langit-langit dengan tatapan kosong di tempat duduknya.


"......Hah! Ma-maaf...... Aku sedang memikirkan sesuatu......"


"Yah, kalau orang yang kamu suka bilang suka sendirian kan, memang jadi begini ya......"


Yuzuri menelungkupkan wajahnya di atas mejanya, dan Chiyo mengelus punggungnya. Ngomong-ngomong, Riita sedang di toilet atau pergi ke koperasi, dia tidak ada di kelas.


"Dan kabarnya, waktu kamu sapa dia kemarin pagi di rak sepatu, dia malah kabur, ya?"


Kejadian pagi kemarin di loker sepatu. Reaksi paniknya saat melihat Yuzuri, jelas bukan hal yang biasa.


"Jangan-jangan... aku dibenci sama Tanaka-kun...?"


"Tidak, aku rasa tidak mungkin. Yah, dia kan anak pendiam yang duduk di ujung kelas, mungkin kaget kalau ada gadis yang mendekatinya?"


"Aah! Kalau Tanaka-kun benci sama Yuzu, Yuzu tidak bisa hidup lagi!"


"Jangan sampai mati cuma karena dibenci cowok selevel itu dong......"


"Uee, apa~?"


"Tidak, bukan apa-apa...... Pokoknya, para cowok bilang akan mengajak Tanaka-kun ke Round One, jadi kita tunggu saja ya."


Yuzuri yang terus ditolak ajakannya untuk main, berpikir bahwa mungkin Riita tidak mau diajak karena Yuzuri adalah perempuan, atau mungkin karena Riita tidak punya teman cowok untuk diajak.


Sebagai hasilnya, dua hari yang lalu saat pertemuan selanjutnya, Yuzuri meminta para cowok untuk mengajak Riita. Awalnya mereka menolak, "Kenapa harus dia?", tapi saat Yuzuri mengancam, "Kalau begitu aku tidak mau ikut main," para cowok terpaksa mengalah. Para cowok di kelas tiga, meskipun sering menggoda Yuzuri, sebenarnya sebagian besar menyukai Yuzuri, dan diam-diam berharap ada kesempatan untuk mendekatinya. Tentu saja, Yuzuri yang polos tidak menyadari hal itu.


"Tapi...... Apa dia mau ikut ya, padahal dia bilang suka sendirian......"


"Entahlah...... Lagipula dia kan biasanya tidak bergaul dengan siapa pun...... Ah, itu Sasaki-kun dan yang lain."


"Ah, Takeuchi~, ngomong-ngomong~"


Sasaki yang baru kembali dari mesin penjual otomatis, langsung menyampaikan pesan kepada Yuzuri.


"Tanaka, katanya mau ikut ke Round One hari Jumat~"


""Eeeeh!??""


◇ Tanaka Riita ◇


Kota Kobe, Prefektur Hyogo. Kobe, kota pelabuhan yang bisa dibilang salah satu yang terbaik di Jepang, berkembang pesat di sepanjang pantai. Sannomiya adalah kota yang paling ramai di kota itu. Karena merupakan bekas pemukiman orang asing, kota ini memiliki jalanan bergaya barat yang modis. Kota ini juga populer sebagai tempat wisata.


Kami, total sepuluh orang, lima cowok dan lima cewek, datang ke Round One yang terletak beberapa menit jalan kaki dari Stasiun Sannomiya.


Round One adalah kompleks hiburan yang menyediakan berbagai macam hiburan seperti bowling, karaoke, biliar, dart, dan pusat permainan. Kami memutuskan untuk bermain bowling terlebih dahulu.


Saat sedang mendaftar, aku merenungkan kejadian di kereta tadi, yang kami tumpangi dari stasiun terdekat sekolah.


......Aku sama sekali tidak bisa bicara dengan Takeuchi-san!


Mungkin karena dia peduli pada bocchi sepertiku, Sasaki-kun, Kanagawa-san, dan Takeuchi-san mengelilingiku dan mengajakku bicara. Selama itu, entah kenapa Takeuchi-san yang biasanya selalu makan camilan, tidak banyak bicara. Aku sendiri juga bukan tipe orang yang proaktif dalam memulai percakapan, jadi akhirnya aku dan Takeuchi-san tidak bertukar sepatah kata pun sebelum turun dari kereta. Aku sudah sering menolak ajakannya untuk main belakangan ini, jangan-jangan dia jadi benci padaku......


Meskipun begitu, aku tidak bisa santai. Untuk mencegah terbongkarnya masa laluku yang kelam, dan untuk menikah dengan gadis takdirku...... yah, meskipun aku belum berpikir sejauh menikah, tapi untuk pacaran, pertama-tama aku harus mengungkap perasaan Takeuchi-san hari ini.


