Extra
Seperti biasa, aku pergi ke sekolah, duduk di tempatku,
dan mulai membaca buku tanpa berbicara dengan siapa pun.
Aku, Mizuki Rinka, mungkin terkenal sebagai idol cool di
mata publik, tapi kenyataannya, aku adalah orang yang terasing di sekolah. Aku
tidak ingat kapan terakhir kali aku merasa kesepian karena itu.
Menghabiskan waktu sendirian sudah menjadi kebiasaanku.
Sesekali, aku menghabiskan waktu istirahat dengan sahabatku, Nana.
Setelah jam sekolah, aku fokus pada kegiatan idola, dan
di waktu luang di akhir pekan, aku masuk ke 【Black Plain】.
Itulah keseharianku...
Aku mencoba untuk fokus pada buku di depanku untuk
mengabaikan suara-suara riuh di kelas.
Tepat sebelum aku benar-benar tenggelam dalam bacaan,
pendengaranku yang lebih tajam dari orang biasa menangkap percakapan di
belakangku.
"Hei, Ayanokouji, main game lagi? Ada lingkaran
hitam di bawah matamu."
"Mau gimana lagi.【Black Plain】seru banget... ugh, ngantuk..."
Suara itu milik... Ayanokouji-kun dan Tachibana-kun.
Sepertinya Ayanokouji-kun juga tergila-gila dengan【Black Plain】.
Bermain sampai kurang tidur... meskipun aku merasa itu
tidak bertanggung jawab, aku bisa memahaminya.
"Ini benar-benar game yang luar biasa. Kamu bisa
melakukan apa saja, dan grafiknya sangat realistis... tentu saja, pembuatan
karakternya juga sangat detail, dan kalo kamu ingin benar-benar serius, kamu
bisa menghabiskan tiga hari penuh untuk membuatnya. Dan gameplaynya juga sangat
berkualitas tinggi. Ada pertempuran, crafting, dan banyak lagi! Penambangan
khususnya sangat adiktif, aku bisa lupa waktu saat melakukannya. Daya tarik
penambangan lainnya adalah..."
"Tolong! Panggil ambulans! Ayanokouji kejang!"
"Diamlah dan dengarkan, Tachibana. Masih banyak yang
ingin aku ceritakan tentang【Black
Plain】..."
"Hiiii!"
"Menurut perhitunganku, kemungkinan untuk
menghentikan Ayanokouji saat ini adalah 0%. ...Baiklah, Tachibana, mari
dengarkan ceritaku dengan tenang."
Mereka memang selalu riuh.
Entah kenapa, entah kenapa saja, mereka mengingatkanku
pada Star☆Mains.
Dan aku bisa merasakan ketulusan Ayanokouji-kun dalam
perkataannya tentang【Black
Plain】.
Jelaslah kalo dia menikmati game ini dengan sepenuh hati.
...Jika.
Jika aku bisa bermain bersama Ayanokouji-kun...
"Apa yang aku pikirkan...! "
Aku punya suami tercinta, Kaz!
Ini bukan selingkuh... bukan selingkuh.
Aku hanya berpikir akan menyenangkan bermain bersama
sebagai teman.
"Tapi... mereka mirip,"
Aku menyadari bahwa Kaz dan Ayanokouji-kun memiliki
beberapa kesamaan.
Antusiasme mereka terhadap【Black Plain】, keanehan mereka terhadap penambangan, dan nama mereka
yang sedikit mirip.
Itulah alasan mengapa aku ingin bermain bersama mereka.
☆
Minggu malam. Aku berjanji untuk bermain dengan Kazu,
jadi aku menyalakan komputer dan masuk ke【Black Plain】. Tapi, Kaz tidak muncul bahkan setelah waktu yang
dijanjikan.
"Dia terlambat lagi,"
Kaz terkadang terlambat. Benar-benar, membuat istri
tercintanya menunggu...
