Episode 11
"80─54─78..."
Hari Maihara-san datang ke sekolah, entah kenapa acara pesta takoyaki berempat, atau disingkat takopa, diputuskan.
Lalu, dua hari kemudian, hari Rabu. Karena ibuku yang perawat sedang kerja malam, dan ayahku yang bekerja di bidang penjualan sedang dinas luar kota, hari yang sempurna untuk mengundang ketiga gadis itu ke rumah. Meskipun ada Ema sih.
Ya ampun...... Aku akan mengundang tiga gadis cantik ke rumah......
Tidak, ini kesempatan bagus untukku. Aku harus memanfaatkan kesempatan ini sebaik-baiknya, bahkan kalau bisa, menikah hari ini juga. Mustahil.
Pokoknya, aku akan mengawasi gerak-gerik mencurigakan sekecil apa pun. Setidaknya itu yang bisa kulakukan.
Kami janjian jam setengah enam sore. Tapi, bel rumahku berbunyi jam lima tepat.
"Guk! Guk!"
"Jangan menggonggong! Diam!"
Meg yang waspada karena suara bel dimarahi Ema, dan aku pun menjawab bel.
"Halo?"
『Aku, Kurumi Yamashita』
"Ah, iya. Aku buka pintunya ya."
Saat kubuka pintu depan, Kurumi berdiri di sana sambil membawa tas belanja seperti biasa. Kurumi memakai pakaian kasual. Kaus putih dan kardigan rajut krem. Dan celana pendek hitam. ......Kenapa dia dandan rapi padahal jarak rumah kami dekat. Aneh, catatan otakku.
"......Hai."
"Silakan masuk. ......kamu datang lebih awal ya?"
"Eh? Ah, itu...... ehm, soalnya aku mau menyiapkan makanannya."
"Ah, begitu ya...... Ya sudah, masuklah."
"Ah, baiklah...... permisi."
Ya, ini pasti karena dia menyukaiku, jadi ingin datang secepat mungkin. Ini juga perlu dicatat.
Begitu Kurumi masuk, Meg langsung berlari ke arahnya dan bersemangat di kaki Kurumi.
"Aduh Meg-chaaan~♪ Halo~♪"
Kurumi segera menggendong Meg. Seperti biasa, ada perbedaan yang mencolok antara sikap Kurumi biasanya dan sikapnya di depan Meg. Andai saja Kurumi selalu seperti ini, pasti damai dunia.
"Kurumi-chan selamat datang!"
"Ema-chan! Maaf ya, tiba-tiba!"
" Tidak apa-apa! Aku juga senang! Mau langsung masak? Aku bantu ya!"
" Tidak usah repot! Ini cepat kok, santai saja!"
*Ting tong ting tong......*
"Eh...... padahal masih lama ya......"
Bel rumah berbunyi lagi. Bukan bel di pintu depan, tapi bel di lobi apartemen.
"Guk! Guk!"
"Meg, jangan ribut!"
"Hehe~ Meg-tan juga semangat sekali ya~"
Meg menggonggong di pelukan Kurumi. Meg memang selalu berisik. Ah sudahlah, di monitor bel terlihat wajah yang kukenal.
Kurumi menurunkan Meg dan pergi ke dapur, sementara aku menjawab bel.
"Ya, halo! Ini Tanaka!"
Di layar, Takeuchi-san terlihat gelisah dan celingukan. Dia terkejut mendengar suaraku, lalu menjawab dengan gugup.
『I-ini Takeuchi!』
"A-ah, Takeuchi-san! Aku buka pintunya ya!"
『Baiklah!』
Tak lama kemudian, Takeuchi-san tiba di rumahku. Takeuchi-san juga memakai pakaian kasual.
Gaun putih dipadukan dengan vest rajut cokelat. Pakaiannya yang lembut dan feminin sangat cocok untuk Takeuchi-san.
"S-selamat datang!"
"E-eh, permisi......!"
"Terima kasih sudah datang hari ini."
"Sa-sama-sama sudah mengundangku......"
"Kamu datangnya agak awal ya."
"Aku, aku pikir tidak enak kalau telat! Ah, maaf ya kalau merepotkan?"
"Tidak kok, sama sekali!"
Ya, ini pasti karena dia menyukaiku, jadi ingin datang secepat mungkin. Catat.
Saat kami masuk ke ruang keluarga, Ema yang menggendong Meg menyambut Takeuchi-san, "Halo!"
"I-ini adikmu ya?"
"Iya! Namaku Ema! Ini Meg, anjing Pomeranian-Chihuahua. Kamu pasti Takeuchi-san ya! Aku sudah sering dengar cerita dari Kakak dan Kurumi-chan! Terima kasih ya sudah baik sama Kakakku!"
"I-iya, terima kasih kembali......! Ooh, anjingnya......! Bo-boleh aku mengelusnya?"
"Boleh! Dengan senang hati!"
Takeuchi-san terlihat sangat terpesona dengan Meg yang berbulu lembut. Imutnya.
Kurumi juga menyapa Takeuchi-san sambil bekerja di dapur.
"Yuzuri-chan, selamat datang~!"
"Ah, Kurumi-chan! Halo! Ada yang bisa kubantu?"
