Episode 10
"Ehehe♡ Sosis Senpai, aku akan jepit dengan roti milikku ya♡"
◇ Maihara Kaede ◇
Waktu sedikit berputar ke belakang, ke hari Minggu.
Saat Riita hendak pulang setelah selesai bekerja part-time.
"Demi dapat pujian dari senpai, aku akan berusaha keras tanpa senpai♡"
"......Baiklah. Kalau begitu."
Saat Riita mengganti sepatu kerjanya dengan sepatu biasa dan hendak keluar, Kaede menyadari ada sesuatu yang terjatuh di bawah loker yang tadi digunakan Riita.
"Eh, senpai. Ada yang ja──"
Kaede mengambil kertas kecil itu dan memeriksanya, lalu terdiam.
Yang terjatuh itu──foto. Foto berdua Riita dengan seseorang yang wajahnya dicoret tulisan 'Usagi-chan♪'.
"(Si-siapa ini!?)"
"Hmm?"
Riita menoleh karena mendengar suaraku, dan Kaede dengan cepat menyembunyikan foto itu di tangannya.
"......Senpai umurnya berapa sih?"
"Kenapa tiba-tiba...... kan sudah kubilang kita seumuran."
"Ah, ehm...... ulang tahun senpai sudah lewat?"
"Ah, iya. Aku lahir bulan April."
"Oh begitu! Itu saja kok!"
"Ah, begitu? Kalau begitu, semangat ya."
"Iya!"
Setelah Riita meninggalkan ruang kantor, Kaede yang sendirian di sana mulai berpikir.
"(Bagaimana ini, padahal harus kukembalikan, tapi malah kusembunyikan...... Tapi siapa ya orang ini...... pacar senpai......? Tidak, waktu itu pas aku baru masuk kerja, katanya dia tidak punya pacar sih......)"
Tapi, dekorasi Usagi-chan di foto itu tidak menutupi bagian bawahnya, dan terlihat sedikit rok. Jelas sekali kalau itu cewek. Dan dari seragamnya, bisa dipastikan kalau itu teman SMA Riita.
Kemungkinan itu bukan kakak atau adiknya. Kaede tahu kalau Riita cuma punya satu adik perempuan, dan adiknya itu kelas 3 SMP. Ema kadang-kadang datang mengintip Riita di tempat kerja part-time.
"(Katanya sih, dia tidak punya teman dekat......)"
Apalagi ekspresi Riita di foto itu, seperti cowok polos yang belum terbiasa foto berdua dengan pacarnya. Dia terlihat agak gelisah dan canggung. Kalau cuma teman biasa, mereka pasti foto dengan lebih santai, atau malah malas-malasan.
"(Aneh...... Tapi, bagaimana caranya aku menyelidikinya?)"
◇ Tanaka Riita ◇
Beberapa hari kemudian, Kurumi entah kenapa jadi sering bersikap manis padaku. Benar-benar seperti tokoh utama wanita dalam komedi romantis. Bukannya aku tidak senang. ......Tidak, bukan itu intinya.
Yang membuatku penasaran adalah, Takeuchi-san yang sama sekali tidak tertarik dengan interaksiku dan Kurumi. Sudah sekitar tiga hari ini, aku sering bertemu Takeuchi-san saat berduaan dengan Kurumi, tapi dia sama sekali tidak menunjukkan reaksi apa pun.
Hmm, aneh ya. Padahal aku pikir Takeuchi-san itu 〈C〉, pengirim pengakuan itu......
Tidak, masih ada kemungkinan lain. Apalagi sikap baik yang mereka tunjukkan padaku selama ini, bisa saja hanya kebetulan, bukan berarti mereka menyukaiku.
Aku teringat lagi cara yang disarankan Ame-chan untuk mencari tahu siapa 〈C〉.
Pertama, perhatikan sikap mereka, apakah mereka menunjukkan rasa suka padamu atau tidak.
──Soal perasaan suka.
Untuk saat ini, aku masih belum yakin. Sentuhan dan godaan Maihara-san bisa saja karena dia suka padaku, atau hanya sekadar bercanda.
Kedua, coba dekat dengan gadis lain, dan lihat reaksinya.
──Soal rasa cemburu.
Ini tidak bisa kulakukan karena Maihara-san tidak ada di SMA Uozumi, tempatku dan Kurumi bersekolah.
Dan yang terakhir, aku mendapat saran baru.
『Kumpulkan targetmu di satu tempat. Kalau ada 〈C〉 di antara mereka, dia pasti akan menunjukkan sikap tidak suka pada gadis yang lain』
Cara ini mirip dengan cara kedua, tapi intinya adalah membuat mereka cemburu di depan mata. Dengan begitu, dari ketiga gadis itu, hanya satu yang terlihat jelas menunjukkan ketidaksukaan pada dua gadis lainnya.
──Intinya, rasa posesif.
......Tapi, ketiga gadis itu berada di lingkungan yang berbeda. Tidak mungkin bisa mengumpulkan mereka semua di satu tempat.
"Senpai, sedang melamun ya?"
"Ah, tidak, bukan apa-apa...... Tapi kamu sendiri──"
Tunggu, mundur satu langkah. Soal pertanyaan 'Senpai punya pacar?', aku pernah ditanya sebelumnya, dan meskipun aku tidak terlalu memikirkannya, itu kan kalimat standar yang sering diucapkan cewek kalau sedang mengincar cowok? Bukankah ini pendekatan yang paling sederhana dan jelas?
"? Senpai?"
"Ti-tidak...... itu......"
Saat aku ragu, Maihara-san mendekatkan wajahnya sambil berkata, "Hmm~?". Aah, tenang aku, padahal aku sedang pusing memikirkan Takeuchi-san dan Kurumi, aku tidak boleh goyah hanya karena Maihara-san.
"Ja-jangan dekat-dekat!"
"Eeh~, wajah senpai merah~. Kenapa~?"
"Bu-bukan merah tahu......!"
Saat aku memalingkan wajah karena malu, aku melihat dua siswi SMA yang terkejut melihat kami di konter.
Tunggu,
"Takeuchi-san dan Kurumi!?"
