“Elegan,,—Apakah
Anda pernah mendengar kata itu sebelumnya?
Sungguh terdengar indah, bukan?
Ada kekuatan yang terasa dari kata tersebut.
Bagi seorang gadis bangsawan, kata ini sangat penting.
Anggun dan sopan.
Elegan namun mempesona.
Kekuatan adalah segalanya.
Siap untuk berkelahi kapan saja, karena diremehkan berarti kalah.
Jika ada yang mengeluh, tundukkan mereka dengan kepalan tangan.
Satu-satunya yang layak disembah adalah kekuatan otot diri sendiri.
Itulah yang disebut “Elegan”!
Inilah yang seharusnya dimiliki seorang gadis bangsawan!
Dan itu adalah diriku!
Tapi, tidak selamanya aku adalah gadis bangsawan dari awal.
Izinkan aku menceritakan sedikit kisah lamaku.
▲ ▲ ▲
“Aduh...! Hari ini punggungku sakit
lagi...”
“Ayah, tolong jangan terlalu
memaksakan diri!”
Dulu, aku lahir sebagai putri tunggal dari keluarga pedagang miskin.
Ayahku yang berkepala cepak selalu tampak tangguh, pernah menjadi
petarung terkenal di ajang seni bela diri ketika muda.
Namun, seiring bertambahnya usia, punggungnya mulai sakit, memaksanya
untuk pensiun.
Ibuku sudah lama pergi meninggalkan kami.
Kini, hanya tinggal aku dan ayah, menjalankan sebuah toko kecil dan
hidup miskin.
Begitu miskinnya kami, sampai harus memakan rumput liar untuk bertahan
hidup.
Aku bahkan bisa “merasakan” jenis rumput yang berbeda sekarang.
Sebenarnya, rumput liar itu cukup enak, Kamu tahu?
“Betapa menyedihkannya...! Jika saja
punggungku masih kuat...! Ayo, bergeraklah tubuh sialan ini!”
“Ayah, tolong tenang! Pekerjaan
berat biar aku saja yang mengerjakannya!”
Lalu aku mengangkat tong besar di kedua bahuku.
Beratnya sekitar 100 kilogram.
Bagi aku, ini cukup ringan.
Sebagai hobi, aku melakukan latihan angkat beban dan pernah mengangkat
beban seberat 500 kilogram.
“Ayah selalu berkata, bukan?
'Latihanlah, otot tidak akan pernah mengkhianatimu.'“
“Estelle...!”
“Kelembutan adalah kekuatan, dan
kekuatan adalah segalanya... Aku akan menggunakan otot yang elegan dan
ketekunan ini untuk membuat toko ini sukses!”
Aku takkan menyerah...!
Walaupun baju compang-camping, hatiku tetap mulia!
Seperti elang yang tetap kuat, meskipun lapar!
Aku punya impian...
Suatu hari nanti, aku akan menjadi gadis bangsawan yang sebenarnya...!
Aku akan menjadi kaya raya, menjadi putri bangsawan, dan pangeran
berotot di atas kuda putih akan datang untuk menjemputku...
Namun, dengan kondisi hidup seperti ini, semua itu hanyalah angan-angan.
Kami terlalu miskin hingga bahkan untuk membeli roti saja sulit.
Kenyataannya sangat kejam.
Tapi, aku punya ‘otot’.
Jika tidak ada roti, makanlah rumput!
Jika tidak punya uang, berlatihlah angkat beban!
Aku akan melakukannya...!
Dengan kekuatanku, aku akan membuat toko ini sukses besar!
Pada hari itu, aku memutuskan untuk bangkit kembali.
Demi ayahku.
Demi impianku.
Untuk menjadi gadis bangsawan sejati.
Sejak hari itu, aku berusaha keras tanpa henti.
Tentu saja, aku selalu memiliki tubuh yang kuat.
Aku bekerja sepuluh kali lebih banyak dari orang lain, terus bekerja
keras dari hari ke hari, dan setelah bertahun-tahun, toko kami akhirnya mulai
berkembang, meskipun perlahan.
Pada saat yang sama, ototku semakin tajam setiap harinya.
Pelanggan tetap kami sering memberikan pujian seperti, “Ototmu luar
biasa!”, “Dasarnya sudah beda!”, “Ototmu begitu besar, mungkin bakal dikenai
pajak properti!”
Namun, aku merasa tersinggung jika ototku dianggap dikenai pajak
properti!
Aku memang suka otot besar, tapi aku juga ingin menjaga bentuk tubuh
ramping karena aku bercita-cita menjadi gadis bangsawan, bukan?
Dan begitulah, suatu hari, setelah toko keluarga kami mulai stabil,
seorang pria datang menemuiku.
“Apakah kamu gadis yang terkenal di
kota ini?”
“Eh? Anda siapa?”
“Aku baru memulai bisnis di kota
ini. Namaku Lamfed. Aku datang untuk menyampaikan salam.”
Pria itu terlihat seperti seorang pedagang kaya dengan pengawal
bodyguard di sisinya.
Namanya Lamfed, dan aku pernah mendengar tentangnya.