"Tidak usah, tidak apa-apa! Santai saja!"
Dan beberapa menit kemudian.
*Ting tong ting tong......*
"Guk! Guk guk!"
"Meg, jangan ribut!"
Meg menggonggong untuk ketiga kalinya hari ini. Maihara-san juga datang lebih awal......
『Ini Maihara, kouhai kesayangan senpai♪』
Dia bahkan menyebut dirinya sendiri begitu.
"Ah, iya...... silakan masuk......"
『Terima kasih♪』
Maihara-san juga memakai pakaian kasual. Sweater warna kuning kunyit dan jaket denim kebesaran. Dipadukan dengan rok denim yang senada. Cantik sekali ya.
"Maihara-san, kamu juga datang lebih awal ya......"
"Maaf ya, apa aku merepotkan?"
"Ah, tidak kok. Sebenarnya aku sudah──"
Dan Maihara-san, begitu masuk ke ruang keluarga, entah kenapa terlihat kesal.
"Kenapa semua orang sudah di sini...... padahal aku sudah berusaha datang lebih awal......"
"Maihara-san, sudah lama ya~!"
"Guek, Ema-chan......"
Maihara-san sedikit terkejut melihat kehadiran Ema. Seperti yang pernah dia bilang, anggota part-time sudah cukup akrab dengan Ema yang kadang-kadang datang ke restoran. Katanya Ema itu tipe orang yang kuat, jadi dia agak takut.
"Semoga hari ini menyenangkan ya!"
"O-oh, mohon bantuannya."
Semua berkumpul lebih cepat dari perkiraan. Apa mungkin... Maihara-san juga menyukaiku dan ingin datang secepat mungkin? Tidak mungkin kan? Tidak mungkin tiga orang berturut-turut begitu kan?
Aku tidak tahu. Aku benar-benar tidak tahu lagi. Kenapa hal seperti ini selalu terjadi pada semua orang tanpa terkecuali? Tidak ada cara untuk membandingkannya. Ah, sudah menyerah. Sepertinya tidak ada habisnya kalau memunguti hal-hal kecil seperti ini satu per satu. Aku akan berusaha hanya memperhatikan hal-hal yang benar-benar mencurigakan saja.
Baiklah, bagaimanapun juga, semua pemain sudah berkumpul.
Sekarang, akankah ini membawa keberuntungan atau kesialan, akankah muncul iblis atau ular...?
Akan kuamati dengan saksama...!
✧ ₊ ✦ ₊ ✧
Di depan alat pembuat takoyaki di rumahku, aku memegang tusuk sate bambu, menatap adonan takoyaki yang berisi tenkasu, daun bawang, dan gurita yang mendesis saat dipanggang, menahan napas.
……Hari ini, aku pasti akan mengetahui siapa 〈C〉. Pasti akan kutemukan.
"Masih belum padat kok, sebentar lagi ya?"
"Ah, iya……"
Kurumi menunjukku dengan tatapan curiga. Aku tidak bisa diam dan tanpa sadar bersiap terlalu cepat untuk membalik takoyakinya.
Ema dan Takeuchi-san, begitu juga Maihara-san, menawarkan diri untuk membantu menyiapkan bahan-bahan takoyaki, tapi karena dapur akan terlalu ramai dengan banyak orang, akhirnya Kurumi yang memotong gurita, membuat adonan, dan melakukan semuanya. Bahkan sebagai bonus, dia membuatkan dashi untuk yakisoba khas kota kelahiranku, Akashi. Jadi, kalau bosan dengan saus, bisa dimakan dengan dicelupkan ke dashi.
Ngomong-ngomong, sementara Kurumi menyiapkan berbagai hal, kami yang tidak ada kerjaan hanya bermain-main dengan Meg.
"Tidak boleh, ini bukan punya Meg~. Meg sudah makan kan~"
"……Guk"
Di bawah kursiku di meja makan tempat kami berlima duduk, Meg yang tertarik dengan baunya terus menatapku, tapi begitu kukatakan itu, dia merajuk dan kembali ke kandangnya dengan lesu.
Ngomong-ngomong, urutan duduknya adalah aku dan Maihara-san, di seberang kami Kurumi dan Takeuchi-san, dan Ema duduk di kursi utama dadakan.
"Ah, iya Takeuchi-san. Aku beli jus jeruk, mau kubawakan?"
"Eh! Benarkah!"
"Iya, aku ingat Takeuchi-san selalu minum jus jeruk, jadi aku belikan di jalan pulang."
"Terima kasih!"
Aku mengambil jus jeruk seratus persen dari minimarket dari kulkas, dan menuangkannya ke gelas kertas untuknya.
"Enaknyaaa……"
Maihara-san berkata begitu sambil memanyunkan bibirnya. Kalau begitu, aku mengambil gelas kertas lagi.
"Maihara-san juga mau minum?"
"Ah, aa……bukan itu. Tidak apa-apa kok. Aku minum teh ini saja"
Aku memiringkan kepalaku, Ema terkekeh, dan Maihara-san terlihat malu. Ternyata Maihara-san memang lemah terhadap Ema……
"Ngomong-ngomong, aku kaget sekali. Aku memang dengar kalau Tanaka-kun punya adik, tapi tidak kusangka dia secantik ini!"