Aku kenal mereka. Apalagi aku tidak ingin mereka melihatku dalam situasi seperti ini.
"Eh, siapa?"
Maihara-san juga melihat ke arah konter dan bertanya, "Ah, mereka berdua? Apa mereka kenalan senpai?"
"Tidak, bukan kenalan sih...... ehm, bagaimana ya menjelaskannya......"
──Kenapa mereka berdua bisa bersama sih!
Kenapa!? Bukannya kalau dia suka padaku, dia akan cemburu pada gadis lain!? Bukannya malah jadi akrab dan makan burger bersama sepulang sekolah!? Kalau 〈C〉 bukan salah satu dari mereka berdua, lalu siapa dong......? Kalau dipikir-pikir, kemungkinan besar jawabannya adalah......
Lalu Maihara-san tiba-tiba meraih lenganku. Saat kulihat, dahi Maihara-san sedikit berkerut marah.
"Ma-Maihara-san......?"
"Senpai, ini kan jam kerja? Bukan waktunya untuk mempedulikan kenalan senpai. Ayo, kita kerja berdua saja. Aku ingin senpai mengajariku pekerjaan♡"
Sikap baik hati karena cemburu dan ingin memonopoli perhatian!?
Gadis ini benar-benar paket lengkap! Jangan-jangan memang dia 〈C〉!?
Dan Maihara-san melotot pada Takeuchi-san dan Kurumi.
"Di antara mereka berdua, siapa ya kira-kira......"
Bahkan sampai mengeluarkan pernyataan yang penuh makna!? Aku sudah tidak mengerti lagi apa yang terjadi! Tapi yang jelas, dia sekarang jadi kandidat terkuat dalam perebutan hati tokoh utama pria!
"Ayo, senpai, kerja."
"I-iya...... benar juga......"
"Senpai?"
"Aku, aku tahu kok...... Kita kerja kan? Eh, sebentar......"
Maihara-san berjinjit dan mendekatkan mulutnya ke telingaku.
"Hari ini juga, kita pulang berdua ya."
Napasnya yang lembut menyentuh telingaku.
Dia benar-benar sengaja ya!
◇ Yamashita Kurumi ◇
"(Dia benar-benar sengaja ya!)"
Hari ini, yang seharusnya jadi jadwalnya berduaan dengan Yuzuri, Kurumi datang ke Familia untuk menyelidiki Riita dan berakhir dengan putus asa.
Kurumi menggerogoti kentang goreng yang dipesannya dengan kekuatan gigitan yang luar biasa.
"(Sebenarnya apa sih Riita itu? Apa dia populer di kalangan cewek? Serius?)"
Kalau hanya sekadar akrab, mungkin saja dia belum menyukai Riita, atau seandainya pun dia menyukainya, Kurumi yang sudah lama mengenal Riita mungkin masih punya peluang. Tapi kalau saingannya melakukan pendekatan seberani itu, situasinya jadi lain.
"(Entah apa yang dipikirkan Riita, cewek mana pun tidak mungkin melakukan kontak fisik seakrab itu dengan cowok yang tidak disukainya, jadi jelas dia naksir Riita...... Apalagi lawannya seberani itu, aku yang biasanya dingin dan cuek, jelas tidak punya peluang...... Sepertinya aku tidak bisa diam saja lagi......!)"
"Hope~"
"......Jadi kapan jiwa Yuzuri-chan kembali ke tubuhnya?"
Di hadapan Kurumi, Yuzuri benar-benar sudah seperti orang mati.
"Yuzuri-chan, Yuzuri-chan~"
"......Hah!"
"Kamu baik-baik saja......?"
"Eh!? Kenapa emangnya!? Aku baik-baik saja kok! Aku tidak berpikir apa-apa tahu! Aku tidak merasa minder sama sekali! Aku juga tidak berniat meniru dia kok!"
"(Aku sudah tahu semua isi hatimu!)"
Kurumi mengangkat sudut bibirnya dengan pahit dan berkata, "Syukurlah kalau begitu......" seolah-olah dia tidak menyadari apa pun.
"Ngomong-ngomong, dia itu cewek yang bersemangat ya......"
"Semangat? Hmm, apa dia secantik itu ya. Aku sih mikirnya imut!"
"Bukan itu maksudku......"
Dasar anak ini, benar-benar polos. Sambil merasa sedikit takjub, Kurumi berusaha menjelaskan maksudnya.
"Maksudku, cewek itu jelas sekali naksir Riita kan? Tapi dia tidak menyembunyikan perasaannya, malah berusaha keras untuk mendekati Riita......"
"Ah, soal itu aku juga mikir...... Ugh......"
"(Yah, kalau dipikir-pikir, cewek ini juga sama sih......)"
Yuzuri bisa dibilang terlalu polos dan mudah ditebak. Tapi cewek yang anggun itu beda. Dia jelas-jelas sengaja. Cewek azatoi (sengaja bertingkah imut) namanya.
"(Kalau kubiarkan cewek kayak gini, aku khawatir......)"
『Senpai......♡ Dapur ini, panas ya......?♡』
『Eh!? Tu-tunggu sebentar! Kenapa kamu buka kancing baju!』
『Senpai...... aku mau lepas baju ini yaa♡』
『Jangan...... aku tidak tahan lagi......!』
『Ehehe♡ Sosis senpai, mau aku jepit pakai roti aku yaa♡』
"Jangan jepit!?"
"!? Eh, maaf......"
Sambil melihat Yuzuri yang ketakutan karena teriakanku, Kurumi gemetar.
"(Kalau selera humornya aku kesampingkan dulu, cewek itu kelihatan berpengalaman banget...... Jangan-jangan mereka sudah sampai ke tahap serius di belakang dapur......!)"
"Ku-Kurumi-chan, matamu merah sekali......"
"G-gapapa. Hah......"
Kurumi menarik napas dalam-dalam untuk menenangkan diri. Sementara itu, Yuzuri yang khawatir dengan Kurumi yang aneh, bertanya.
"Kurumi-chan, karena kita sudah lihat Tanaka-kun pas kerja, apa kita pulang saja? Atau mau ke mana gitu berdua──"
"Tidak, aku akan menunggu sampai dia selesai kerja. Aku harus tahu hubungan mereka itu apa."