Namun, di sini masalahnya jadi rumit. Aku yang in-kyara ini, tidak bisa memulai pembicaraan.


Seumur hidupku aku belum pernah main bowling......!


Kami dibagi menjadi dua tim dengan sistem gunting-batu-kertas, lima lawan lima, dan dibagi menjadi dua jalur. Hasilnya, aku masuk ke dalam tim yang sama dengan Sasaki-kun dan Takeuchi-san. Sisanya, Kanagawa-san dan yang lain masuk ke tim yang berbeda. Awalnya, setiap tim akan bertanding secara individu. Setelah itu, kedua tim akan bertanding. Tapi aku sama sekali tidak mengerti aturannya.


"Takeuchi~, kita tanding yuk."


"Eeeh, aku pasti kalah......"


"Ayolah. Aku kasih poin tambahan tiga puluh. Ayo, Takeuchi yang mulai duluan."


Gawat, Sasaki-kun langsung mengambil alih Takeuchi-san. Kalau begini terus, gawat. Aku harus mencari kesempatan untuk bicara dengan Takeuchi-san......


"Hosh!"


Saat aku tersadar, Takeuchi-san sudah melempar bola. Ada enam pin yang jatuh. Melihat itu, Sasaki-kun mengejek Takeuchi-san, "Payah~".


"Ini kan baru permulaan! Aku akan menjatuhkan semua pin yang tersisa dan dapat spare! Hosh! Ah!"


Bola Takeuchi-san meleset, dan dari empat pin yang tersisa, hanya satu yang jatuh.


"Aah...... Gagal......"


"Sudah kubilang kan~. Sekarang giliranku. Aku akan dapat strike, jadi lihat baik-baik."


"Coba saja kalau bisa" Gelong gelong gelong!


"Wah, dia benar-benar dapat strike"


"Tuh kan? Sudah kubilang kan? Aku akan dapat strike lagi, jadi lihat baik-baik."


Sasaki-kun hebat ya. Dia bisa bicara dengan Takeuchi-san dengan akrab seperti itu.


Tidak, atau lebih tepatnya mereka memang akrab. Soalnya aku cuma bicara dengan Takeuchi-san saat komite, tapi Sasaki-kun selalu satu kelompok, selalu bicara seperti ini, selalu main bareng.


Jangan-jangan, hubunganku dengan Takeuchi-san, tidak sedalam itu......?


Mereka berdua masih mengobrolkan sesuatu yang tidak kumengerti.


──Padahal sudah dibilang cepat nikah, tapi ternyata kita memang tidak cocok ya.


"Ah, sekarang giliran Tanaka."


"Ah, ba-baiklah......"


Giliran anak-anak lain sudah selesai, dan akhirnya giliranku. Karena aku tidak mengerti apa-apa, aku mengambil bola hitam bertuliskan angka 14 yang terlihat keren. Bola bowling itu berat sekali.


"Eh, Tanaka mau lempar pakai bola 14?"


"Eh? Iya. Memangnya kenapa?"


Sasaki-kun entah kenapa terlihat kaget. Takeuchi-san juga entah kenapa menatapku dengan kagum. Hmm, kalau dilihat-lihat tidak ada orang lain yang melempar pakai bola 14. Jangan-jangan bola ini...... hebat.


"Ba-baiklah......"


Di sini aku harus dapat strike dan menunjukkan sisi kerenku pada Takeuchi-san dan ria-juu! Bola ini juga entah kenapa terasa seperti senjata curang yang hanya bisa kugunakan, keren sekali!


"Hosh!" *Duk! Gedebuk!*


Bola yang kulempar membentur lantai jalur bowling dengan suara keras, dan melenceng ke selokan dalam waktu kurang dari satu detik.


"Ya ampun payahnya~"


Aku juga berpikir begitu.


Sasaki-kun berkata begitu, dan para cowok dan cewek dari kedua tim tertawa terbahak-bahak, "Gyahahahaha!" Ah, menyedihkan sekali jadi orang yang tidak jago olahraga.


Karena malu, aku hendak kembali ke tempat duduk, tapi Takeuchi-san menghentikanku, "Tunggu tunggu!"


"Masih ada satu lemparan lagi tahu!"


Masih ada satu lemparan lagi!?


"Eh, apa kita lempar dua kali......? Tapi bola yang tadi sudah masuk ke selokan dan hilang."


Saat aku kebingungan, Takeuchi-san berdiri dari tempat duduk dan memberikan bola oranye padaku. Di bola itu tertulis angka 8.


"Ini, Tanaka-kun! Ini bola Yuzu! Coba lempar pakai ini."


"Ah, oke, terima kasih...... eh, ini lebih ringan dari tadi......?"


"Jangan-jangan Tanaka-kun, baru pertama kali main bowling?"