Aku cemberut dan membuka aplikasi chat game, memutuskan
untuk mengirim pesan ke Kazu.
[Rin]: Aku udah online loh~
Segera setelah itu, dia membalas, "Maaf. Aku akan
segera online."
Sesuai dengan kata-katanya, pesan "Kaz telah
login" muncul di kolom chat 【Black Plain】 sekitar satu menit kemudian. ...Hehe, tidak bisa
dipungkiri. Hatiku berdebar kencang.
Hanya dengan melihat satu kata "Kaz", aku
merasa sangat bahagia.
[Rin]: Aku udah nunggu loh~. Lama ya?
[Kaz]: Lama apanya? Kita kan main bareng Minggu lalu?
[Rin]: Ya, tapi kan udah seminggu! Aku udah nunggu-nunggu
hari ini lho!
[Kaz]: Oh ya. Aku juga nunggu-nunggu kok.
[Rin]: Benarkah? Tapi, aku yakin aku lebih nunggu lho!
Ini beneran!
[Kaz]: Ngapain sih ngadu-ngadu...
[Rin]: Hmm. Kalau boleh dibilang, ini adu cinta antara
suami istri!
[Kaz]: Apaan dah.
Aku bisa membayangkan wajah Kaz yang jengkel. ...Meskipun
aku tidak tahu seperti apa wajahnya sebenarnya.
Tapi, aku tahu. Kaz pasti juga menantikan hari ini untuk
bertemu denganku.
Lagipula, kami adalah pasangan suami istri yang terikat
oleh perasaan murni, tanpa bergantung pada informasi di dunia nyata.
[Rin]: Hari ini mau ngapain? Aku sih pengen mancing nih~.
[Kaz]: Aku mau ke tambang buat nge-mining.
[Rin]: Hari ini mau ngapain? Aku sih pengen mancing nih~.
[Kaz]: Kamu bot ya!? Kok gak mau nurutin aku sih!
[Rin]: Ya udah, ayo mancing.
[Kaz]: Ini mah maksa namanya!
Kaz pasti akan menertawakan kekanakananku.
Hanya karena kami memiliki ikatan yang kuat, aku berani
bersikap manja seperti ini. Lalu, sambil bertukar chat ringan dengan Kaz, aku
naik perahuku dan melaut.
Kami berdua duduk bersebelahan dan mulai memancing.
“Oh ya... aku belum dengar alasan dia terlambat tadi.”
Biasanya aku tidak peduli, tapi kali ini aku ingin
memancing obrolan dan menanyakan alasannya terlambat.
[Rin]: Ngomong-ngomong, Kaz. Kamu belum minta maaf lho
atas keterlambatanmu tadi.
[Kaz]: Maaf.
[Rin]: Kenapa kamu terlambat?
[Kaz]: Aku nonton video musik idol.
[Rin]: Hmm. Kamu suka idol ya?
[Kaz]: Ya, begitulah.
...Dulu dia bilang tidak tertarik.
Tapi, manusia memang bisa berubah seiring waktu. Kaz juga
tidak terkecuali.
Aku didorong oleh rasa ingin tahu yang murni untuk
bertanya.
[Rin]: Nama idolnya apa?
[Kaz]: Bukannya kita tidak boleh membahas tentang dunia
nyata?
[Rin]: Kali ini beda. Bilang aja.
Kalo dia menyebutkan namaku...
[Kaz]: Namanya grup Star☆Mains. Kamu tahu?
[Rin]: Ya.
[Kaz]: Aku penggemar Mizuki Rinka lho.
---!
Napasku tercekat.
Aku membaca ulang kolom chat beberapa kali dalam sekejap,
dan berusaha untuk tetap tenang saat mengetik balasan.
[Rin]: Oh ya.
[Kaz]: Dia juga sekelasku. Keren kan?
[Rin]: Eh!
Suara aneh tanpa sadar keluar dari mulutku.