"Tidak kok, biasa saja"
Saat Ema merendah menanggapi pujian Takeuchi-san, Kurumi menopang dagunya dengan tangan dan berkata, "Betul sekali"
"Sungguh, aku tidak percaya kalau Riita dan dia bersaudara……"
"Eh, Yuzu tidak bilang sampai segitunya lho……"
Saat aku tersenyum pahit menanggapi kata-kata pedas Kurumi yang tidak berubah, Kurumi tiba-tiba tersentak dan menegakkan tubuhnya.
"Aduh, aku ini! Aku lagi-lagi keceplosan mengatakan apa yang kupikirkan tentang Riita……!"
"Kalau kamu menyesal sedalam itu, malah jadi terdengar tidak seperti bercanda! Memangnya kamu memikirkannya!?"
"Yuzu sih merasa kalian agak mirip. Wajahnya, atau auranya gitu."
Takeuchi-san berkata di samping percakapan Kurumi yang kejam, sementara Maihara-san memiringkan kepalanya mendengar percakapan itu.
"Begitukah? Kalau aku malah merasa kepribadian kita sama sekali tidak mirip"
"Begitukah? Maihara-san"
"Senpai terasa seperti orang yang tidak peka, tapi Ema-chan itu……terlihat tajam……seperti bisa mengetahui banyak hal……atau mungkin sudah tahu banyak hal……"
Ema mendengarkan kesan Maihara-san dengan senyum manis. Lalu, entah apa yang dipikirkannya, Maihara-san tersenyum santai dan menyerah untuk berbicara, "Tidak, tidak apa-apa kok♪" Betapa tidak sukanya dia pada Ema. Apa yang dia sadari dalam sekejap tadi?
Sementara itu, takoyakinya matang.
"""Selamat makan!"""
Kami mengambil takoyaki yang sudah dibagi rata ke piring masing-masing, menambahkan topping sesuai selera seperti saus, mayones, acar jahe, dan serutan bonito, lalu mulai makan.
Takeuchi-san langsung memasukkan satu takoyaki ke mulutnya dan berkata pada Kurumi sambil mengunyah.
"Enak! Kuumi-hyan! Enak!"
"Sudah kubilang, telan dulu semua yang ada di mulutmu baru bicara……"
Kurumi mendekatkan gelas jus jeruk ke Takeuchi-san, mungkin untuk membantunya menelan. Benar-benar tipe ibu.
Di tengah itu, Maihara-san meniup-niup takoyaki pertamanya, lalu entah kenapa menyodorkannya padaku.
"Ini, Senpai, aaaaaaaam♡"
"Eh, tidak usah……"
Sudah cukup! Berapa banyak 'aaaaaam' lagi yang akan ada di komedi romantis ini!
"AAAAAAAAAAAAAM♡"
"Panas!"
Bahkan, takoyaki yang menyentuh bibirku itu sangat panas.
"Ah, maaf. Enak?"
"Hah……hah……u-un. Enak……"
"Ufu, baguslah♡"
"Lho, padahal aku yang membuat takoyakinya lhoooッ!"
Kurumi yang duduk di depanku menjulurkan tubuhnya dan menyela dengan sekuat tenaga. Takoyaki di depannya juga menambah kesan Kansai yang kuat.
"Ah, benar juga. Terima kasih, Kurumi"
"Terima kasih. Yamashita-san♪"
"Kalau kalian berdua berterima kasih bersamaan begitu, malah membuatku merasa semakin terasingkanッ!"
"Tidak, aku tidak bermaksud begitu……"
"Kalau begitu……"
Kurumi mengambil takoyaki dari piringnya dengan sumpit dan menyodorkannya padaku.
"I-ini, aaaaaaaam……"
"Eeeh!?"
"Kenapa? Kamu tidak mau makan takoyaki buatanku?"
"Bukan begitu! Aku kan sedang makan takoyaki buatanmu!"
"Kita kan teman masa kecil, hal seperti ini pasti tidak masalah kan!"
"Kurumi, bukankah kamu bilang waktu itu lebih baik mati daripada melakukan 'aaaaaam' padaku!?"
"Situasinya berbeda!"
"Situasi seperti apa yang membuatmu terpaksa melakukan 'aaaaaam' takoyaki!?"
"Sudah, makan saja!"
"Panas!"
Dan begitulah, aku dipaksa melakukan adegan a-a-an ala grup lawak Da〇uchou sebanyak dua kali. Bibir dan lidahku terasa seperti terbakar.
"Takeuchi-san, kamu tidak mau nyuapin Kakak juga?"
"Ema!?"
Takeuchi-san tertawa pahit menanggapi Ema yang tiba-tiba mengatakan hal itu. Cara menyemangatinya itu juga pernah kudengar....
Takeuchi-san menunjukkan keraguan sejenak, lalu menjawab sambil tertawa pahit.
"Ahaha……Yuzu tidak apa-apa"
Itu cukup mengejutkan...... Jangan-jangan Takeuchi-san memang bukan 〈C〉.
"Soalnya, aku pernah melakukannya"
""Hahhh!?""