"Ahaha...... iya, sebenarnya aku baru pertama kali datang ke tempat seperti ini bersama teman-teman."


Takeuchi-san tertawa kecil. Mungkin dia menertawakanku yang bodoh, tapi entah kenapa aku merasa tatapannya berbeda dari yang lain.


"Lihat angka di bola ini? Ini menunjukkan berat bola. Semakin besar angkanya, semakin berat bolanya."


"Begitu ya!? Pantas saja bolaku tadi berat sekali."


"Iya, kalau bolanya terlalu berat untuk tubuhmu, badanmu bisa ikut terbawa bola, jadi mungkin sulit untuk melempar. Bola Yuzu ini 8 pon, lebih ringan dari yang tadi, jadi mungkin lebih mudah untuk pemula! Ayo ayo! Coba lempar!"


"Baiklah, kalau begitu....... ......Hosh!"


Dan bolaku lagi-lagi meluncur ke kanan, dan masuk ke selokan. Terdengar ejekan dari para cowok di belakang, dan aku hanya bisa tersenyum canggung, "Ahaha......". Tapi hanya Takeuchi-san yang berbeda.


"Tuh kan! Bolanya meluncur lebih jauh dari tadi kan!"


"Eh? Ah, benar juga."


Takeuchi-san memuji sisi baik dari seorang payah sepertiku.


Dan giliran kedua pun tiba. Giliran Takeuchi-san.


"Takeuchi~, jangan sampai gagal lagi ya~"


Entah dia tidak mendengar kata-kata Sasaki-kun, atau dia tidak peduli, Takeuchi-san menoleh padaku sambil berkata, "Tanaka-kun, lihat ya!" Lalu Takeuchi-san berhasil mendapatkan strike. Takeuchi-san memang hebat.


"Oh, lumayan juga ya Takeuchi. Kalau kamu dapat strike lagi, hasilnya masih belum bisa dipastikan ya?"


"Tanaka-kun, seperti ini lho! Selanjutnya, Tanaka-kun coba lempar untuk Yuzu."


"Hah? Bagaimana dengan pertandinganku?"


Sasaki-kun terlihat kesal.


"Ta-Takeuchi-san, tidak apa-apa kok! Kamu tanding saja dengan Sasaki-kun......"


"Eeeh, tidak mau. Yuzu mau mengajari Tanaka-kun main bowling."


"Eh, ka-kalau begitu......"


Aku menerima bola dari Takeuchi-san, dan meskipun Sasaki-kun melotot padaku, aku tetap bersiap. Takeuchi-san meletakkan tangannya di bahuku dan menempelkan tubuhnya padaku, lalu menunjuk ke jalur bowling dengan jarinya. De-dekat sekali!


"Tanaka-kun lihat ke sana. Di tengah jalur bowling ada tanda segitiga yang berjejer kan? Kalau lempar ke arah tengah tanda itu, biasanya kena! Usahakan untuk melemparnya selurus mungkin ya!"


"Ba-baiklah, aku akan coba......!"


Dan aku pun melempar. Bola itu lagi-lagi meluncur ke kanan. Tapi,


Klang klang! Hanya tiga pin yang jatuh.


"Ah, kena......! Rasanya tadi seperti main bowling sungguhan!"


"Hore! Hore! Tanaka-kun hebat!"


Takeuchi-san melompat-lompat di tempat dengan gembira. Padahal seorang in-kyara sepertiku hanya menjatuhkan tiga pin, tapi dia ikut senang seolah-olah kami setara.


"Oke, tos!"


Takeuchi-san menunjukkan kedua telapak tangannya padaku. Aku dengan ragu menyentuh tangannya dengan tanganku.


"Ah, berlebihan sekali! Cuma tiga pin yang jatuh kok!"


"Tidak! Kamu pasti jadi lebih jago! Tanaka-kun pintar ya!"


"Be-benarkah? Begitukah......?"


"Fufu! Iya! Kalau begitu Tanaka-kun, ayo kita belajar main bowling sampai jago ya!"


Dan setelah itu, Takeuchi-san mengajariku banyak hal. Aku juga berkat Takeuchi-san, jadi tahu banyak hal. Seperti lebih baik kalau ada sedikit ancang-ancang, lebih baik melemparnya dengan rileks, dan──betapa menyenangkannya bermain dengan orang lain.


✧ ₊ ✦ ₊ ✧


"Boe~!"


Sasaki-kun suaranya fals sekali. Meskipun begitu, keberaniannya untuk menyanyikan lagu "Lemon" dari Kenshi Yonezu tanpa peduli sekitar cukup mengejutkan. Andai saja ini mimpi, yang lebih baik adalah suara Sasaki-kun.