Kaz ada di kelasku...?
“Huff... tenanglah, Mizuki Rinka. Kamu kan idol cool?”
Aku mencoba menenangkan diri dengan berbicara pada diri
sendiri, tapi tetap saja aku tidak bisa kembali tenang.
Ujung jariku sedikit gemetar, dan detak jantungku bergema
di seluruh tubuhku.
...Apa yang harus
aku lakukan?
Haruskah aku memberitahukan identitasku? Sejujurnya, aku
takut hubungan kami akan hancur.
Tentu saja Kaz akan menerimaku apa adanya.
Aku yakin akan hal itu, tapi kelemahan hatiku menimbulkan
rasa takut 'akan dibenci'.
Lagipula, Kaz pernah bilang dia tidak tertarik dengan
idol. Dulu dia bahkan mengatakan lebih baik menambang daripada menonton konser.
Sepertinya dia juga pernah mengatakan bahwa menghabiskan
waktu untuk idol adalah hal yang sia-sia.
Mungkinkah Kaz membenci idol...?
Itulah yang kupikirkan.
Oleh karena itu, aku menyembunyikan fakta kalo aku
seorang idol dan berusaha untuk menjaga hubungan murni tanpa membahas tentang
dunia nyata.
Tapi, jika dia adalah penggemar Mizuki Rinka...
Jika di dunia nyata pun, aku bisa terhubung dengan orang
yang aku cintai...!
Aku memutuskan untuk mengungkapkan identitasku. Mungkin
saja dia akan membenciku.
Aku yakin Kaz akan menerimaku, tapi itu mungkin hanya
khayalanku.
Meskipun berbagai pikiran negatif muncul, aku memutuskan
untuk mengambil risiko dan mengungkapkan identitasku.
Lagipula, aku ingin lebih mengenalnya, dan aku ingin dia
mengenalku juga...
Dengan gemetar karena rasa tegang yang melebihi saat
konser pertamaku, aku perlahan mengetik dan mengirim pesan.
[Rin]: Aku Mizuki Rinka.
Dan, berapa lama waktu yang berlalu ya?
Satu menit? Tidak, mungkin sepuluh, tiga puluh menit...
Ketika aku memeriksa waktu di ponselku, ternyata baru
lima menit berlalu.
Akhirnya, Kaz membalas pesan.
[Kaz]: Haha. Tiba-tiba ngomong apa sih. Jelas-jelas itu
bohong.
[Rin]: Kelas 2-3. Guru wali kelasnya Pak Sato. Aku duduk
di baris kedua dari jendela, paling depan.
Aku memasukkan informasi tentang diriku sambil berpikir
bahwa wajar jika dia curiga. Dengan semangat yang sama, aku memutuskan untuk
melangkah lebih jauh.
[Rin]: Siapa Kaz?
Namun, tidak ada balasan yang segera datang.
Didorong oleh sedikit kegelisahan, aku tanpa sadar
mengirim pesan yang mungkin tidak perlu kepada Kazu.
[Rin]: Kau tidak percaya padaku?
...Ini adalah pertanyaan yang memanfaatkan kebaikan hati
Kaz. Aku merasa sangat rendah diri.
[Kaz]: Aku duduk di baris paling belakang dekat jendela.
Seketika, wajah anak laki-laki itu muncul di benakku.
[Rin]: Ayanokouji Kazuto-kun, ya?
[Kaz]:...Benar.
[Rin]: Maaf, aku harus offline.
[Kaz]: Baiklah.
Aku logout secara terpaksa.
Kaz adalah... Ayakouji Kazuto-kun... Keajaiban seperti
ini benar-benar ada.
Aku menatap tangan kananku yang gemetar, menyadari kalo
ini adalah kenyataan. Meskipun kesadaranku kabur karena ketegangan yang hebat,
aku tahu bahwa aku sedikit tersenyum.