Seperti yang kuduga, dua orang lainnya langsung menimpali. Sudah kacau balau.
"Kamu ya! Tidak bisa dimaafkan! Tidak hanya dengan gadis di tempat kerja, kamu bahkan berani macam-macam dengan Yuzuri-chan!"
"Tu-tunggu, ini salah paham! Aku tidak macam-macam!"
"Soal ini, aku setuju dengan Yamashita-san, Senpai! Kejujuran itu kelebihan Senpai! Kalau Senpai mulai macam-macam dengan gadis, tidak ada lagi kelebihan Senpai dong!"
"Apa kelebihanku yang lain tidak bisa lebih menonjol!?"
Lalu Maihara-san melihat Takeuchi-san yang terlihat santai, dan sedikit menarik sudut bibirnya.
"Yaah, meskipun aku juga tidak suka diremehkan hanya karena 'aaaaaam' begitu. Kita kan selalu melewati garis kematian dengan kerjasama yang solid di pekerjaan. Ayo Senpai, aaaaaaaam"
"Kamu benar-benar memperhatikannya ya…… Bahkan sekarang kamu mulai berusaha merebut dominasi dengan jumlah 'aaaaaam'……"
"Hei, Riita, sini dekatku. Di sini muat untuk kita bertiga. Kalau takoyaki, biar aku yang menyuapimu"
"Tidak usah……lagipula aku bisa makan sendiri……"
"Diam dan patuhi!"
"Panas!"
Orang yang paling banyak makan takoyaki hari ini, jelas-jelas aku.
Pada akhirnya, lagi-lagi bukannya membalas pengakuan, aku malah terus disuapi takoyaki oleh Kurumi dan Maihara-san, dan makan malam pun selesai.
"Sudah tidak bisa makan lagi……"
"Menyedihkan sekali, padahal laki-laki"
Kenapa aku yang dimarahi?
Untuk mengurangi sedikit volume di perutku yang sudah penuh, aku menarik napas panjang, "Huuuh……"
"Setelah ini mau bagaimana?"
Saat Kurumi tiba-tiba mengatakan itu, semua orang terdiam.
"Sebaiknya kita pulang sebelum jadi terlalu merepotkan"
"Tidak kok! Hari ini kedua orang tuaku tidak pulang malam, jadi jangan khawatir soal waktu!"
Takeuchi-san berkata dengan ragu-ragu, dan Ema mencegahnya.
……Bagus!
Aku tidak bisa bilang jangan pulang, tapi secara pribadi aku tidak ingin mereka bertiga pulang sekarang. Kesempatan bertiga berkumpul seperti ini jarang sekali, jadi aku ingin mereka bertiga tinggal sedikit lebih lama untuk mencari petunjuk.
"Kalau mau, menginap juga boleh!"
"Itu sudah keterlaluan……besok juga sekolah"
Kurumi berkata menanggapi usulan Ema, dan Maihara-san sebaliknya langsung menyahut.
"Eh! Kalau begitu aku bolos sekolah besok, jadi aku menginap!"
"Tidak, jelas tidak boleh! Ema-chan! Anak ini sama sekali tidak boleh menginap!"
“Eh~ tapi aku tidak masalah, loh, kalau Maihara-san menginap?”
"……Kalau begitu, sebaiknya aku pulang di waktu yang tepat ya♪"
Sampai segitunya, huh... seberapa takut sih kamu sama Ema?
"Kalau begitu, karena Ema-chan sudah bilang begitu, kita main sebentar lagi, tapi mau main apa?"
Kurumi berkata begitu, dan Ema bergumam "Hmmmm" lalu mengusulkan.
"Mau main Jenga Cinta?"
"""Jenga Cinta?"""
✧ ₊ ✦ ₊ ✧
Aku tidak tahu kenapa Ema punya benda seperti itu, tapi Ema mengeluarkan sesuatu yang disebut Jenga Cinta dari kamarnya. Sepertinya masih baru.
Jenga Cinta itu, di setiap batang Jenga-nya tertulis hukuman yang agak mesum, dan setiap kali seseorang menarik satu batang, orang itu harus mengikuti instruksi hukuman yang tertulis di batang yang dipegangnya. Benar-benar sesuatu yang agak... itu.
Ema membangun menara di tengah meja rendah ruang tamu dan berkata.
"Aturannya mudah! Instruksi di batang yang dipegang itu mutlak! Orang yang merobohkan menara akan dihukum! Ngomong-ngomong, karena ada instruksi batang yang mungkin sulit dilakukan dengan anggota ini, aku akan jadi juri untuk mengatur semuanya dengan baik! Isi hukuman untuk orang yang merobohkan akan diumumkan setelah orang itu menentukannya!"
Entah kenapa Ema terlihat sangat bersemangat……?
"Tu-tunggu sebentar……kalian bertiga, tidak apa-apa? Ini, tergantung isinya, hukumannya bisa cukup berat lho……"
"""Ayo lakukan……!"""
"Kenapa……?"
Tak kalah dengan Ema, ketiga gadis itu memasang wajah yang anehnya penuh tekad di depan Jenga.