Setelah selesai main bowling, kami memutuskan untuk pergi ke karaoke.


Di sofa yang disusun membentuk huruf U mengelilingi monitor TV, entah kenapa aku terpojok di ujung. Apalagi di sebelahku ada gyaru yang tidak akrab denganku. Aku takut dengan gyaru.


"Tanaka, mau nyanyi?"


"Ti-tidak. Aku tidak apa-apa. Kalian saja yang nyanyi."


Sejak percakapan dengan gyaru itu, aku tidak bicara dengan siapa pun. Soalnya aku tidak bisa bilang.


Aku cuma bisa nyanyi lagu anime!


Tak disangka ada rintangan lain yang menghalangiku di sini. Takeuchi-san duduk diapit Sasaki-kun dan Kanagawa-san, asyik makan camilan dan mengoperasikan remote karaoke.


Tak lama kemudian, giliran Takeuchi-san. Lagu yang akan dinyanyikannya muncul di monitor.


『Daisuki. / Ootsuka Ai』


Dari judulnya saja sudah ketahuan. Ini lagu cinta yang terang-terangan. Kanagawa-san dan gyaru di sebelahku heboh, "Ooh~? Lagu buat siapa tuh~?", para cowok entah kenapa terlihat gelisah, dan Takeuchi-san dengan pipi merona dan malu-malu melirik ke arahku. Jangan-jangan ini buatku......? Tidak, aku belum tahu apakah Takeuchi-san itu 〈C〉 atau bukan.


"Tapi Yuzurin, suaramu bagus banget ya~"


Di sela-sela lagu, Takeuchi-san dipuji semua orang, dan dia tersipu malu.


"Eh, ah. Aku memang hobi main gitar akustik sih...... ehehe."


Begitu ya. Aku rela bayar lima puluh ribu untuk konser akustik Takeuchi-san.


Dan saat giliran bernyanyi sudah selesai satu putaran, Kanagawa-san memanggilku.


"Eh, Tanaka-kun tidak mau nyanyi?"


"Ah, tidak...... aku......"


"Ayolah nyanyi Tanaka. Jangan sungkan."


Sasaki-kun berkata dengan tidak senang. Memang sudah kuduga akan jadi begini...... Kalau aku tidak nyanyi sama sekali, kesannya malah aneh. Apalagi Sasaki-kun terlihat kesal padaku......


Dan remote karaoke itu berpindah ke tanganku.


"Boleh kok kalau mau nyanyi sambil mengantre."


Kenapa mereka sangat ingin aku nyanyi!?


Aduh, bagaimana ini, apa yang harus kulakukan...... Aku tidak mungkin menyanyikan lagu anime di sini, tapi aku juga tidak tahu lagu-lagu populer. Benar, kalau di karaoke aku sering pergi sama keluarga, dan ayahku selalu menyanyikan lagu itu......


Tapi, aku tidak bisa bernyanyi...... Benar juga, bagaimana kalau aku suruh Sasaki-kun saja yang nyanyi. Sasaki-kun sepertinya suka nyanyi, dan kalau Sasaki-kun yang jadi pusat perhatian, pasti suasana jadi lebih meriah......!


Aku segera mengambil remote karaoke.


"Eh, bukan apa-apa, kalau Sasaki-kun yang nyanyi pasti lebih seru! Benar! Aku sebenarnya punya lagu yang ingin sekali dinyanyikan Sasaki-kun! Soalnya suara Sasaki-kun bagus!"


"Hah? Benarkah? ......Yah, boleh juga sih."


Yos, berhasil......!


"Kalau begitu, ini lagunya!"


Aku mengirim lagu itu.


『Suirenka / Shounan no Kaze』


Begitu lagu itu muncul di layar, semangat para cowok langsung naik.


"Oh, boleh juga idemu Tanakaa!"


"Ayo kita nyanyi bareng-bareng!"


Entah kenapa para cewek juga ikut bersemangat, "Yeei!", dan Sasaki-kun yang tidak keberatan, dengan senang hati memegang mikrofon.


Nyanyian Sasaki-kun jujur saja lumayan buruk, tapi dalam lagu pesta yang membuat semua orang bersemangat, kemampuan menyanyi tidak terlalu penting. Semua orang di kelas bersorak sorai di sekitar Sasaki-kun.


Saat itulah,


"Hei, Tanaka, ikut nyanyi!"


Gyaru itu dengan semangat memberikan mikrofon padaku. Jangan seenaknya memberikan mikrofon padaku. Aku kan tidak bisa nyanyi.


Apa ya yang bisa kulakukan untuk mengelak......


