Shiotaiou no Sato-san ga Ore ni dake Amai V6 Epilog

Ndrii
0

Epilog

Teman Hime




Aku merasa seperti ada sesuatu yang sangat penting yang terlupakan.


Perasaan ini menghantuiku saat hari Senin setelah libur, tepatnya setelah jam sekolah selesai.


"Umm...?"  


Di dalam kelas yang sudah mulai kosong karena siswa-siswa lain sudah pulang, aku mengerutkan kening.  


Aku sudah bisa bicara dengan Oshio-kun seperti biasa lagi, dan aku juga sudah menyampaikan perasaanku padanya.  


Semua masalah seharusnya sudah selesai, tapi... kenapa aku masih merasa tidak tenang?  


Seperti ada sesuatu yang tertinggal di tenggorokanku...


"Ada apa, Sato-san?"  


Sepertinya wajahku memperlihatkan betapa bingungnya aku, karena Oshio-kun datang menghampiri dan bertanya dengan khawatir.  


Sebenarnya, setelah kejadian hari Sabtu, aku masih merasa sedikit malu saat bertemu dengan dia. Tapi, aku tidak akan bersikap buruk seperti sebelumnya.


"Aku merasa seperti lupa sesuatu yang penting..."  


"Sesuatu yang penting? Kalau kamu bisa lupa, mungkin itu nggak sepenting yang kamu pikirkan."  


"Iya, mungkin..."  


Ada benarnya apa yang dikatakan Oshio-kun, tapi... benarkah begitu?


Tunggu? Oshio-kun?  


"Aaaaahhhhhh!!!"  


Seperti ada arus listrik yang menyetrum seluruh tubuhku, membuatku tanpa sadar berteriak sangat keras hingga menggema di seluruh kelas.  


Semua orang di kelas menoleh ke arahku, tapi aku tidak punya waktu untuk merasa malu!

"Apa yang terjadi, Sato-san...?"  


Aku buru-buru mengeluarkan ponselku, membuka aplikasi Minsta, dan... putus asa.  


"300 pengikut..."  


"Pengikut Minsta-mu? Wow, itu luar biasa. Jika dibandingkan dengan awal, pengikutmu sudah naik pesat."  


Oshio-kun menatap layar ponselku dan memuji dengan tulus.


Benar, berkat foto-foto potret yang diambil oleh Ogano-san, pengikutku di Minsta bertambah banyak, jauh lebih banyak daripada sebelumnya.  


Tapi bukan itu masalahnya sekarang! Ini bukan tentang itu!


"Ada masalah besar..."  


"Apa yang besar? Menambah 300 pengikut dalam sebulan sudah cukup mengagumkan menurutku..."  


Aku menatap Oshio-kun dengan wajah yang mungkin adalah wajah paling menyedihkan yang pernah aku tunjukkan.


"Masalahnya, sebenarnya... Ayahku bilang kalau aku tidak bisa menambah 600 pengikut dalam sebulan, aku nggak boleh jalan sama kamu lagi..."  


"...Hah?"  


"Kalau aku nggak mencapai itu, aku mungkin nggak bisa jalan bareng kamu lagi...!"  


"...Hah!?"  


Wajah Oshio-kun langsung pucat seketika.


"Kenapa... kenapa ada syarat kayak gitu!? Dan tenggat waktunya kapan!?"  


"Uh, hari ini jam 8 malam..."  


"Tersisa kurang dari lima jam!?"  


"Bagaimana ini!!!"  


"Bilang ‘bagaimana ini’ juga...!"  


Bahkan Oshio-kun, yang biasanya tenang, sekarang panik.  

Wajar saja! Kami butuh waktu sebulan dan bantuan Ogano-san untuk mencapai 300 pengikut, dan sekarang harus menambah 300 lagi dalam waktu lima jam, itu benar-benar tidak mungkin!  


Siapa yang bisa lupa sesuatu sepenting ini sampai detik terakhir!?