"Ah, tidak boleh. Aku harus mengirim foto bukti
untuk berjaga-jaga...!"
Kaz masih ragu apakah aku Mizuki Rinka. Aku ingin dia
benar-benar percaya padaku.
Aku mengirim pesan, "Maukah kamu pergi ke kantin
bersamaku besok saat istirahat siang?", dan kemudian menyertakan foto
selfie. Dengan ini, dia pasti akan percaya.
Setelah itu, aku melompat ke tempat tidur dan membenamkan
wajahku di bantal.
"Dia Ayanokouji Kazuto-kun... Suamiku tercinta,
begitu dekat denganku..."
Aku tidak bisa menahan senyumku. Degup jantungku tak
kunjung reda.
"Kyaaah!"
Aku tidak tahan lagi, dan berteriak sambil menekan
wajahku ke bantal.
Aku tidak tahu apakah aku merasa bahagia atau malu. Wajahku
sangat panas dan aku ingin sekali bergerak.
"Kaz... Ayanokouji Kazuto-kun...
Kazuto-kun...!"
Aku memeluk bantal erat-erat dan terus berguling-guling
di atas tempat tidur.
Ke kanan, ke kiri, ke kanan, ke kiri... Aku terus
berguling-guling tanpa henti... dan akhirnya tubuhku terlempar dari tempat
tidur. Bruk! Aku merasakan benturan keras di punggungku.
"Adaww!"
Suara yang sangat menyedihkan keluar dari mulutku. Sangat
sakit...
☆
Keesokan harinya. Aku pergi ke sekolah seperti biasa,
duduk di tempatku seperti biasa, dan mulai membaca buku seperti biasa.
Kehidupan sekolah yang tidak berubah akan dimulai hari ini... yah, tidak
mungkin. Aku sudah gelisah sejak pagi.
Aku memikirkan Kazuto-kun yang mungkin ada di belakangku.
...Aku tidak bisa fokus pada buku.
Aku tidak tahan dan menoleh sekilas.
"Ah---"
Pandanganku bertemu dengan Kazuto-kun.
Sepertinya Kazuto-kun juga tidak menyangka aku akan
menoleh. Wajahnya terlihat sangat terkejut.
Aku juga tidak tahu harus berbuat apa, dan spontan
melambaikan tangan. Dan yang menyenangkan, Kazuto-kun juga melambaikan
tangannya kembali.
Aku hampir berseru karena bahagia, dan segera memalingkan
wajahku dan menegakkan tubuh.
"........"
Entah sudah berapa kali aku mengatakan ini, tapi
jantungku tidak mau berhenti berdebar. Tapi tidak apa-apa.
Akhirnya, aku dan suamiku bertukar lambaian di dunia
nyata!
"Huff... tenanglah. Kamu adalah idol cool, Mizuki
Rinka! Lebih tenanglah... ya, mari kembali membaca."
Membaca buku untuk menenangkan diri... aneh, ini bukan
huruf yang pernah aku lihat sebelumnya.
Aku sama sekali tidak mengerti--!
...
Tentu saja aku tidak mengerti. Karena bukunya
terbalik...!
TLN : Gblk anying.
☆
Saat jam istirahat tiba, aku melihat Kazuto-kun berbicara
dengan teman-temannya. Aku memiringkan kepalaku, bertanya-tanya apakah dia lupa
janjinya...? ...Tidak, suamiku bukan pria seperti itu.
Dia mungkin terlambat, tapi dia tidak akan pernah
melupakan janjinya.
Tapi untuk berjaga-jaga, aku akan menyapa dia. Aku
berjalan ke arah Kazuto-kun dan menepuk bahunya.
"Bolehkah aku bicara sebentar?"
"Eh---"
Saat Kazuto-kun berbalik, aku bertanya dengan sedikit
tegas.
"Kazuto-kun. Kau tidak lupa janjimu denganku,
kan?"