Tiba-tiba aku mengambil semua alat musik seperti tamborin, marakas, dan kastanyet yang tergeletak di meja, dan sambil menutup tanganku, aku berteriak dengan gaya rap, "Hei! Hei! Yo! Yo!", berusaha memeriahkan suasana nyanyian Sasaki-kun. Ternyata itu lebih menghibur semua orang dari yang kuduga, dan mereka bertepuk tangan sambil berkata, "Apaan tuh!", "Tanaka lucu banget!".


Wajahku terasa panas.


Tapi di ujung pandanganku, kulihat Takeuchi-san tertawa sambil menyeka air mata di ujung matanya, dan aku jadi sedikit senang.


✧ ₊ ✦ ₊ ✧


Aku keluar ruangan untuk buang air kecil. Setelah selesai, aku keluar dari toilet.


Hah, aku hanya punya beberapa lagu yang bisa dinyanyikan dengan serius di depan ria-juu. Dan lagi Takeuchi-san duduk jauh dariku, tempatnya tidak nyaman ya. Aku masih belum tahu apakah Takeuchi-san itu 〈C〉, dan bagaimana caranya aku bisa mencari tahu dalam situasi seperti ini──




"──Tanaka itu, parah ya?"




"!!"


Tiba-tiba terdengar suara, jadi aku tanpa sadar bersembunyi.


Ternyata itu suara dua cowok teman sekelas. Sepertinya mereka datang ke drink bar.


"Iya, parah."


"Soalnya dia itu......"


"Iya......"


Ah, jangan-jangan ini, mereka sedang membicarakanku di belakang──




"Terlalu jago menghidupkan suasana"




......Hah?


"Pilihan lagunya keren banget. Memang benar ya, kalau karaoke rame-rame itu lebih seru lagu-lagu pesta daripada lagu melow. Seru banget tadi."


"Terus, gara-gara Tanaka, Sasaki juga jadi semangat lagi. Apalagi semua cewek sepertinya suka sama Tanaka."


"Dia tadi pakai semua alat musik yang ada ya."


"Pegangan marakas di satu tangan, terus pakai tangan yang lain buat megang tamborin dan mainin kastanyet, itu lucu banget."


"Gila ya dia bisa main tiga alat musik sekaligus. Padahal Otani Shohei saja cuma bisa main dua." tl/n: Ngapa pula jadi pemain baseball dari tim dodgers anying


"Aku jadi belajar. Ternyata ada cara lain buat jadi pusat perhatian di karaoke selain nyanyi ya...... Dia jago banget mengatur suasana."


"Terus, main bowlingnya juga hebat banget ya?"


"Itu! Dia sengaja pura-pura nggak bisa, terus minta diajarin cewek, padahal aslinya jago banget......"


"Takeuchi sampai semangat banget tadi. Kayaknya Takeuchi benar-benar jatuh cinta sama dia. Dia jago banget mengendalikan situasi ya. Kalau itu memang disengaja, gila banget."


"Jangan-jangan dia itu dewa goukon (acara kencan kelompok) ya?"


"Hei, gimana kalau nanti kita minta tips sama dia?"


Gawat. Padahal aku tidak sengaja melakukan semua itu, tapi entah kenapa aku malah dipuja......


Saat para cowok itu kembali ke ruangan karaoke, aku menghela napas dan berdiri di depan drink bar setelah mereka pergi.


"Aduh, jadi malas kembali......"


Ekspektasi yang tidak beralasan itu terasa berat...... Kebetulan dan kesalahpahaman memang menakutkan ya.


Aku mengambil cangkir teh panas yang ada di sana, dan menuangkan sup jagung.


Tapi, aku tidak bisa terus-terusan jadi dewa goukon. Aku harus mencari tahu apakah Takeuchi-san itu 〈C〉, tapi aku tidak punya kesempatan yang tenang untuk bicara dengannya......


Hah, andai saja aku bisa berduaan dengan Takeuchi-san secara kebetulan.




"Ah, Tanaka-kun! Kamu di sini!"




Takeuchi-san datang!


Kenapa hari ini aku seberuntung ini......?


"Ta-Takeuchi-san......? Ada apa?"


Takeuchi-san yang muncul di drink bar, entah kenapa tidak membawa gelas. Apa dia tidak datang untuk mengambil minuman?


"Ada apa ya, Tanaka-kun tidak segera kembali, jadi aku datang mencarimu."


Ini salahku!


"Ma-maaf! Bukan apa-apa kok! Aku cuma tidak terbiasa dengan tempat seperti ini, jadi aku agak capek, itu saja...... Aku kembali sekarang kok! Ayo kita pergi!"


Memalukan sekali...... Padahal aku ingin bertanya banyak hal untuk memastikan, tapi aku tidak mungkin menyita waktu Takeuchi-san yang sedang bersenang-senang.


"Anu...... Tanaka-kun, maaf ya."


"Eh?"