"Aku selalu begini...!!"  


Semua sudah berjalan lancar, tapi di akhir-akhir, kelalaian bodohku menghancurkan segalanya!  


Aku hampir menangis karena merasa sangat menyesal, lalu tiba-tiba...


"Hai hai, maaf mengganggu sebentar ya~."  


Seseorang tiba-tiba menyela di antara aku dan Oshio-kun.  


Dan orang itu adalah...


"Himeui-san?"  


"Iya, Sato-san, lihat ke kamera!"  


Hime mengangkat ponselnya tinggi-tinggi dan merapat ke arahku.


"Eh, eh?"  


Aku yang masih bingung mengikuti gerakannya dan menatap kamera. Di sebelahku, Hime berpose dengan ekspresi imut; dia mengembungkan pipinya, mengerucutkan bibirnya, dan menatap ke atas. Sementara aku hanya bingung.


"Selesai~."  


Sebelum aku paham apa yang terjadi, semuanya sudah berakhir.


"???"  


Hime tampak puas setelah selesai, tapi aku hanya bisa menatapnya dengan banyak tanda tanya di kepala.


"Apa yang baru saja kamu lakukan, Himeui-san...?"  


"Apa? Tadi aku cuma selfie."  


"Aku tahu itu... tapi kenapa...?"  


"Kenapa?"  


Dia justru menatapku seolah aku menanyakan hal yang sangat aneh. 

"Kita kan sudah janji, setelah semuanya selesai kita bakal jadi teman, ingat? Hime itu cewek baik, jadi aku selalu menepati janji~."  


"Ah..."  


"Baiklah, anggap ini hutang budi, ya~. Semoga kalian bahagia!"  


Setelah mengatakan itu, Hime melambaikan tangan dan pergi.


"Semoga kalian bahagia"—memang, itulah yang dia katakan.  


Dia menepati janjinya padaku.


"...Sato-san, kamu dapat teman baru lagi."  


"...Iya."  


Meski banyak yang terjadi dengan Himeui-san, sepertinya akhirnya baik juga. Sekarang aku bisa berpikir begitu.


—Tapi, krisis yang aku hadapi belum berubah sama sekali!!


"Kalau aku nggak bisa jalan lagi sama Oshio-kun, aku nggak akan bisa memenuhi janji ini juga!?"


"Meski begitu, bagaimana caranya menambah pengikut dua kali lipat dalam lima jam...!"  


"K-Kalau sudah begini, mungkin aku harus minta maaf sambil berlutut di depan Ayah..."  


Tampaknya saatnya tiba untuk menggunakan permohonan seumur hidup, langkah terakhir yang ekstrem.  


Tentu saja, aku tahu lebih dari siapapun bahwa sekali Ayahku memutuskan sesuatu, dia tidak akan mengubahnya.  


Tapi... lebih baik daripada tidak melakukan apa-apa!


"Jangan menyerah, Sato-san! Aku juga akan meminta bantuan semua orang yang aku kenal! —Ren! Sini sebentar!"  


"...Aku mendengar semuanya karena kalian ribut di tengah kelas. Jadi aku cuma perlu follow akun Minsta Sato-san?"  


"Ya, tolong! Kalau bisa, minta tolong juga ke teman-temanmu!"  


"Oke, aku juga bakal tanya pelanggan MOON."  


"...Aku juga perlu ikut nyebarin ini ya, pasangan kekasih yang manis?"  


"Mio-mio!?"  


"Baiklah, kalau gitu aku juga bakal coba tanya teman-teman otaku."  


"A-aku juga akan minta ke Ayah dan Ibu!"  


"Wasabi, Hibacchi..."


Tiba-tiba aku merasa mataku panas.  


Mereka semua, tanpa meminta imbalan apa pun, membantu aku dengan tulus. 


"Ada apa ini?"  


"Sepertinya, semuanya bakal follow akun Minsta Sato-san." 