Dia adalah pemilik perusahaan besar bernama Lamfed Trading, yang
terkenal memiliki reputasi buruk.
Dia sering membeli toko-toko kecil dengan kekuatannya, dan jika ada yang
menolak, dia akan mengirim preman untuk merampas tempat tersebut.
Belakangan, dia juga mulai berbisnis di kota kami.
“Hei, kamu gadis yang rajin bekerja,
bukan? Pengusaha seperti aku sangat menyukai orang-orang seperti itu. Bagaimana
kalau kamu bekerja untukku?”
“Aku menolak. Aku sudah berjanji
untuk tetap bekerja bersama ayahku dan membuat toko ini sukses.”
“Kalau begitu, bagaimana kalau aku
beli tokonya? Berapa harga yang kamu inginkan?”
“Aku tak tertarik menjual. Pergilah
dari sini.”
“Haha, gadis yang keras kepala, ya?
Tapi hati-hati dengan caramu bicara. Aku bisa menghancurkan tempat ini dengan
mudah.”
Astaga, betapa kasar dan tidak beradab!
Ini benar-benar tidak elegan!
Otot harus dihargai dengan keanggunan, bukan untuk kekerasan.
Tapi, di sisi lain, ini bisa jadi kesempatan.
“Baiklah, jika itu yang kau
inginkan, kita selesaikan dengan cara sederhana.”
“Oh?”
“Jika kau ingin membuatku bekerja
untukmu, syaratnya hanya satu: tunjukkan padaku bahwa kau memiliki kekuatan
yang lebih besar dari kekuatanku.”
Aku menyilangkan tangan di pinggang dan berdiri tegap.
“Bawa siapa saja yang kuat. Jika ada
yang bisa mengalahkanku dalam pertandingan adu panco, aku akan bekerja untukmu
seumur hidup, tanpa bayaran.”
“……Tanpa bayaran, katamu? Apakah kau serius?”
“Tentu saja. Sebagai gantinya, jika
aku menang, aku akan mengambil seluruh hartamu. Bagaimana menurutmu?”
“…Heh, baiklah. Aku sudah
mendapatkan pernyataanmu. Jangan menyesal nanti.”
──Begitulah, aku memutuskan untuk bertanding adu panco seminggu
kemudian.
Dan pada hari pertandingan,
“Ohoho, jadi kau yang harus
melawanku, nona kecil? Ini benar-benar lelucon yang keterlaluan.”
Yang muncul adalah pria kekar dengan otot yang melimpah, tingginya
hampir dua meter.
Oh… janggutnya sangat cocok untuknya. Otot bisepnya yang mengembang
terlihat seperti kaki yang tumbuh dari bahunya.
Perutnya berotot dengan enam kotak yang mengingatkanku pada cokelat
batangan yang padat.
Rupanya, si Lamfed benar-benar membawa pria yang gagah. Namun──rasanya
dia kurang siap, ya?
“Sungguh, aku datang dengan
persiapan asuransi, tapi ini akan berakhir dalam sekejap saja.”
“Oh, kau sangat percaya diri
rupanya. Kalau begitu, mari kita segera mulai.”
Di dalam bar, tempat pertandingannya, aku dan pria kekar itu duduk di
depan meja.
Di sekeliling kami ada banyak penonton yang berteriak-teriak, dan si
Lamfed tersenyum menyeringai dengan menjijikkan.
“Baiklah, kedua peserta, silakan
satukan tangan.”
Atas permintaan wasit, aku dan pria kekar itu bergandengan tangan.
Tangan besarnya dibandingkan dengan tanganku membuat tanganku terlihat
seperti tangan anak kecil.
Namun, mohon maaf──hari ini aku benar-benar sudah mempersiapkan diri
dengan baik.
“Kalau begitu──'siap tanding'“
“Siap… bertarung!”
“Oraaah!”
Pria kekar itu langsung berusaha mengakhiri pertandingan dalam sekejap
dengan mengerahkan kekuatannya.
Namun──tanganku tetap tegak, tidak bergerak sedikit pun.
“!? A-apa…!?”
“Ada apa? Aku belum sama sekali
mengeluarkan tenaga, kau tahu?”
“Ugh… k-kau…!”
Wajahnya memerah, pria kekar itu dengan penuh semangat mencoba
menjatuhkan tanganku.
Pada saat yang sama, ia mulai mengeluarkan keringat dingin.
“B-bagaimana mungkin… tangannya
tidak bergerak sama sekali…! Apakah ini kekuatan manusia…!?”
Akhirnya, dia mulai menyadari perbedaan kekuatan kami.
“A-aku tidak percaya ini…! Aku
bahkan telah menggunakan sihir untuk memperkuat ototku, tapi…!”
“Oh, jadi kau memakai sihir untuk meningkatkan
kekuatanmu, dan hasilnya hanya segini?”
Kalau dibandingkan dengan angkat beban, mungkin sekitar 300 kg?
Tanpa sihir, beratnya mungkin sekitar 150 kg?