"Ta-tapi kalau merepotkan...... ahm!...... Enak ya kentang gorengnya! Makasih yaa!"
Kurumi memutuskan begitu, lalu menyumpal mulut Yuzuri yang hendak protes dengan kentang goreng.
◇ Tanaka Riita ◇
Maka dari itu, aku tidak punya waktu untuk berpikir, dan Maihara-san menyuruhku untuk mengajarinya soal stok makanan hari ini.
"......Kalau begitu, aku mau ambil stok ayam dan udang, maukah kamu menggantikanku ke ruang pendingin?"
Aku ingin sendirian untuk sementara waktu...... Aku ingin menjernihkan pikiranku......
"Udang? Itu nama presiden ya?"
"Ah, bukan, udang itu sejenis hewan laut. Aku rasa presiden tidak ada di ruang pendingin."
"Ah, senpai berima ya! Presiden♪ Ruang pendingin♪ Aku tidak tahu♪ Cekidot♪"
"Aneh, ceritanya tidak maju-maju"
Aku menghela napas, lalu menunjukkan ayam dan udang yang ada di stok dapur.
"Ini. Di kardusnya tertulis besar-besar 'CHICKEN' dan 'SHRIMP' dalam bahasa Inggris. Bawa satu kotak masing-masing. Boleh pakai troli"
"Senpai, aku tidak bisa membaca bahasa Inggris!"
"Ah, iya... kalau begitu bawa kantong kosong ini. Nah, ini ada tulisan 'chicken'. Yang ini 'shrimp'. Kamu tahu letak ruang pembekunya?"
"Tahu! Aku sering lihat Senpai keluar masuk sana!"
"Syukurlah. Kalau begitu, aku serahkan padamu"
Maihara-san itu, meskipun berusaha terlihat manis, tetap saja agak bodoh ya.
Namun, berkat meminta tolong Maihara-san untuk mengisi stok, pekerjaanku jadi sedikit lebih cepat selesai.
...Nah, masalahnya sekarang adalah Maihara-san yang belum kembali padahal sudah lima menit berlalu.
Apa yang sedang dilakukan anak itu. Jarak dapur dan ruang pembeku itu hanya tiga puluh detik jalan kaki, lho.
Aku menghela napas dan pergi melihat ke ruang pembeku di belakang. Dan saat kubuka pintu ruang pembeku, Maihara-san ternyata ada di sana, berdiri membeku di dalam.
"Ah, Maihara-sa──"
Lalu, begitu melihatku, Maihara-san—langsung memelukku.
"Ma-Maihara-san!?"
Tubuh Maihara-san terasa dingin. Giginya bergemeletuk dan ia gemetar. Tidak heran kalau berada di ruang pembeku selama lima menit.
"Takuuut……huuu……"
"A-ada apa?"
"Begitu masuk……aku jadi tidak tahu bagaimana cara membuka pintunya lagi……hiks……"
"Ah, begitu……"
Sebenarnya pintu itu bisa dibuka dengan didorong biasa, tapi memang pintunya cukup berat, jadi wajar saja kalau gadis yang tidak kuat tenaga bisa salah mengira pintunya terkunci.
"Ini, pintunya cuma berat, tapi bisa dibuka biasa kok. Kita tidak pernah menguncinya selama jam kerja"
"Senpai...... aku kira aku akan mati di sini......"
"Ma-maaf ya sudah merepotkanmu"
"Kalau begitu peluk aku sebagai gantinya......"
"Eh……"
"Aku kedinginan……gara-gara senpai……"
Apakah ini godaan, pendekatan, atau... yah, gemetar Maihara-san itu terlihat cukup nyata. Ini juga salahku karena meminta tolong Maihara-san yang masih baru untuk mengisi stok, jadi mau bagaimana lagi....
"Ba-baiklah……"
……Gedebuk.
Di ruang belakang yang kosong, kami berbagi kehangatan.
Saat aku membalas pelukannya, Maihara-san mencengkeram bajuku dengan tangannya yang melingkar di punggungku. Uh, tenanglah aku... ya, ini hanya... untuk menghangatkan diri.... Jangan berpikir... rasakan! Eh, jangan dirasakan juga.
"Maaf, kamu pasti kedinginan……"
"Aku juga minta maaf. Karena tidak bisa memenuhi harapan senpai "
"Ke-kenapa! Aku lebih melihat usahamu daripada hasilnya kok! Maihara-san yang hari ini mencoba hal baru, sudah memenuhi harapanku! ……Itu, jadi jangan minta maaf"
"………Senpai, hangat sekali"
"Be-begitu?"
"Iya, aku bahagia sampai rasanya ingin terus seperti ini"
──Benarkah hanya menghangatkan diri?
Saat aku sedikit melonggarkan pelukanku, bertanya-tanya sampai kapan kami harus begini, terasa ada kekuatan menahan dari tangan Maihara-san di punggungku.
"Senpai, apa senpai pernah melakukan hal seperti ini pada gadis lain?"
"Ma-Maihara-san……? Tidak, belum pernah……"
"──Begitu, syukurlah"
Maihara-san mengangkat wajahnya dari dadaku, dan tatapan matanya yang mendongak menangkap mataku dan tidak melepaskannya. Warna merah di pipinya, apakah karena kedinginan,
"……Senpai, aku──"
──atau,
"……La-lagi apa kalian berdua? Ini jam kerja, lho"
""……Eh""
……Dan, di sana muncul Misaki-senpai.
"Mi-Misaki-san! I-ini tidak seperti yang kamu pikirkan!"
"Di situasi seperti ini, masih bisa bilang 'tidak seperti yang kamu pikirkan'……?"
"Tidak, sungguh begini begitu! Eh, Maihara-san sudah cukup kan! Lepas!"
Saat aku melepaskan diri, Maihara-san malah semakin erat memelukku.
"Misaki-san, ini seperti yang kamu lihat……♡"
"Jangan bicara yang aneh-aneh! Ini bisa jadi rumit!"
Pada akhirnya, aku harus berusaha sekuat tenaga untuk meluruskan kesalahpahaman ini.