 

"Sungguh? Sato-san main Minsta? Aku juga mau follow!"  


"Wow! Foto-fotonya keren banget! Harus aku screenshot nih."


Sebelum aku menyadarinya, kerumunan orang berkumpul di sekeliling aku dan Oshio-kun, semuanya mengeluarkan ponsel mereka dan mulai mengikuti akun Minstaku.  

Dulu, sebelum aku pacaran dengan Oshio-kun, aku hanya sendirian mengambil foto-foto, jadi ini adalah kemajuan yang tak terbayangkan.


"Te-terima kasih semuanya!"  


Dengan suara yang hampir bergetar, aku menyampaikan rasa terima kasihku kepada semua orang yang berkumpul.  


...Mungkinkah Ayah memberiku tantangan ini supaya aku bisa belajar sesuatu dari ini? Sekarang, aku mulai berpikir begitu.


──Tapi, meski begitu, aku tidak berhasil menambah 300 pengikut.


Pindah ke rumah, di ruang makan lantai satu, aku duduk gemetar di meja makan.  


Suara jarum detik yang terus berdetak terasa sangat keras, dan ketika aku melihat jam, jarumnya sudah menunjukkan pukul 20.00 tepat.  


Ini mengingatkanku pada satu bulan lalu.


"Sudah waktunya,"  


Ayah yang duduk di seberangku berkata pelan, dan bahuku gemetar.  

Rasanya seperti narapidana yang menunggu eksekusi.


"Mari kita pastikan lagi. Satu bulan lalu, Sato Koharu harus menambah pengikut di Minstagram menjadi 600 dalam waktu satu bulan. Jika gagal, aku akan melarangmu memperbarui Minstagram dan membatasi hubunganmu dengan Oshio Souta. Apakah aku benar?"  


"Iya..."  


"Dan sekarang, satu bulan telah berlalu, yang berarti keputusanmu akan bergantung pada jumlah pengikut saat ini. Tidak ada yang salah, kan?"  


"...Iya."  


"Baik."  


Ayah mulai membuka ponselnya dan mencari akun Minstaku.  


Sudah berakhir... Rasa putus asa yang berat menimpaku.


──Seperti yang aku katakan, aku tidak berhasil menambah 300 pengikut.  


Aku sudah meminta bantuan Oshio-kun, Ren-kun, Mio-mio, Wasabi, Hibacchi, Shizuku-san, Mayo-san, Madoka-chan, Tsuna-chan, semua teman sekelas...  


Semua orang yang aku kenal sudah aku minta bantuannya, tapi meskipun begitu, paling banyak hanya bisa menambah puluhan pengikut, tidak sampai 300.


──Aku harus siap menerima akibatnya. Walaupun nanti tidak bisa kencan, aku masih bisa menelepon Oshio-kun setiap hari...  


Bahkan Oshio-kun, yang biasanya tenang, akhirnya mulai putus asa dengan mata berkaca-kaca.


"......"  


Dalam keheningan, Ayah menekan layar ponselnya dengan cepat.  


Di kepalaku, hanya ada satu pikiran: Kapan saat yang tepat untuk berlutut? 


Aku tahu menangis dan memohon tidak akan berhasil dengan Ayah, tapi di titik ini, lebih baik mencoba daripada tidak.  


Aku sudah berusaha keras, memberikan yang terbaik, jadi sampai akhir...

"......Aku tidak menyangka kamu bisa sejauh ini."  


Ayah berhenti mengetuk layar ponselnya dan melihat ke arahku.  


Dari balik kacamatanya, matanya yang hitam pekat tidak menunjukkan emosi apa pun.  


"Ini benar-benar di luar dugaanku, tapi janji adalah janji. Tidak ada pengecualian. Jadi──"  


Ayah menyodorkan layar ponselnya padaku.  


Jika aku ingin meminta maaf, sekaranglah waktunya──!  


"Ayah, aku...!"  


"──Selamat."  


"Hah?"  