"T-tentu tidak. Aku baru saja akan pergi."
"Baguslah. Kalau begitu, mari kita ke kantin lebih
cepat. Bisa jadi ramai jika kita terlambat."
S-suaraku sedikit serak sesaat...!
Untungnya Kazuto-kun tampaknya tidak menyadarinya.
Meskipun begitu, aku berpura-pura mengalihkan perhatian
dan dengan cepat berjalan keluar kelas dengan langkah cepat.
☆
Setelah sampai di kantin, aku dan Kazuto-kun memesan dan
duduk di kursi kosong.
Aku melirik Kazuto-kun yang duduk di seberangku, dan
jantungku berdebar kencang. ...Dia sangat tampan. Kalau dipikir-pikir, aku
merasa sudah tertarik pada Kazuto-kun sejak lama. Aku selalu berusaha untuk
tidak memikirkannya karena takut akan jatuh cinta, tapi...
Sekarang aku tidak perlu lagi menahan diri.
"...?"
Tiba-tiba, aku mendengar bisikan di tengah keramaian
kantin.
"Hei, lihat itu, Mizuki Rinka makan bersama seorang
pria."
"Apa maksudnya? Pacarnya? Pria itu... siapa dia? Aku
belum pernah melihatnya sebelumnya."
Beberapa siswa laki-laki memperhatikan kami. Kali ini,
aku mendengar suara siswi perempuan.
"Apakah Ayanokouji-kun berteman baik dengan
Mizuki-san?"
"Lihat kan kubilang. Kalau kita lambat, dia akan
diambil orang lain!"
...Ternyata Kazuto-kun memang populer.
Itu wajar saja, laki-laki yang begitu menarik pastilah
populer.
...Meskipun, dia sudah menikah.
Akulah istri Kazuto-kun. Apapun yang terjadi, fakta itu
tidak akan pernah berubah.
Saat aku dan Kazuto-kun terus mengobrol, sahabatku Nana
datang. Menghabiskan waktu makan siang bersama sahabat dan suamiku... Aku tidak
pernah menyangka bisa merasakan kebahagiaan seperti ini di sekolah.
Tapi ada satu hal yang membuatku penasaran. Sesekali,
mereka berdua membuat wajah aneh. Seolah-olah mereka tidak mengerti apa yang
aku katakan, dan tampak bingung...
Apakah aku mengatakan sesuatu yang aneh?
...Hmm, aku tidak tahu. Aku hanya ingat mengatakan
hal-hal yang biasa.
☆
Malam itu. Saat aku login ke【Black Plain】, aku menerima chat dari Kaz, "Capek~. Aku sedang
memancing nih." Jarang sekali Kaz memancing sendiri.
Aku membalas chatnya sambil berpikir begitu, dan menuju
pantai tempat Kaz berada. Aku segera tiba.
[Rin]: Jarang sekali kamu mengajakku di hari Senin.
[Kaz]: Karena kejadian hari ini. Aku ingin menghabiskan
waktu bersamamu, meskipun hanya sebentar.
[Rin]: Begitu ya.
Semangatku tidak surut sejak tadi malam. Saat ini, aku
bisa merasakan tubuh dan jiwaku bergetar, menyadari bahwa aku benar-benar
hidup. Aku tidak pernah membayangkan bahwa bertemu orang yang aku cintai di
dunia nyata bisa sebahagia ini.
[Rin]: Sebenarnya, aku sangat gugup selama di sekolah~.
[Kaz]: Gugup? Kenapa?
[Rin]: Ya wajarlah, aku akan gugup jika bertemu dengan
orang di balik karakter Kaz~.
[Kaz]: Aku tidak melihatnya sama sekali. Tadi pagi kamu
kan membaca buku.
[Rin]: Aku hanya berpura-pura tidak gugup. Aku bahkan
tidak ingat isi bukunya.
Apalagi, aku membacanya terbalik... Tapi aku malu untuk
mengatakannya.