I-iya, berbahagialah aku. Jenga Cinta dengan tiga gadis cantik. Tidak ada laki-laki lain, ini seperti hadiah bagiku kan. Hore untuk perkembangan mesum.
Lagipula, sepertinya ada instruksi seperti 'Lakukan ini itu dengan orang yang kamu sukai!'. Kalau begini, aku mungkin bisa tahu siapa 〈C〉 selama permainan.
Aku merangkum situasi saat ini.
Yang paling unggul saat ini tetap Maihara-san. Pendekatannya yang agresif, dilihat dari kacamata kemungkinan dia adalah 〈C〉, tetap tidak terlihat seperti sekadar menggoda. Saat makan takoyaki maupun sekarang, dia terus berada di sampingku, itu juga ciri khas 〈C〉.
Urutan kedua adalah Kurumi. Perubahan sikapnya yang drastis beberapa hari ini sejak kejadian di Round One, dan sikapnya terhadap Maihara-san juga mencurigakan. Tapi selain sikap anehnya itu, tidak ada petunjuk lain, jadi masih belum bisa dipastikan.
Terakhir adalah Takeuchi-san. Saat di Round One, dia sempat mendekatiku, jadi dia sempat jadi kandidat terkuat, tapi karena kandidat lain semakin mencolok, dan Takeuchi-san sendiri tidak terlalu agresif pada cewek lain, dia jadi yang paling tidak mungkin. Bahkan hari ini pun, dia terlihat menjaga jarak, seolah-olah hubungan kami jadi renggang dalam beberapa minggu terakhir.
……Hanya saja secara naluriah, ada bagian diriku yang tidak bisa mengatakan dengan pasti kalau Takeuchi-san bukan 〈C〉.
Itulah pandanganku tentang situasi saat ini. Dan, kalau tidak ada perkembangan khusus, aku berencana untuk memastikan pada Maihara-san.
Saat kulihat Maihara-san, dia membalas senyumku dengan senyuman manis. Uh, menyentuh……
Dan, yang akan kulakukan dengan sungguh-sungguh mulai sekarang sederhana. Agar ketiga gadis itu menarik batang selama mungkin, aku tidak boleh menjatuhkan menaranya!
Hasil suit menentukan urutan bermain: Takeuchi-san, Kurumi, Maihara-san, lalu aku. Urutan duduk juga mengikuti urutan bermain, searah jarum jam.
Pertarungan yang tidak boleh kalah, dimulai……!
"Ba-baiklah, aku duluan!"
Takeuchi-san langsung mengulurkan tangan ke menara. Takeuchi-san mengambil satu batang di ujung bagian atas.
" Oke! Eto, apa ini apa ini……? 'Sebutkan warna celana dalammu'……eh?"
Benar-benar hadiah yang tidak memberikan petunjuk apa pun!
"Ehm, ini agak......"
"Yuzuri-chan, itu perintahnya kan?"
"Takeuchi-san, karena kamu sudah memutuskan untuk main."
"Benar juga. Kalau begitu, ehm......"
Takeuchi-san yang duduk di sebelah kiriku, entah kenapa melirikku sambil memegang ujung gaunnya dan berkata.
"......Biru muda."
"......Segar ya."
Hee, catat catat. Jangan dicatat.
"Kenapa kamu berkomentar begitu?"
Kurumi memprotesku, dan Takeuchi-san yang awalnya gugup, kini mulai beraksi, dan menarik balok Jenga.
"Oke...... ehm? 'Setelah permainan selesai, pergi beli minuman untuk semua orang'...... Sial, ini hukuman yang menyebalkan banget."
Tidak ada komentar khusus.
"Kalau begitu, aku selanjutnya ya~♪"
Maihara-san mencabut balok dengan ceria.
"'Pilih satu lawan jenis, dan berikan bantal lutut sampai giliranmu selanjutnya'...... untukku ya, senpai♡"
"Eh, boleh saja sih......"
"Eeh~, asiiik~♡"
Entah kenapa aku jadi pusat perhatian, dan Maihara-san pun berbaring di pangkuanku. Ada kepala cewek di bagian bawah tubuhku...... Perasaan ini cukup berbahaya......
"......Eh, kamu tidak jijik ya, dipangku cowok kayak aku?"
"Tidak, aku senang. Pangkuan senpai hangat."
"......Oh begitu."
"Senpai, elus kepalaku dong♡"
"Jangan aneh-aneh ah! Riita, cepat giliranmu!"
Kurumi mendesakku, yang membuatku jadi salah tingkah.
"Ah, iya......"
Aku menarik balok Jenga di bagian atas.
"Ehm, 'Peluk orang di depanmu'...... dalam situasi seperti ini!?"
Padahal Maihara-san masih di pangkuanku!
"Kalau begitu orang di depan Kakak itu Kurumi-chan yang duduk di seberang sana!"
"Aku!? Ya sudahlah...... hehehe......"
"Eh, boleh nih? Kurumi"
"Ya, tentu saja tidak mau♪ Eh, tidak mungkin banget♪ Aku bisa kena gatal-gatal tahu tidak♪ Kenapa aku harus memeluk cowok in-kyara kayak kamu♪ Tapi ini perintahnya♪"
" Ah, tidak apa-apa kalau kau tidak mau. Kurumi-chan."