Aku yang hampir saja menundukkan kepala, tersentak mendengar reaksi yang sama sekali tidak aku duga.  


Selamat? Mengucapkan selamat? Apa maksudnya?  

Dalam kebingungan, aku melihat layar ponsel yang disodorkan Ayah──dan aku tidak percaya dengan apa yang aku lihat.


"Kamu memenuhi kepercayaan yang aku berikan," kata Ayah dengan nada datar, tapi ada sedikit kegembiraan yang terselip di balik suaranya.  


Namun, aku sama sekali tidak mengerti apa yang terjadi.  


"Tidak disangka, kamu berhasil mengumpulkan lebih dari empat kali lipat dari targetmu."  


──Kenapa jumlah pengikutku tiba-tiba lebih dari 2400?

  

"Kamu telah bekerja dengan baik, Koharu."  


"Hah? Eh... Kenapa...?"  


"Bagaimanapun juga, janji adalah janji. Kamu boleh terus menggunakan Minstagram dan tidak ada pembatasan dalam hubunganmu dengan Oshio Souta. Tapi ingat, itu bukan alasan untuk mengabaikan studimu. Pastikan prestasimu tidak terganggu, mengerti?"  


"Hah? Oh... iya..."  


"Baik. Aku akan mandi sekarang."  


Ayah meninggalkan meja dan keluar dari ruang makan.


Aku duduk sendirian di ruang makan, masih tidak bisa memahami situasi yang terjadi.  


Aku membuka Minsta di ponselku sendiri.  


...Tidak peduli berapa kali aku melihatnya, jumlah pengikutku benar-benar lebih dari 2400.  


Bahkan, saat ini jumlahnya masih terus bertambah.  


"Kenapa bisa begini...?"  


Sambil menggelengkan kepala, ponselku bergetar di tanganku.  


Panggilan dari Oshio-kun.  


Aku menekan "jawab" dan menempelkan ponsel ke telingaku.


"──Sato-san!? Kamu sudah lihat Minsta-mu!?"  


Oshio-kun berbicara dengan penuh semangat, suaranya hampir tidak bisa menyembunyikan kegembiraannya.  


Dia juga tampaknya sudah menyadari keanehan ini.  


"Aku... sudah lihat. Pengikutku sudah 2400... dan Ayah juga tidak menghukumku..."  


"Bagus sekali, Sato-san! Aku benar-benar senang untukmu...!"  


"T-tapi aku benar-benar tidak mengerti apa yang terjadi..."  


"Hah? Sato-san belum lihat yang itu ya?"  


Yang itu? Apakah yang dia maksud bukan akun Minstaku?  


"Post dari Himeui-san!"  

“Himeui-san...?"  


Tentu saja, aku terlalu fokus pada upaya mengumpulkan pengikut dan cara untuk meyakinkan Ayah, sehingga tidak sempat melihat post orang lain.  


Tapi kenapa tiba-tiba post dari Himeui-san?  


"Pokoknya coba lihat!"  


"O-oke..."  


Oshio-kun, yang biasanya tenang, terdengar terburu-buru, jadi aku membuka akun Himeui-san di ponselku.


Dan──  


"Oh..."  


Sekarang aku benar-benar mengerti mengapa pengikutku tiba-tiba melonjak drastis.  


── anggap ini hutang budi, ya~  


Kata-kata Himeui-san tiba-tiba terngiang di benakku.

  

Saat itu, aku merasa ada sesuatu yang aneh dengan ucapannya, tapi ternyata itulah maksudnya.  


"...Terima kasih, Himeui-san."  


Aku teringat bahwa Himeui-san sempat tersenyum saat pergi, dan kini senyum itu menjadi lebih jelas di ingatanku.


















Post a Comment

0 Comments

Tidak boleh adanya spoiler, hormati user lainya. Gunakan komentar dengan bijak sebagai tempat berdiskusi.

Post a Comment (0)
Our website uses cookies to enhance your experience. Learn More
Accept !