✧ ₊ ✦ ₊ ✧
"Ada apa? Senpai"
"Tidak, bukan apa-apa......"
Setelah selesai kerja, aku dan Maihara-san berada di ruang kantor. Maihara-san yang sudah berganti pakaian dan menyisir rambutnya, bertanya padaku.
Aku sudah yakin kalau gadis ini adalah 〈C〉. Kalau dipikir-pikir, sikapnya yang selalu terang-terangan seperti ini, kan sikap yang biasa ditunjukkan oleh cewek yang naksir cowok...... Padahal tadi aku masih ragu soal Takeuchi-san, tapi sekarang aku jadi yakin kalau Maihara-san itu 〈C〉.
Tapi, aku merasa seperti orang labil yang mudah sekali berubah pikiran. Aku kan hanya ingin tahu siapa 〈C〉.
"Begitukah? Ya sudah, ayo kita pulang!"
"U-um."
Aku berdiri dengan linglung, dan seperti biasa berjalan menuju pintu keluar. Tapi Maihara-san menghentikanku.
"Eh, tunggu."
"Ada apa? Ada yang ketinggalan?"
"Bukan, bukan itu. Senpai, hari ini kita lewat pintu belakang ya."
"Eh, kenapa?"
Saat kutanya, Maihara-san menatapku dari bawah dengan tatapan azatoi.
"Cuma hari ini saja...... ya?"
Entah kenapa kedengarannya ero banget, apa cuma perasaanku?
"Ba-baiklah......"
Entah kenapa aku menelan ludah dan mengangguk.
Biasanya kami keluar dari pintu depan yang menghadap ke lantai restoran, tapi hari ini aku memegang gagang pintu belakang.
A-apa yang akan terjadi di pintu belakang ini. Jangan-jangan, itu yang sebenarnya......
Tapi, ada hal yang lebih penting untuk dipikirkan.
………Kalau mau memastikan apakah Maihara-san itu 〈C〉, hanya jalan pulang ini satu-satunya kesempatan.
Aku membulatkan tekad dan keluar.
"……Eh"
Dengan penuh semangat aku keluar, dan langkah pertamaku langsung membeku.
"……Hai"
"Se-selamat malam!"
"Ke-kenapa Kurumi dan Takeuchi-san ada di sini……!?"
Lagi-lagi muncul kombinasi dua orang yang misterius. Saat aku terkejut dengan kejadian tiba-tiba ini, Kurumi menjawab dengan ekspresi sangat serius.
"Kenapa? Sudah jauh-jauh datang, jadi kupikir aku akan mampir menemui Riita dulu sebelum pulang. Iya kan? Yuzuri-chan"
"Hu-hum!"
Sungguh, bagaimana bisa mereka berdua jadi akrab……?
Di samping Kurumi, Takeuchi-san mengangguk gemetar. Maihara-san melihat mereka berdua dan berkata dengan bosan, "Padahal sudah susah payah keluar lewat pintu belakang……"
"Kamu bilang sesuatu?"
"Tidak, tidak apa-apa kok♡ Senpai, siapa gadis-gadis ini—?"
"Eh, ah……a-uh……"
Maihara-san bertanya sambil memeluk lenganku. Aku tidak perlu repot-repot memperkenalkan mereka lagi kan? Sepertinya sudah pasti Maihara-san yang mengirim surat cinta itu.
"Eto, yang ini Yamashita Kurumi, teman masa kecilku yang tinggal di sebelah rumahku sejak dulu. Dan yang ini Takeuchi Yuzuri-san, teman sekelasku"
"Ugh……"
"Takeuchi-san?"
"Hi-tidak, bukan apa-apa……"
Takeuchi-san tiba-tiba mengerang, tapi dia baik-baik saja kan?
"Lho, bukankah kamu di suatu tempat………"
Kurumi mengerutkan kening sejenak dan menatap tajam Maihara-san. Saat Maihara-san memiringkan kepalanya, Kurumi berkata singkat, "Ah, tidak apa-apa", lalu bertanya padaku.
"Riita, gadis itu siapa? Atau lebih tepatnya, kenapa kamu dipanggil 'Senpai'? Bukankah kerja paruh waktu hanya boleh untuk anak SMA? Kamu bukan anak SMP kan?"
"Ah……yang ini Maihara Kaede-san, junior di tempat kerjaku. Dia seumuran denganku, dan aku juga bilang tidak apa-apa kalau dia bicara santai padaku"
"Oh, begitu. Lalu, sampai kapan kamu akan terus menempel pada Riita begitu?"
Saat Kurumi menunjuk Maihara-san yang bergelayutan di lenganku, Maihara-san menjawab menggantikanku.
"Eh, ah, jangan khawatir. Ini sudah biasa kok♪"
"Sudah biasa!?"
Takeuchi-san mundur selangkah. Ah, tunggu, ada kesalahpahaman.
"Ri-Riita? Kalau gadis ini berbohong, kamu harus bilang dengan jelas kalau itu bohong, tahu?"
Kurumi yang biasanya tidak pernah begini pengertian. Tapi kalau dipikir-pikir, memang ini sudah biasa terjadi…… Lagipula, mungkin saja Maihara-san menyukaiku, dan aku tidak ingin menyakitinya dengan menolaknya di sini…… Ah, dilema ini lagi……
"Benar-benar sudah biasa!?"
Takeuchi-san mundur selangkah lagi. Tunggu sebentar, jangan menjauh, atau lebih tepatnya, jangan pergi.
"……Riita?"
"Ti-tidak, dia ini sepihak, entah bagaimana……"
"Sepihak? Bukankah tadi kamu memelukku?"
"Riita!?"
"Tidak, itu juga ada berbagai macam alasannya!"
Saat aku bingung bagaimana menjawab, Kurumi menyimpulkan dengan singkat.
"Ta-tapi! Pokoknya kalian tidak pacaran kan?"
──Itulah yang Kurumi khawatirkan.
……Lho, kalau begitu, jangan-jangan Kurumi cemburu……?
"U-un. Aku tidak punya pacar kok"
Pokoknya, bukan hanya Maihara-san, aku memang tidak punya hubungan asmara dengan siapa pun. Aku menegaskan hal ini dengan jelas agar semua orang tahu.