Aku terus mengobrol dengan Kazuto-kun dengan penuh
semangat. Waktu yang bahagia selalu terasa cepat berlalu, dan sebelum aku
menyadarinya, sudah lebih dari jam 10 malam.
Sebagai seorang idol, aku harus menjaga diri. Aku harus
segera logout... Tapi di sisi lain, ada bagian diriku yang menolak untuk
logout.
[Kaz]: Kamu mau logout ya?
Pertanyaan Kaz membuatku bimbang. Sejujurnya, aku ingin
terus mengobrol.
Setelah menimbang-nimbang, aku mencoba sedikit
memberontak dengan membahas tentang headphone dengan mikrofon, tapi waktuku
bersama Kazuto-kun pun berakhir dengan cepat.
Meskipun aku merasa sedih, ada kehangatan yang tertinggal
di hatiku.
Aku menghela nafas dan menjatuhkan diri ke tempat tidur.
Aku mendengar suara deritnya.
"Apakah aku membuat wajah aneh hari ini? Apakah aku
mengatakan sesuatu yang aneh...?"
Aku sangat penasaran dengan apa yang Kazuto-kun pikirkan
tentangku.
Meskipun kami telah menikah selama beberapa tahun, ini
adalah pertama kalinya kami bertemu di dunia nyata.
Mungkin ini akan menjadi awal dari perubahan dalam
hubungan kami.
...Tidak, perubahan itu sudah terjadi.
Aku meletakkan tanganku di dada, merasakan ketegangan
yang menyenangkan, dan menatap langit-langit.
"Suamiku tercinta... Ayanokouji Kazuto. Aku pun akan
menjadi Ayanokouji... hehe."
Ah, apa yang harus aku lakukan? Jantungku masih berdebar
kencang.
Aku tidak bisa memikirkan apa pun selain Kazuto-kun...!
"Kazu... Kazuto-kun... Ayanokouji, Kazuto-kun.
Kazuto-kun... Kazuto-kun, Kazuto-kun... Kazuto-kun, Kazuto-kun, Kazuto-kun,
Kazuto-kun, Kazuto -kun, Kazuto-kun, Kazuto-kun. , Kazuto-kun, Kazuto-kun,
Kazuto-kun, Kazuto-kun, Kazuto-kun, Kazuto Kun Kazuto-kun Kazuto-kun Kazuto-kun
Kazuto-kun Kazuto-kun Kazuto-kun Kazuto-kun Kazuto-kun Kazuto-kun Kazuto-kun
Kazuto-kun Kazuto-kun Kazuto-kun Kazuto-kun Wa Tou-kun, Kazuto-kun, Kazuto-kun,
Kazuto-kun, Kazuto-kun, Kazuto-kun, Kazuto-kun, Kazuto-kun, Kazuto- kun, Kazuto-kun,
Kazuto-kun, Kazuto-kun, Kazuto-kun, Kazuto-kun, Kazuto-kun, Kazuto-kun,
Kazuto-kun Kazuto-kun, Kazuto-kun, Kazuto-kun, Kazuto-kun, Kazuto -kun,
Kazuto-kun, Kazuto-kun, Kazuto-kun, Kazuto-kun, Kazuto-kun, Kazuto-kun,
Kazuto-kun, Kazuto-kun, Kazuto-kun, Kazuto-kun, Kazuto Kun Kazuto-kun Kazuto-
kun Kazuto-kun Kazuto-kun Kazuto-kun Kazuto-kun Kazuto-kun Kazuto-kun