Tiba-tiba terdengar suara sedih, dan saat kulihat, Takeuchi-san menunduk. Lalu dia melanjutkan dengan nada menyesal.


"Ehm ehm...... Aku jadi berpikir, jangan-jangan Tanaka-kun datang hari ini karena merasa tidak enak karena Yuzu terus-terusan mengajakmu main ya......"


"A-apa maksudmu?"


"Soalnya Sasaki-kun bilang, 'Begitu Takeuchi sedih, Tanaka-kun langsung datang', jadi aku berpikir, jangan-jangan Tanaka-kun merasa tidak enak karena sering menolak ajakanku, dan datang hari ini untuk menebusnya...... Maaf ya, Yuzu jadi merepotkanmu......"


Takeuchi-san mengambil cangkir panas yang ada di sana dan menuangkan sup jagung yang sama denganku.


Oh, jadi itu kenapa Takeuchi-san agak aneh dari awal tadi.


"Yuzu itu, cuma ingin lebih dekat dengan Tanaka-kun...... Tapi maaf ya, Yuzu terlalu memaksa ya...... Kalau ini merepotkan, bilang ya......?"


Takeuchi-san mengatakan itu seolah-olah tindakan egoisku yang tidak peduli perasaan orang lain adalah salahnya. Baik hatinya. Dia memang malaikat. Tapi tidak, jangan sampai Takeuchi-san memikul beban seberat itu.


"Ti-tidak, bukan begitu Takeuchi-san!"


Saat aku membantah dengan suara keras, Takeuchi-san membelalakkan matanya dan menatapku.


"Selama ini aku menolak, karena aku merasa kalau aku yang bocchi ini bergabung dengan Takeuchi-san dan yang lain, aku cuma akan merusak suasana...... Tapi sejujurnya aku selalu ingin main dengan kalian semua."


"Be-benarkah itu......?"


Ya. Aku takut untuk jujur karena rasa bersalah karena aku in-kyara, karena aku bocchi.


Tapi karena Takeuchi-san mengulurkan tangan padaku, aku bisa berada di sini sekarang.


Aku tidak mungkin merasa direpotkan oleh Takeuchi-san yang seperti itu.


"Iya! Makanya aku senang sekali kalau Takeuchi-san selalu mengajakku, dan alasan aku datang hari ini, karena aku ingin lebih mengenal Takeuchi-san yang baik hati seperti ini! Ah."


"............Eh?"


Wajah Takeuchi-san langsung memerah mendengar perkataanku.


──Aduh, kenapa aku harus mengatakan hal yang tidak perluuuu!


Gawat! Padahal belum tentu Takeuchi-san itu 〈C〉, tapi aku sudah bicara seolah-olah aku menyukai Takeuchi-san!


"Ma-maaf Takeuchi-san. Tadi itu bukan bohong sih, tapi maksudku bukan begitu......"


"......Yuzu juga, ingin lebih mengenal Tanaka-kun."


"──Eh?"


Takeuchi-san menarik sedikit ujung lengan sweter seragamku dengan jari-jari tangan kirinya yang kosong.


"......Mau main berdua sama Yuzu sekarang?"


Manisnya bukan main.


✧ ₊ ✦ ₊ ✧


Meskipun ada beberapa kesalahpahaman, aku akhirnya bisa mendekati Takeuchi-san.


Karena aku langsung menyetujui ajakannya, aku dan Takeuchi-san turun ke lantai crane game. Bisa mengajak gadis yang sedang dekat denganmu keluar dari keramaian, jangan-jangan aku ini dewa goukon (kencan kelompok) yang sebenarnya.


Tapi, kemampuan dewa goukon-ku pasti akan diuji mulai dari sini......!


"Kalau begitu bagaimana kalau kita ke sana? Ada banyak camilan di sana."


"Eh, mau!"


Meskipun kalimatku seperti sedang mengajak anak SD, Takeuchi-san langsung menerima ajakanku tanpa ragu. Takeuchi-san, aku jadi sedikit khawatir padamu.


Aku tersenyum kecut pada Takeuchi-san, lalu berpikir serius.


Alasan Takeuchi-san mengajakku main berdua sekarang, mungkin saja karena Takeuchi-san baik hati dan peduli pada bocchi sepertiku.


Apalagi, apa yang dilakukan Takeuchi-san padaku selama ini, bisa saja dianggap sebagai rasa suka, tapi semuanya bisa juga dijelaskan dengan kata 'baik hati'.


Kalau begitu, jika aku bisa melihat kata-kata atau tindakan yang lebih jelas, yang tidak bisa dianggap hanya sebagai kebaikan biasa, kemungkinan Takeuchi-san adalah 〈C〉 akan semakin besar.