Namun, Maihara-san lepas kendali dan akhirnya mengatakan sesuatu yang luar biasa.
"Betul betul, kami memang tidak pacaran sih~. Tapi saking akrabnya~, semua orang di tempat kerja selalu memperlakukan kami seperti pasangan~. Bahkan, waktu itu kepala shift bilang, 'Kalian berdua cepat nikah sana'~"
""Eh……?""
Dia mengatakannya! Gadis ini benar-benar mengatakannya!
Takeuchi-san dan Kurumi membeku. Ya iyalah. Aku juga pernah mendengar kalimat yang sama.
"……A-aku juga pernah dengar kalimat seperti itu"
"Yu-Yuzu juga!"
"Eh, Yuzuri-chan juga?"
"U-un……"
"Eeeh~? Tiga orang mengatakan kalimat yang sama? Bo-bohong ah"
"Tidak, itu benar, Maihara-san"
"Eh……"
"""………………"""
……Sungguh medan perang.
Entah ini baik atau tidak, tapi untuk menyamakan langkah, aku menyampaikan fakta yang sebenarnya pada Maihara-san.
Karena ucapan Maihara-san, menjadi jelas bagi ketiganya bahwa ada tiga gadis yang pernah dibilangi 'Kalian berdua cepat nikah sana' oleh orang lain selain aku.
Artinya, 〈C〉 yang ada di antara kami sekarang menyadari bahwa ada orang lain selain dirinya yang pernah dibilangi 'Kalian berdua cepat nikah sana'. Kalau sudah begini, 〈C〉 pasti menyadari bahwa aku tidak menyadari pengakuannya ditujukan padaku.
……Apa dia tidak akan bergerak? 〈C〉?
"Su-sudah mengerti kan? Kamu bukan satu-satunya yang spesial"
Kurumi membuka percakapan pertama. Untuk memastikan reaksi ketiganya, aku memasang telinga lebih dari biasanya dan mendengarkan percakapan mereka.
"Hee~, begitu ya, agak kaget juga sih……ternyata semua orang dibilangi kalimat yang sama…… Berarti semua orang seakrab itu ya dengan Tanaka-kun"
"……Sudah kubilang, kamu memang playboy, Senpai"
"Aku setuju. Lalu, sampai kapan kamu akan terus bersikap seperti pacarnya begitu?"
"Ahaha, sudahlah. Makanya kubilang, ini sudah biasa kok"
"Makanya, kubilang aneh kalau itu sudah jadi kebiasaan……"
"Atau, bagaimana kalau kita pulang saja? Tanaka-kun dan Maihara-san pasti sudah lelah……"
"Yah, benar juga. Ayo Riita, kita pulang"
"Tidak mau! Senpai selalu mengantarku pulang!"
"Hah!? Pulang sana sendiri! Kalau sudah sebegitu akrabnya dengan laki-laki, satu dua orang mesum pasti bukan masalah buatmu kan?"
"Tidak mau~, jalan malam menakutkan~. Senpai, ayo cepat pulang?"
"……Riita?"
"Senpai?"
"Tanaka-kun?"
"Eh, ah, maaf……"
………………Tidak, aku sama sekali tidak mengerti!!!!!!
Kenapa semua orang bisa menerimanya dengan begitu tenang!? Tidak ada yang terkejut dengan kejadian barusan!? Itu kan bagian cerita yang sangat maju dalam komedi romantis!? Bahkan bisa jadi akhir volume pertama di bagian ini!?
Namun, ketiga gadis itu menatap wajahku dengan ekspresi datar. Ada satu orang yang benar-benar pura-pura tidak tahu apa-apa....
A-apa yang harus kulakukan? Pokoknya lebih baik kalau aku bisa mengawasi mereka bertiga bersama-sama....
"……Untuk sementara, bagaimana kalau kita antar Maihara-san bersama Kurumi dan Takeuchi-san?"
"……Yah, kalau begitu"
"Betul!"
"Eeeh~, padahal berdua saja sudah cukup"
"Lho, kalau takut jalan malam, bukankah lebih baik kalau ada banyak orang?"
"Huuu~……"
Begitulah, keempat orang itu mulai berjalan di jalan malam.
Pada akhirnya, hari itu pun, aku tidak berhasil mengungkap kebenarannya.
◇
Setelah mengantar Maihara-san dan berpisah dengan Takeuchi-san, aku dan Kurumi pulang ke apartemen yang sama dengan bersepeda berdua.
Mungkin sulit dipercaya kalau ini kota besar, tapi di kawasan perumahan yang tenang di pedesaan pada malam hari, tidak ada satu pun mobil atau orang yang lewat. Aku dan Kurumi mengayuh sepeda dengan santai berdampingan.
Bagaimanapun juga, perubahan Kurumi beberapa hari terakhir ini cukup signifikan. Kurumi tahu aku bekerja di Familia itu, dan pasti dia datang mengintipku. Kalau dia datang sendirian, aku mungkin akan mempertimbangkan kemungkinan dia adalah 〈C〉, tapi kalau berdua dengan Takeuchi-san, jadi sulit ditebak. Mungkin saja mereka hanya jadi akrab dan datang ke Familia berdua.
Atau, karena suasananya sudah agak tenang, sekaranglah kesempatan yang tepat untuk bertanya.... Apa yang harus kutanyakan duluan....
"Apa kamu ingin mengatakan sesuatu? Sejak tadi wajahmu masam sekali seperti acar umeboshi"
"Gawat……"
"'Gawat' apanya, 'gawat'……"
Mungkin karena menyadari keadaanku, Kurumi menyipitkan matanya dan melirikku sejenak sambil berkata.
"Kamu pasti tahu kan. Kamu pikir sudah berapa lama aku bersamamu?"
"……Kalau begitu, baiklah, akan kutanyakan"
Aku meletakkan lenganku di setang sepeda, dan bertanya sambil membungkukkan punggung.
"Kenapa tiba-tiba kamu menyapaku di sekolah……?"
"Kamu tidak suka?"
"Bukannya tidak suka……tapi aku malah merasa aneh karena kupikir kamulah yang akan merasa terganggu"
"Tidak aneh kok"
Kurumi tetap menghadap ke depan, dan berkata dengan jelas dengan wajah serius.