"Eh, tidak, ah, itu......"
"Oke, tidak usah. Selanjutnya, Takeuchi-san!"
"Hei, Ema-chan, padahal aku mau melakukannya......"
"Salah sendiri tidak jujur."
"Ta-tapi, aku kan tidak mau dipaksa juga!"
"......"
Kurumi cemberut dan entah kenapa melotot padaku.
"A-ada apa......"
"Bukan apa-apa."
Pokoknya pelukan itu tidak jadi terjadi. Aku merasa Kurumi sebenarnya ingin memelukku.
"Kalau begitu, aku tidak perlu menyebutkan warna celana dalamku tadi ya~......" Takeuchi-san menggumamkan itu sambil menarik balok Jenga berwarna merah muda.
"'Bisikkan ukuran badanmu pada satu lawan jenis'. Kenapa sih!?"
Aduh, hadiah yang tidak memberikan petunjuk apa pun lagi!
"Eh, Ema-chan...... ini sih kelewatan......"
"Eh, kamu tidak mau melakukannya?"
"............A-aku akan melakukannya."
"Jangan dipaksa dong~"
Aku memohon, tapi Takeuchi-san kembali menatapku dengan mata berkaca-kaca.
"Ta-tapi Takeuchi-san...... jangan dipaksakan......"
Tapi Takeuchi-san menggelengkan kepala, lalu menempelkan tangannya ke telingaku. Tangan Takeuchi-san yang cantik dan lembut, menyentuh telingaku yang biasanya tidak pernah disentuh siapa pun, dan aku tanpa sadar bereaksi.
"──80-54-78......"
"......Proporsional ya."
"Makanya jangan komentar!"
Kurumi memprotes seperti biasa. Catatan.
Lalu Maihara-san memanggilku dari pangkuanku, "Senpai".
"Ukuran badanku 85-56-80."
"Jangan bilang!"
Lagi-lagi Kurumi memprotes. Aku lagi-lagi mencatat.
"Ya sudah, giliranku ya. Aah, semoga tidak aneh-aneh nih."
Sambil berkata begitu, Kurumi menarik balok Jenga, dan sesekali melirikku. Ada apa sih dengannya......
"'Duduk bersila selama tiga putaran'. Kenapa cuma aku yang dapat hukuman beneran!?"
Tidak ada komentar khusus. Sekarang giliran Maihara-san.
"Oke, meski sedih harus selesai dipangku senpai, sekarang giliranku ya. ......'Bisikkan kata cinta pada semua lawan jenis'. Oke deh♪"
"Kalau begitu bisikkan kata cinta pada Kakak. Tapi jangan bercanda ya, harus serius!"
"......Ehehe, boleh ya? Senpai"
"U-uhum. Kalau Maihara-san mau sih."
"Kalau begitu."
Maihara-san mendekatiku dengan malu-malu, dan menatapku dari bawah.
"Senpai, aku sayang banget sama senpai."
"Ugh......"
"Aku sudah lama suka sama senpai. Senpai selalu bekerja keras, selalu membantu kalau ada yang kesulitan, dan baik hati sama aku yang ceroboh ini, senpai yang dicintai semua orang, aku sayang banget sama senpai♡. ......Kya♡"
Ini, gawat......
"Oke senpai, wajahnya merah nih~"
"Ya wajar dong......"
Meskipun begitu, karena ada dua gadis lain di sini, aku harus bersikap adil dan tidak terlalu fokus pada Maihara-san.
Saat aku mencoba mengamati situasi di sekitar, Takeuchi-san tampak terkejut dengan keberanian Maihara-san. Kurumi juga menutup mulutnya dengan tangan dan melihat Maihara-san dengan tatapan tidak percaya.
"Eh, kamu serius bilang begitu......?"
"Entahlah~. Aku cuma bilang apa yang mirip dengan kata cinta♡"
Maihara-san menjawab sambil bercanda. Padahal itu bagian terpentingnya!
Ehm, bagaimana ya? Kalau dia memang 〈C〉, dia pasti serius. Tapi kalau bukan, dia cuma bercanda...... Yang mana ya...... Kata-katanya tadi terdengar sangat tulus sih......
"Ada apa? Giliran Senpai selanjutnya lho?"
"B-baiklah!"
"Hei, ini kan cuma permainan. Jangan dianggap serius"
"Aku tahu kok……"
Aku terguncang oleh pengakuan palsu Maihara-san, dan diperingatkan oleh Kurumi, lalu aku menarik Jenga. Pokoknya sekarang fokus pada permainannya……
"'Cium orang di depanmu'……eh"
"""Eeeeeeeh……!?"""
Tentu saja, aku bertatapan dengan Kurumi di depanku.
"Ti-tidak, ini agak terlalu……"
"A-aku... akan melakukannya."
"Bohong kan!?"
"Instruksinya mutlak!!!!!!"
"Bukankah tadi kamu bilang jangan dianggap serius!?"
Sungguh perubahan yang luar biasa…… Kalau Kurumi yang dulu, dia mungkin akan mengatakan sesuatu seperti 'Siapa juga yang mau cium orang seperti ini! Mulutku bisa busuk!'. Sekarang malah seperti ingin berciuman……
"Senpai! Jangan lakukan dengan gadis sok suci ini!"