Lamfed pastilah memerintahkan kecurangan agar mereka bisa menang, tapi
meskipun begitu, ini masih tidak seberapa.
Sungguh mengecewakan.
Izinkan aku memberitahumu apa itu kekuatan sejati.
Ini──adalah kekuatan asli yang sesungguhnya.
“~~~~~Inilah kekuatan
sejatiku!!”
Dalam sekejap, aku menunjukkan kekuatan fisik penuhku yang terlatih
dengan sempurna.
Saat aku melepaskan kekuatan tersebut, lengan pria kekar itu berputar ke
arah yang tidak seharusnya dengan suara “gletak,” dan bahkan meja di depan kami
hancur berkeping-keping.
Bersamaan dengan itu, suara kehancuran yang keras terdengar di seluruh
bar.
Ahh… ini benar-benar memuaskan.
“Kau sudah kalah──terima kasih”
“H-hah?”
Bahkan pria kekar itu, semua orang di tempat itu menatap dengan bingung,
seperti orang bodoh.
Mereka tampak tidak percaya dengan apa yang baru saja terjadi.
Namun, itu hanya sesaat.
“Pertandingan selesai! Pemenang
adalah Estelle Applebury!”
Saat wasit mengangkat tanganku tinggi-tinggi, sorak-sorai membahana di
seluruh bar.
Pria kekar itu terguling kesakitan akibat lengannya yang patah,
sementara Lamfed tertegun.
Aku mendekati Lamfed dan berkata,
“Baiklah, seperti yang kita
sepakati, aku akan mengambil seluruh hartamu.”
“Grh, dasar kau…! Orang-orangku!”
Dengan aba-aba Ramfed, para anak buahnya yang tadinya berada di bar
mulai mengeluarkan senjata mereka.
Ada sekitar dua puluh orang.
Mereka semua memegang pisau dan pedang, mengelilingiku dengan ancaman.
Sejujurnya, aku sudah menduga hal ini.
“Oh, ini tidak sesuai dengan
kesepakatan kita?”
“Siapa bilang aku akan menyerahkan
hartaku pada wanita sepertimu! Ayo, serang!”
“Oooh!”
“Oh ya, aku belum memberitahumu──”
“──Hoaaaagh!?”
Salah satu preman yang langsung menyerangku, kutendang dengan dropkick
hingga terpental jauh.
Dia menembus dinding bar, melambung beberapa kali di tanah, dan akhirnya
berhenti di kejauhan hingga sebesar butiran nasi.
“Sebenarnya, aku lebih ahli dalam
berkelahi daripada adu panco.”
Sejujurnya, bukan pertama kalinya toko kami diserang oleh preman.
Aku sudah terbiasa mengalahkan mereka dengan tangan kosong.
“Nah, mari kita mulai──'siap
tanding'.”
──Hari itu, aku mengalahkan Lamfed dan dua puluh anak buahnya tanpa
ampun.
Akhirnya, Lamfed menyerahkan seluruh hartanya dan hak kepemilikan
perusahaannya kepadaku.
Aku menjadi putri pemilik perusahaan besar, yang kemudian kumanami “Applebury
& Power Company.”
Ayahku menjadi ketua, dan aku mengelola bisnis sehari-hari.
Sejak saat itu, perusahaan kami berjalan dengan lancar.
Ayahku kini bisa mempekerjakan tukang pijat pribadi, dan kesehatannya
semakin membaik.
Aku, yang dulunya hanyalah anak perempuan dari keluarga pedagang miskin, sekarang telah menjadi putri perusahaan besar, dan mungkin bisa dikatakan telah mencapai impianku… tapi…
“…Hah, rasanya ada yang kurang.”
Sambil memegang cangkir teh, aku menghela napas.
Menjadi putri perusahaan besar berarti aku tidak lagi harus bekerja
keras secara fisik atau berkelahi. Sejujurnya, aku merasa sedikit bosan…
Namun, pada saat itu,
“Nona, ada surat untuk Anda.”
“Oh? Dari siapa?”
“Pengirimnya adalah──'Akademi
Kerajaan Magdala Familia,' dari Kepala Sekolah Faust Melchizedek.”
“…Hmm?”
Aku menerima surat itu dari kepala pelayan, lalu membacanya.
Inti dari surat itu adalah sebuah rekomendasi agar aku masuk ke Akademi
Kerajaan Magdala Familia.
“Akademi Kerajaan… tampaknya
menarik.”
Kebetulan aku sedang bosan.
Dan mungkin, ini adalah kesempatan yang aku tunggu-tunggu.
Akademi kerajaan tempat para bangsawan sejati belajar.
Jika aku masuk ke sana, mungkin aku bisa menjadi tuan putri seperti yang
kuimpikan.
Dan siapa tahu, mungkin aku akan bertemu dengan pangeran tampan berbadan
kekar yang menaiki kuda putih…
“Baiklah, aku akan pergi ke sana. Akademi kerajaan tempat para putri bangsawan belajar──'siap tanding'!”
Tidak boleh adanya spoiler, hormati user lainya. Gunakan komentar dengan bijak sebagai tempat berdiskusi.