"Kita kan teman masa kecil. Tidak aneh kalau kita bicara di mana saja. Malah selama ini yang aneh"
Mendengar perkataan Kurumi, aku samar-samar teringat masa-masa ketika aku berhenti berbicara dengan Kurumi di sekolah.
Mungkin, kami berhenti berbicara bukan karena kebetulan, tapi karena aku menjauhinya.
Bergaul denganku bisa memperburuk citra Kurumi.
Terutama pada masa-masa itu.
Karena rasa bersalah, aku mengalihkan pandanganku ke keranjang di depan sepeda.
"……Aku ingin bicara. Dengan Riita……"
Namun, Kurumi sama sekali tidak menyadari hal itu, dan berkata dengan wajah malu-malu sambil memanyunkan bibirnya.
──Itu, sebagai teman masa kecil? Atau karena dia menyukaiku……?
Aku tidak tahu, tapi aku merasa malu. Dan aku juga merasa senang.
Mungkin selama ini aku terlalu banyak khawatir.
Aku tidak melihat ke arah Kurumi yang bersepeda di sebelah kiriku, tapi aku memberikan jawaban yang jujur.
"Ba-baiklah……"
"……Kenapa bicaranya seperti merendahkan begitu?"
"A-ayo, bicaralah?"
"……Hehehe. Yah, boleh saja sih?"
Kurumi juga memberikan persetujuannya, dan tanpa sadar aku menoleh ke arah Kurumi. Kurumi juga menoleh ke arahku, dan memberikan senyum lembut yang berbeda dari sikap dinginnya biasanya.
Aku tanpa sadar terpukau oleh senyum itu....
"Hei, Riita! Depan!"
"Eh? Gawat──!"
Aku menabrak tiang listrik. Karena kecepatannya cukup pelan, tidak terjadi hal yang serius, tapi tetap saja benturannya cukup keras. Dahiku terbentur, dan tubuhku terlempar dari sepeda.
"Ka-kamu baik-baik saja!?"
Kurumi segera menghentikan sepedanya di sana, dan berlari menghampiriku. Aku memegangi kepalaku sambil berusaha duduk bersila di sana. Malu sekali……ceroboh……
"Aduh……a-aku baik-baik saja……ahaha……maaf……"
"Sudah kubilang……"
Kurumi mengulurkan tangannya padaku dengan tatapan heran.
"Sungguh, teman masa kecil yang merepotkan ya"
Kurumi tertawa geli dan menggenggam tanganku.
Bagaimanapun juga, bersamanya membuatku sering merasa menyedihkan.... Tapi.
──Kalau Kurumi, pasti dia akan menerima dan membantuku meskipun aku seperti ini setelah menikah nanti.
……Eh, kenapa aku sudah memikirkan masa depan pernikahan? Padahal aku bahkan belum tahu siapa yang menyatakan cinta padaku.
Sejak ulasan itu diposting, belum ada perkembangan sama sekali.
Tapi aku merasa semakin sedikit demi sedikit akrab dengan ketiga gadis itu.
Selama ini aku selalu merasa rendah diri sebagai otaku penyendiri, jadi pasti aku tidak bisa melihat ketiga gadis itu dengan benar dan jujur.
◇ Maihara Kaede ◇
Kaede yang kesal karena waktunya bersama Riita diganggu oleh dua gadis lain, langsung melompat ke tempat tidur begitu sampai rumah dan masuk kamar.
"Tidak kusangka, ternyata bukan hanya aku saja ya"
Kaede mengingat wajah kedua gadis itu dan mata Rita saat melihat mereka berdua, lalu menggigit bibirnya.
『Sudah mengerti kan? Kamu bukan satu-satunya yang spesial』
Kata-kata Kurumi itu terus terngiang di benak Kaede.
Dirinya tidak spesial. Hal itu, dirinya sendiri yang paling tahu. Dia pikir dia sudah tahu. Tapi begitu kenyataan itu dihadapkan padanya, hatinya terasa jatuh.
"(Kelinci ini, pasti salah satu dari mereka berdua……)"
Kaede meraih stiker foto dirinya dan Riita yang ada di sakunya. Entah kenapa dia tidak berniat mengembalikannya, dan sudah agak lama dia menunda mengembalikan stiker itu. Sekarang, dia tidak mungkin bertanya tentang ini pada Riita.
Tapi dia harus memastikan, kalau tidak dia tidak akan tenang.
Kaede yang sudah mengambil keputusan, membuka lemari di kamarnya.
"Meskipun aku tidak terlalu bersemangat……tapi demi Senpai, mau bagaimana lagi……!"
Yang diambil Kaede dari dalam lemari adalah──seragam sekolah SMA Uozumi, sekolah tempat Rita bersekolah.
◇ Tanaka Riita ◇
Senin pagi setelah libur akhir pekan, jam istirahat setelah pelajaran pertama. Aku duduk di kursiku sambil memikirkan berbagai hal. Atau lebih tepatnya, belakangan ini aku terus saja berpikir.
Akhirnya, kalimat 'Kalian berdua cepat menikah sana' menjadi milik kami bertiga. Namun, meskipun sudah melewati akhir pekan, tidak ada ulasan baru dari 〈C〉, atau 〈C〉 yang mengaku sendiri, jadi 〈C〉 tidak menunjukkan pergerakan sama sekali. Perasaan ini mengatakan padaku, mungkin dia berniat menghilang begitu saja memanfaatkan situasi ini. Tapi, aku tidak akan menyerah. Aku pasti tidak akan membiarkan pengakuan itu dianggap tidak pernah ada. ……Kya. (Malu)
Saat aku sedang memikirkan berbagai hal,──tiba-tiba semuanya menjadi gelap.
"Siapa itu!? Gadis cantik berambut hitam lurus yang anggun dan sangat klasik itu……!"
"Apa ada anak seperti itu di sekolah kita?"
Apa? Gadis cantik?
"Siapa ya~♡"
Ah, begitu……kalau kudengar, itu suara yang sudah kukenal.