"Diam kamu! Ini giliranku!"
Ini giliranku ya?
Takeuchi-san bergumam pelan, "Apa ini tidak berlebihan……?" Tapi Kurumi tidak berhenti.
"Ayo Riita, dekatkan wajahmu……"
"Ta-tapi……"
"Bisa kan? Dulu kan pernah. Kalau sudah sekali, dua kali atau tiga kali tidak ada bedanya"
"Itu kan waktu kita masih umur dua atau tiga tahun dan hanya bercanda……?"
"Ini juga permainan, jadi aku tidak masalah kok……atau kamu tidak mau? Ciuman denganku"
Sambil ragu-ragu, aku terus bertatapan dengan Kurumi, dan jantungku berdebar kencang. Tenggorokan Kurumi bergerak sedikit, dan aku merasakan tekad kuatnya.
Ada apa ini……? Memang benar dia sedang tidak waras, tapi apakah orang bisa melakukan hal seperti ini dengan orang yang tidak disukai……? Memang benar waktu masih kecil sekali, aku pernah mencium pipi Kurumi, atau dicium Kurumi, tapi sekarang kan kita sudah dewasa, alasan teman masa kecil sudah tidak berlaku lagi……?
Padahal selama ini hanya teman masa kecil, tapi apakah tembok itu akhirnya akan kami lewati karena permainan seperti ini……?
Dan Kurumi menjulurkan tubuhnya ke meja dan menungguku.
Aku juga ragu apakah akan berlutut di lantai atau tidak, saat──Ema menghentikannya.
"Ah, ciuman itu terlalu berlebihan, jadi dalam kasus ini, cium pipiku saja!"
"Eeeeh!? A-ah~ syukurlah! Aku tidak perlu cium dia~!"
"Hei, seharusnya kamu bilang dari tadi……"
"Maaf, aku pengen lihat sampai mana kamu tahan."
""Hah……""
Kurumi bersuara lega yang anehnya berlebihan, dan dua orang selain Kurumi menghela napas. Syukurlah…… Kurumi juga menghela napas, jangan-jangan dia benar-benar hanya bercanda……? Ya, mana mungkin ciuman di tempat seperti ini……eh? Cium adik?
"Eh, aku, cium Ema?"
"Harus. Ini kan peraturan"
"Eeeh……"
"Tidak apa-apa kan? Dulu kan sering"
"Kamu juga ya…… Itu kan waktu aku masih kecil sekali sampai aku tidak ingat……?"
Meskipun begitu, karena Ema berisik mengatakan hukumannya mutlak, aku pergi ke sofa tempat Ema duduk dan duduk di sebelahnya. Ya, kalau adik sendiri sih tidak masalah……
"……Aku cium ya?"
"Iya!"
……Cup.
"Geli! Gatal!"
"Kamu sendiri yang bilang lakukan……"
"""Bagaimanapun juga, rasanya kita sedang melihat sesuatu yang seharusnya tidak kita lihat……"""
Aku mengumpulkan semangat dan memulai putaran ketiga. Takeuchi-san yang pipinya memerah melihat kami kakak beradik, menarik Jenga sambil berdoa, "Semoga yang mesum tidak keluar……"
"'Bicaralah tentang cinta pertama selama satu menit'……i-ini……"
Apa!?
"Takeuchi-san, apakah kamu pernah jatuh cinta?"
Ditanya oleh Ema, Takeuchi-san mengalihkan pandangannya dan mengangguk.
"Kalau begitu, tolong ceritakan tentang cinta pertamamu!"
"………………Eto……"
──Takeuchi-san, pernah jatuh cinta?
Tu-tunggu tunggu, kalau saja Takeuchi-san adalah 〈C〉, bukankah aku bisa mendengar latar belakang percintaan Takeuchi-san dan bagaimana dia bisa menyukaiku……!?
"……Orang itu, sangat baik"
Tanpa sadar semua orang menahan napas.
"Dia selalu membantu orang yang kesulitan. Kalau ada orang yang lapar, dia merobek wajahnya dan memberikannya, mengalahkan bakteri jahat, dan hanya cinta dan keberanian yang menjadi teman……"
"Apakah itu, A〇panman?"
"……Iya"
Apakah ini A〇inator? Atau lebih tepatnya, aku ingin menampar diriku sendiri yang sempat berpikir bahwa ciri-ciri A〇panman itu seperti diriku.
Ema menghentikan pembicaraan dengan penuh semangat, dan Takeuchi-san mengaku. Apa, ternyata tentang A〇panman……? Eh, kalau begitu, jangan-jangan cinta pertama Takeuchi-san adalah sesuatu yang tidak bisa dia katakan di sini sampai dia menyembunyikannya. Atau jangan-jangan dia benar-benar ngefans berat sama A〇panman.
"Ba-baiklah, selanjutnya! Giliranku!"
Entah kenapa Kurumi terlihat lebih bersemangat dari sebelumnya.
"Eto apa? 'Ucapkan 'Kenapa ya!' ala orang Kansai'. Kenapa yaaa!"