Aku sudah cukup senang bisa main berdua, tapi situasi berdua ini adalah kesempatan emas yang tidak boleh disia-siakan. Sekaranglah waktunya untuk memastikan......!


"Takeuchi-san, ada Pocky tuh! Banyak sekali varian rasanya!"


"Benar juga! Eh~ Aku mau~!"


"Mau aku ambilkan?"


"Be-benarkah!?"


"Iya, aku lumayan jago lho"


"Wah, hebat! Coba ya!"


Begitulah cara para cowok membelanjakan uang untuk gadis-gadis, ya.


Sambil memahami hukum alam semesta ini, aku memulai permainan pertama. Aku berhasil menggeser posisi hadiahnya dengan lengan mesinnya sesuai rencana.


"Ah, hampir!"


"Tidak, belum bisa dapat. Mungkin sekitar lima atau enam ratus yen lagi ya."


"Begitukah?"


Pada akhirnya, aku berhasil mendapatkan hadiahnya dengan enam ratus yen, seperti yang kubilang. Lumayan lah. (Sombong)


"Wa-wah, Tanaka-kun hebat!"


"Ah, tidak juga...... Asal latihan sedikit, semua orang juga bisa kok. Ini, buat Kamu."


"Eh, bo-bolehkah aku......?"


"Iya! Sebagai ucapan terima kasih karena sudah mengajariku main bowling tadi."


"Terima kasih......! Eh, ini, akan kujaga baik-baik ya!"


"Ah, jangan! Dimakan! Ini kan, Pocky!"


"Ah, ahaha...... iya ya......! Aku akan makan dengan hati-hati!"


Takeuchi-san memeluk kemasan Pocky yang berisi berbagai varian rasa, dan tersenyum cerah. Ah, aku jadi ingin membelikannya lebih banyak lagi.


"Mau aku ambilkan camilan lebih banyak lagi......?"


Saat itu, mata Takeuchi-san berbinar seperti berlian.


Dan dalam waktu sekitar dua puluh menit, tangan Takeuchi-san penuh dengan kantong berisi berbagai macam camilan.


"Yuzu, ini pertama kalinya aku memegang camilan sebanyak ini sekaligus seumur hidupku."


"Benar ya, kita jadi kebanyakan mengambilnya."


"Hebat ya bakatmu ini, aku jadi mau punya juga......!"


"Yah, kalau di supermarket juga bisa sih......"


Setelah puas berkeliling lantai itu, kali ini Takeuchi-san yang mengajak.


"Ehm, Yuzu ingin mengajak Tanaka-kun ke suatu tempat, boleh......?"


"Hmm? Boleh saja, mau ke mana?"


Takeuchi-san membawaku turun ke lantai satu gedung. Tempatnya mesin foto purikura yang populer di kalangan cewek.


"A-aku, baru pertama kali foto purikura tahu...... tidak apa-apa?"


Di sekelilingku hanya ada cewek, jadi entah kenapa aku jadi gelisah.


"Yuzu juga baru pertama kali foto purikura berdua sama cowok......!"


......Apa katamu?


Takeuchi-san memilih mesinnya dan memasukkan beberapa lembar uang seratus yen.


"Ah, aku juga mau bayar seratus yen......"


"Tidak usah, Yuzu yang bilang mau foto kan! Dan kamu sudah dapat banyak camilan tadi kan ♪"


Sambil berkata begitu, Takeuchi-san dengan lihai memilih mode dan lain-lain di layar sentuh yang ada di luar mesin. Aku ingin foto purikura bersama dan Takeuchi-san juga baru pertama kali foto purikura berdua dengan cowok...... Apakah ini termasuk ke dalam kebaikan hati......?


Begitu kami masuk ke dalam mesin, suara bising di luar tidak terdengar lagi. Kenyataan bahwa aku berdua saja dengan Takeuchi-san di ruangan sempit ini, membuat jantungku berdebar lebih cepat.


『Pertama-tama kita pose imut dengan gaya peace ya!』


Terdengar suara wanita. A-aku harus pose peace! Jangan sampai ketinggalan! Yang keren!


Aku buru-buru membuat gaya peace, dan saat melihat layar, Takeuchi-san memberitahuku, "Tanaka-kun, kameranya di sana!" Aduh, tamat riwayatku.


『3, 2, 1!』*Cekrek*.


Foto yang diambil muncul di layar.


"Ahaha, Tanaka-kun imut sekali~!"


"B-bukan imut tahu! Takeuchi-san yang lebih imut!"


"Eh!?"


"Ah, maaf, ini juga bukan maksudku yang aneh......!"


"Aku senang......!"


『Selanjutnya kita coba lebih dekat ya!』


Mesin itu, seolah-olah menggoda kami berdua, memberikan instruksi yang lebih jahil.


"Ta-Takeuchi-san!?"