Kazuto-kun Kazuto-kun Kazuto-kun Kazuto-kun Kazuto-kun Kazuto-kun Kazuto-kun Wa
Tou-kun, Kazuto-kun, Kazuto -kun, Kazuto-kun, Kazuto-kun, Kazuto-kun,
Kazuto-kun, Kazuto-kun, Kazuto-kun, Kazuto-kun, Kazuto-kun, Kazuto-kun,
Kazuto-kun, Kazuto-kun, Kazuto-kun , Kazuto-kun, Kazuto-kun Kazuto-kun,
Kazuto-kun, Kazuto-kun, Kazuto-kun, Kazuto-kun, Kazuto-kun, Kazuto-kun,
Kazuto-kun, Kazuto-kun, Kazuto-kun, Kazuto- kun, Kazuto-kun, Kazuto-kun,
Kazuto-kun, Kazuto-kun, Kazuto Kun Kazuto-kun Kazuto-kun Kazuto-kun Kazuto-kun
Kazuto-kun Kazuto-kun Kazuto-kun Kazuto-kun Kazuto-kun Kazuto-kun Kazuto-kun
Kazuto-kun Kazuto-kun Kazuto-kun Kazuto-kun Kazuto-kun, Kazuto-kun, Kazuto-kun,
Kazuto-kun, Kazuto-kun, Kazuto-kun, Kazuto-kun, Kazuto-kun, Kazuto-kun ,
Kazuto-kun, Kazuto-kun, Kazuto-kun, Kazuto-kun, Kazuto-kun, Kazuto-kun, Kazuto
Kun Kazuto-kun Kazuto-kun Kazuto-kun Kazuto-kun Kazuto-kun Kazuto-kun Kazuto-kun
Kazuto- kun Kazuto-kun Kazuto-kun Kazuto-kun Kazuto-kun Kazuto-kun Kazuto-kun
Kazuto-kun Wa Tou-kun, Kazuto-kun, Kazuto-kun, Kazuto-kun, Kazuto-kun,
Kazuto-kun, Kazuto-kun , Kazuto-kun, Kazuto-kun, Kazuto-kun, Kazuto-kun,
Kazuto-kun, Kazuto-kun, Kazuto-kun, Kazuto-kun, Kazuto-kun, Kazuto-kun
Kazuto-kun, Kazuto-kun, Kazuto- kun, Kazuto-kun, Kazuto-kun, Kazuto-kun,
Kazuto-kun, Kazuto-kun, Kazuto-kun, Kazuto-kun, Kazuto-kun, Kazuto-kun,
Kazuto-kun, Kazuto-kun, Kazuto-kun, Kazuto Kun Kazuto-kun Kazuto-kun Kazuto-kun
Kazuto-kun Kazuto-kun Kazuto-kun Kazuto-kun Kazuto-kun Kazuto-kun Kazuto-kun
Kazuto-kun Kazuto-kun Kazuto-kun Kazuto-kun Kazuto-kun Wa Tou- kun, Kazuto-kun,
Kazuto-kun, Kazuto-kun, Kazuto-kun, Kazuto-kun, Kazuto-kun, Kazuto-kun,
Kazuto-kun, Kazuto-kun, Kazuto-kun, Kazuto-kun, Kazuto-kun, Kazuto-kun,
Kazuto-kun, Kazuto-kun, Kazuto-kun Kazuto-kun, Kazuto-kun, Kazuto-kun,
Kazuto-kun, Kazuto-kun, Kazuto-kun, Kazuto-kun, Kazuto-kun, Kazuto-kun ,
Kazuto-kun, Kazuto-kun, Kazuto-kun, Kazuto-kun, Kazuto-kun, Kazuto-kun,
Kazuto-kun, Kazuto-kun, Kazuto-kun, Kazuto-kun, Kazuto-kun, Kazuto-kun,
Kazuto-kun --- Kazuto-kun ……”
TLN: Ya, emang dari
sananya kayak gitu. Emang cegil nih cewek.
Saat aku berbaring di
tempat tidur, mau tidak mau aku memikirkan Kazuto-kun sampai aku tertidur.
Tidak boleh adanya spoiler, hormati user lainya. Gunakan komentar dengan bijak sebagai tempat berdiskusi.