Giliran Kurumi yang memperagakan 'Kenapa ya!' yang entah kenapa sangat meyakinkan, selesai dalam dua detik.
"Haaai, selanjutnya giliranku. Eeeh? 'Sebutkan tipe lawan jenis yang disukai'……eeh, kalian penasaran?♡"
"Kenapa kamu bertanya padaku?"
Maihara-san mulai berbicara tentang tipenya padaku tanpa kuminta.
"Kalau dipikir-pikir ya. Aku sih, cukup tertarik pada orang yang baik hatinya. Seperti baik hati, bisa diandalkan? Aku bukan tipe yang punya permintaan khusus soal penampilan lawan jenis"
Begitu ya, meskipun belum yakin, tapi kalau tidak masalah wajahnya jelek, mungkin aku masih masuk kriteria. Catat. ……Tidak, kalau ciri-ciri yang tadi, ini juga bisa jadi A〇panman. Soalnya tidak masalah wajahnya roti.
"Selanjutnya, giliranku. Eeeh 'Ucapkan satu kata mesum'……ah, maaf"
"Kamu ini, apa-apaan sih……"
"Kalau begitu, mulai dari Takeuchi-san searah jarum jam, sebutkan kata mesum menurut kalian! Ayo cepat!"
"Yuzu duluan!? Dengan tempo seperti itu!?"
"Ayo ya~? Siap!"
"Eh!? O-ochinchin!"
"Oppai……"
"Seks"
"Ciuman……"
……Semua orang saling pandang. “Oppai” Kurumi mungkin aman. Aku yang bilang ciuman berusaha menghindar jadi agak dingin, tapi kerusakannya kecil. Maihara-san terang-terangan mengatakannya, tapi karena sama sekali tidak malu, jadi terasa seperti orang kuat. Dalam kasus ini, yang paling malu mungkin Takeuchi-san yang berteriak menyebut bagian tubuh lawan jenis dengan malu-malu. Aku tidak menyangka akan mendengar kata 'ochinchin' dari Takeuchi-san.
"……Yuzu, giliranmu……"
Takeuchi-san yang sudah babak belur karena berbagai hal yang dilakukan, tapi tidak menyerah dan melanjutkan tempo yang tadi untuk menarik Jenga.
"'Semua orang membelai kepalamu'……hore!"
Kamu sudah berjuang keras ya, Takeuchi-san……
Ketiga gadis itu membelai kepala Takeuchi-san, dan giliran Kurumi.
"Baiklah, kali ini pasti……"
Kamu sudah mengincar dari tadi ya.
"'Ucapkan 'lucky' ala orang asing'. Fuu♪ Lucky♪ Bukan Lucky sih!"
Kurumi memperagakan Nori-tsukkomi (lawakan khas Kansai) dengan meyakinkan. Kamu ini lucu ya.
Dan,
"Aku sudah tidak tahan lagi dengan permainan ini!"
Gedebuk!
""Eh, aduh......""
Kurumi yang sudah tidak tahan lagi merobohkan Jenga. Sampai sini saja ya…… Tapi, aku mungkin mendapat sedikit petunjuk.
"Kalau begitu, hukumannya untuk Kurumi-chan ya~!"
"Ema-chan! Apa saja boleh……! Ayo! Ayo sini!"
Kamu sudah menginginkannya ya……? Benar-benar cerminan seorang penghibur……
Dan Ema mengumumkan hukuman untuk Kurumi.
"Baiklah kalau begitu. Hukuman untuk Kurumi-chan adalah, cium pipiku!"
Lho. Itu kan yang tadi kulakukan. Tidak masalah kan.
Namun, ketiga gadis itu entah kenapa pipinya memerah.
"B-boleh ya……?"
"Iya, ini kan hukuman, jadi lakukan ya"
"Ba-baiklah……"
Kurumi mendekati Ema, wajahnya sangat merah, dan dia menutup matanya tipis-tipis. Ema juga menyeringai sambil menutup matanya.
*Chup*……
Kurumi mencium pipi Ema agak lama. ……Kenapa ini terasa begitu nyata?
Dan Takeuchi-san dan Maihara-san menatapnya seolah-olah sedang melihat sesuatu yang tidak boleh dilihat, sambil menutup mulut mereka dengan tangan.
Begitu Kurumi melepaskan bibirnya dari pipi Ema, entah kenapa dia menjilat bibirnya sendiri sambil menatapku dengan malu. ……A-apa!?
Meskipun masing-masing mengorbankan berbagai hal, bagaimanapun juga, aku bisa mengetahui sedikit lebih dalam tentang ketiga gadis itu.
Nah, beberapa minggu telah berlalu sejak aku menerima pengakuan itu. Aku perlahan-lahan semakin dekat dengan ketiga gadis itu.
Saat itu aku berpikir, sebentar lagi, salah satu dari ketiga gadis ini akan menjadi pacarku.
Namun, di masa depan, hubungan antara aku dan ketiga heroine ini akan semakin membingungkan──Saat itu aku masih belum tahu.
Tidak boleh adanya spoiler, hormati user lainya. Gunakan komentar dengan bijak sebagai tempat berdiskusi.