Dan Takeuchi-san, dengan lembut meraih lenganku dan berpose peace. 



"......Kamu tidak keberatan kan?"


"Ti-tidak, aku tidak keberatan......!"


Sensasi tubuh Takeuchi-san yang anggun terasa di seluruh lenganku. Aku merasa geli karena jarak antara aku dan Takeuchi-san yang semakin dekat, padahal kami bahkan tidak bersentuhan. Aroma manis yang entah kenapa terasa elegan menggelitik hidungku.


Dan yang semakin dekat, pasti bukan hanya jarak fisik saja.


『3, 2, 1』*Cekrek*.


Di layar, terpampang foto kami berdua yang tersenyum canggung, seolah-olah perasaan kami berdua meluap di dalamnya.


"Tanaka-kun, detak jantungmu kencang sekali ya."


"......Maaf, aku, gugup──"


"Yuzu juga kok......!"


Takeuchi-san tidak melepaskan lenganku bahkan setelah fotonya selesai diambil.


"──Yuzu juga, jantungnya berdebar......!"


Takeuchi-san, jangan-jangan, ini──.


✧ ₊ ✦ ₊ ✧


"Eeh~, Tanaka-kun imut sekali ya~......♡"


Takeuchi-san terus terpesona dengan foto yang baru diambil, lalu kami pindah ke stan dekorasi dan dia mendekorasi foto itu di layar sentuh.


"Ya aku kan cowok, mau bagaimana lagi kalau imut......"


"Kalau begitu, keren!"


"Seumur hidupku tidak pernah ada yang bilang begitu tahu."


"Eeh, padahal Tanaka-kun keren kok."


"Ba-baiklah baiklah...... Malu tahu."


"Ahaha! Tetap saja imut!"


"Takeuchi-san, kamu menggoda ya!"


"Ketahuan?"


Di tengah percakapan, Takeuchi-san mewarnai dirinya sendiri dengan warna putih, dan mulai menggambar ilustrasi kelinci yang imut.


"Ada apa? Foto itu?"


"Ah, ini? Entah kenapa efeknya tidak berfungsi di foto Yuzu, jadi fotonya jadi jelek. Jadi aku gambar saja!"


"Hee, padahal Takeuchi-san sudah cantik alami lho."


"......Tanaka-kun juga jago ya kalau ngomong begitu!"


"Tidak, aku serius tahu!"


"Makin malu tahu! Fufu, selesai!"


Lalu Takeuchi-san memberikan foto yang sudah dicetak itu padaku.


"Ini, buat Tanaka-kun ya. Yuzu sudah simpan di ponsel, jadi sudah punya kok."


"Oh ya? Kalau begitu terima kasih ya. Ah, ternyata di sana ada gunting."


Di atas meja dekat cermin, ada gunting.


Saat aku sedang memotong foto itu, Takeuchi-san yang sedang melihat ponselnya berseru, "Ah".


"Katanya semua orang sudah keluar dari karaoke, sebentar lagi mereka turun."


"Begitu ya. Kalau begitu kita tunggu di tempat yang mudah dilihat saja ya."


Aku menyimpan foto yang sudah dipotong di dompetku, lalu kami keluar dari stan foto.


"Haa, sudah selesai ya. Senang sekali bisa main berdua sama Tanaka-kun."


"Aku juga. Aku baru pertama kali main seperti ini dengan teman sekelas, jadi sejujurnya aku khawatir, tapi aku sangat senang sampai aku lupa semua kekhawatiranku berkat Takeuchi-san."


"......Hei, Tanaka-kun."


Takeuchi-san memainkan tali tas berisi camilan yang didapatnya tadi, dan bertanya sambil menatapku dari bawah.




"Lain kali...... maukah kita main berdua lagi......?"




『Kalau C itu benar-benar menyukaimu, pasti terlihat jelas dari sikapnya sehari-hari. Pasti auranya jelas sekali, seolah-olah dia sangat menyukaimu』


──Sudah jelas sekali kan.


"Hei, Takeuchi-san......"


Saat aku melihatnya lagi sebagai seorang gadis, dadaku berdebar kencang.


"......Ada apa?"


Aku meletakkan tanganku di ponsel di dalam saku.


Tinggal bilang. Tinggal bertanya. Lalu, aku akan──.


"Riita......?"


Tiba-tiba terdengar suara di tengah kalimatku, dan aku terkejut hingga terdiam. Fokusku beralih dari Takeuchi-san ke sosok di belakangnya.


"............Kurumi?"







Post a Comment

0 Comments

Tidak boleh adanya spoiler, hormati user lainya. Gunakan komentar dengan bijak sebagai tempat berdiskusi.

Post a Comment (0)
Our website uses cookies to enhance your experience. Learn More
Accept !