"Ternyata Maihara-san……sudah kubilang jangan lakukan itu la……Ma-Maihara-san!?"
Tangan yang menutupi wajahku yang bersinar itu terlepas, dan begitu pandanganku menjadi terang dan aku menoleh ke belakang, di sana ada junior di tempat kerjaku, Maihara Kaede. Tapi ini seharusnya SMA Uozumi.
"Selamat pagi, Senpai♪"
"Ke-kenapa……!?"
Lalu, teman-teman sekelas mulai bergosip tentang kami.
"Tanaka hebat sekali! Bahkan gadis cantik asing yang tiba-tiba muncul pun sudah dia taklukkan!"
"Ada rumor dia playboy. Atau bahkan protagonis komedi romantis"
"Bagaimana mungkin cowok culun seperti Tanaka bisa populer……"
"Jangan-jangan sekarang ini culun itu lagi ngetren?"
Gawat, culun jadi tren.
Tidak, yang lebih mengkhawatirkan adalah situasi ini di mana perhatian tertuju pada aku dan Maihara-san. Ngomong-ngomong, bagaimana keadaan Takeuchi-san……?
Saat aku melihat ke arah Takeuchi-san, dia tersenyum tipis. Hanya saja matanya sudah tidak melihat ke sini, atau lebih tepatnya, bisa dibilang mati. Ah, gawat, ini sudah berakhir. Setelah kejadian kemarin, dia pasti benar-benar menjauh dan tidak mungkin membalas pengakuanku.
"Ma-Maihara-san, kamu sekolah di SMA Uozumi……?"
"Iya♪ Aku tadinya tidak masuk sekolah, tapi jadi ingin datang karena ingin bertemu Senpai♡"
"'Ingin datang' katamu, bukankah seharusnya kamu datang setiap hari……atau, eh, ingin bertemu……? Denganku……?"
"Betul! Dengan Senpai! Aku jadi ingin bertemu!"
Serius……? Hal seperti itu biasanya tidak dikatakan pada Senpai kerja paruh waktu biasa……
Namun, tanpa sempat berpikir lebih lanjut, Maihara-san melihat jam di depan kelas tiga dan bahunya terkulai.
"……Ah, sudah waktunya ya. Aku salah dengar kelas Senpai, dan karena mencari dari kelas delapan berurutan, jadi kehabisan waktu. Sayang sekali padahal sudah bisa bertemu"
"Eh, ah……eto……"
"Kalau begitu, aku akan segera datang menemuimu lagi ya! Mungkin saat istirahat berikutnya!"
"Ah, tidak, tapi kalau terlalu sering datang──"
"Ah, ngomong-ngomong, aku kelas delapan ya, Senpai♡ Senpai boleh kok datang menemui ku♡ Kalau begitu, sampai nanti!"
"Ah~……"
Setelah membuat keributan, Maihara-san meninggalkan kelas tiga. Kelas yang tadinya sunyi mulai berisik membicarakan. Kebanyakan keributan itu pasti tentang interaksi antara aku dan Maihara-san barusan.
Kalau untuk mengungkap identitas 〈C〉, fakta bahwa Maihara-san bersekolah di sekolah yang sama adalah hal yang positif, tapi, entah kenapa, sepertinya menimbulkan berbagai masalah juga……
Ditambah lagi, rasanya seperti lawakan berulang atau déjà vu dengan kejadian saat Kurumi datang ke kelas…… Tentu saja, salah satu dari mereka berdua adalah 〈C〉, dan salah satu dari mereka mungkin menyukaiku dan datang menemuiku, tapi paling banyak hanya satu, bahkan ada kemungkinan keduanya bukan 〈C〉, tapi kenapa kejadian serupa terus terjadi seperti saat 'Kalian berdua cepat menikah sana'?
……Tidak, tidak perlu memikirkan hal yang tidak penting. Pokoknya yang harus kutemukan adalah 〈C〉, dan aku akan berusaha untuk tidak memikirkan hal-hal lain terlalu dalam. Bagaimanapun juga, ini adalah kesempatan untuk memastikan apakah Maihara-san adalah 〈C〉 kali ini……
✧ ₊ ✦ ₊ ✧
"Senpaaai~"
Dia datang menemuiku di kelas tiga pada jam istirahat setelah pelajaran kedua, dengan segera.
"Maihara-san……"
"Senpai, dengarkan! Tadi waktu pengecekan kehadiran di HR, begitu aku menjawab, waktu langsung berhenti sejenak lho~"
Sekarang pun, di kelas kami, waktu juga berhenti!
"Ano, Maihara-san. Aku mengerti, tapi tatapan orang-orang di sekitar sini sangat tajam, bagaimana kalau kita pergi ke tempat yang tidak terlalu terlihat orang……"
"Eh, kita mau ngapain di tempat yang tidak terlihat orang……♡"
"Kenapa kamu selalu menafsirkan dengan curiga begitu sih!?"
Pokoknya, aku memutuskan untuk membawa Maihara-san kabur dari kelas ini. Meskipun begitu, kalau kami benar-benar kabur ke tempat yang sepi, malah bisa menimbulkan kesalahpahaman, jadi aku membawa Maihara-san ke jalan penghubung antara gedung barat dan gedung utara yang tidak terlalu ramai. Jalan ini jarang digunakan karena menghubungkan gedung-gedung sekolah, jadi lalu lintas orangnya sedikit, dan lantai empat tidak beratap dan terbuka ke luar, jadi Maihara-san seharusnya tidak akan mengatakan hal aneh seperti 'Aku dibawa ke ruang tertutup♡' nanti.
"Jadi, Maihara-san. Ada keperluan apa?"
"Eh? Tidak, tidak ada apa-apa?"
"Kalau begitu, kamu benar-benar datang hanya untuk mengobrol santai?"
"Tidak boleh?"
"Bukan tidak boleh sih……tapi tidak perlu datang setiap jam istirahat kan? Ini kan pertama kalinya kamu sekolah lagi setelah lama, tidak apa-apa kalau kamu tidak mengobrol dengan teman-teman sekelasmu?"
Saat aku bertanya, Maihara-san tersenyum cerah dan menjawab.
"Iya! Aku tidak punya satu pun teman di sekolah!"
Aduh, gawat. Pertanyaan barusan benar-benar ceroboh dan tidak peka. Benar-benar tidak sopan. Atau lebih tepatnya, kenapa dia mengatakannya dengan senyum selebar itu? Bahkan jadi agak menyegarkan, lho.
Aku menutup mulutku dan meminta maaf.
"Ma-maaf……yang barusan agak, tidak baik ya"
"Tidak apa-apa kok. Ini salah ku sendiri karena tidak punya teman"
Maihara-san mengatakan itu dengan santai, lalu berbalik dan melihat ke bawah ke taman tengah yang terlihat dari sana, sambil menyipitkan mata karena angin. Di sana terlihat beberapa siswa yang sedang mengobrol.
"……Jangan-jangan, jam istirahat ini juga, karena itu kamu datang menemuiku?"
"Tidak, aku datang menemui Senpai bukan hanya karena tidak ada orang lain selain Senpai. Ya, memang hanya Senpai yang bisa ku ajak bicara sih"
Maihara-san menopang dagunya di tepi pagar.
"Aku datang menemui Senpai karena aku ingin bicara dengan Senpai"
"Maihara-san……"
Aku mempercayai kata-kata jujurnya itu, dan dengan hati-hati menelusuri perasaan Maihara-san dari sana.
"Kamu datang ke sekolah hari ini juga……untuk menemuiku……begitu?"
Maihara-san tertawa kecil.
"Senpai terlalu percaya diri"
"Eh, eeeh……"
"Ahaha, yah, ada benarnya juga sih, itu juga. Tapi aku datang bukan dengan santai seperti 'Aku mau ke minimarket, jadi aku pergi'"
Maihara-san melanjutkan.
"Sudah waktunya aku harus datang ke sekolah kalau tidak mau tinggal kelas atau dikeluarkan. Tapi aku sangat takut dan cemas untuk pergi ke sekolah, jadi tidak bersemangat"
"Begitu ya……"
"Iya, tapi"
Maihara-san menghadapku, memiringkan kepalanya sedikit dan menatapku.
"──Begitu kupikir aku bisa bertemu Senpai, aku jadi bersemangat"
Maihara-san itu licik. Tapi, dia tidak terdengar seperti mengatakan hal yang tidak tulus, dan aku selalu menerima kata-katanya dengan jujur.
Pipi Maihara-san yang memerah, sudah lebih dari cukup untuk menganggapnya sebagai 〈C〉.
Aku tidak bisa melihat wajah Maihara-san, jadi aku mengalihkan pandanganku dan menyembunyikan wajahku di tepi pagar. Maihara-san mendekatiku. Ton, kehangatan Maihara-san menyentuh sisi tubuhku.
"Apa kamu tidak suka bersamaku?"
"Ti-tidak, bukan tidak suka. Hanya saja kalau kamu mengatakannya terus terang begitu, aku jadi, malu……"
"Fufu, begitu ya, manis sekali"
……Karena kau terus menggoda seperti itu, aku jadi tidak tahu apakah kau serius atau tidak.
"Kalau begitu, aku ingin terus bersamamu"
"Eh?"
Namun, nada suara Maihara-san terdengar seperti sungguhan. Saat aku menoleh ke arah Maihara-san dengan maksud untuk mengamatinya, Maihara-san tiba-tiba bertepuk tangan.
"Kalau begitu, Senpai, bagaimana kalau kita pergi kencan berdua saja pada libur berikutnya? Hanya berdua saja, ya♡"
"""Na……!?"""
Saat aku mengeluarkan suara terkejut, entah kenapa suara serupa terdengar dari suatu tempat.
"……Ternyata benar ada. Sepertinya aku berhasil memancing kalian"
""Uhyu……""
Saat Maihara-san berbalik dan berkata, suara aneh terdengar dari pintu masuk jalan penghubung, dan dari sana Takeuchi-san dan Kurumi keluar dengan gerakan canggung.
"Eh, kalian berdua ada di sana!?"
"Bu-bu-bukan apa-apa, aku cuma datang melihat apa Riita tidak terlalu senang. Eh, ternyata malah jadi pembicaraan serius dan suasananya jadi tidak enak untuk masuk……"
"……Ahaha"
Kurumi menjelaskan situasinya dengan wajah canggung dan penuh maaf, dan Takeuchi-san ikut tertawa pahit.
"Yuzuri-chan hanya mengikutiku"
"Begitu, ya……"
Ternyata Takeuchi-san memang tidak punya inisiatif kalau soal aku bersama gadis lain.
"Ba-baiklah! Eto, Maihara Kaede kan? Kalau kamu tidak punya teman, jangan hanya dekat dengan Riita, tapi dekatilah kami juga. Kita kan sama-sama perempuan"
Kurumi berkata sambil melipat tangannya. Aku memang suka sisi Kurumi yang seperti ini. Dia perhatian, dan meskipun biasanya tsundere, dia akan melindungiku di saat-saat seperti ini.
"Eee~……dekat~……?"
"Jangan terlihat jijik begitu dong!"
Maihara-san menundukkan kepalanya. Kurumi menyindirnya. Takeuchi-san masih tersenyum canggung. ……Tunggu.
Ketiga gadis itu, meskipun beda kelas, semuanya ada di sekolah. Bahkan, mereka sudah saling mengenal. Kesempatan ini, tidak boleh kulewatkan!
"Be-betul kata Kurumi. Tidak apa-apa sih kalau kamu dekat denganku, tapi karena ada orang lain yang bisa kamu ajak berteman, tidak perlu menjauhi mereka kan?"
"Aku rasa maksud orang ini mengajak berteman bukan itu. Yah, kalau Senpai bilang begitu, mau bagaimana lagi. Akan aku jadikan teman kalian berdua"
"Itu kalimat orang yang tidak punya teman……?"
Kurumi setengah heran, tapi berkata sambil berkacak pinggang.
"Tapi benar juga sih, karena kita sudah mau berteman. Jangan bilang hanya berdua saja, ajak kami juga. Ke acara mainmu itu"
Tidak boleh adanya spoiler, hormati user lainya. Gunakan komentar dengan bijak sebagai tempat berdiskusi.