Netoge No Yome Ga Ninki Aidorudatta Epilog V3

Ndrii
0

 Epilog




Liburan musim panas hari terakhir. Waktu matahari terbenam tiba, dan kehangatan yang menyengat mulai mereda.

 

Aku keluar ke halaman, merasakan keringatku mengering dengan angin yang sejuk, sambil mempersiapkan kembang api. Seharusnya kita semua pergi ke festival kembang api bersama, tapi karena penyesuaian jadwal dan khawatir akan pandangan orang lain, kita memutuskan untuk melakukan kembang api di halaman yang dikelilingi tembok setinggi badan.

 

Sambil menyiapkan ember berisi air dan tas sampah, aku tiba-tiba mendengar suara ceria dari kananku, dan aku mengangkat wajahku.

 

"...Niichan, terima kasih sudah repot-repot demi kami."

 

"Kazuto-oniichan! Lihat nih!"

 

Membuka pintu geser kaca, Risuzu dan Nonoa menunjukkan diri mereka. Keduanya sudah berganti ke yukata.

 

Risuzu memakai yukata hitam dengan sabuk merah. Dengan motif berwarna putih. Ada garis bergerigi dan beberapa lubang bulat yang terdistorsi - ah, itu tengkorak. Yukata tengkorak.

 

Tulang belakang dan tengkorak dirancang dengan gaya yang modis. Ini sungguh pilihan yang luar biasa.

 

Ini bukan hanya soal penyakit remaja lagi. Ini benar-benar berbeda dari Nana, aku mulai meragukan selera mereka.

Nonoa memakai yukata putih dengan sabuk hitam. Dengan gambar rumput air berwarna biru muda, dan ikan mas merah yang berenang bebas di antaranya. Lucu banget.

 

Keduanya mengambil sandal bergaya Jepang dan duduk di beranda untuk memakainya.

 

"...Kita cuman bisa bermain di dalam rumah. Kalau niichan gak ada, kita bisa bermain di luar."

 

"---Ugh. Maaf.”

 

"...Kalau niichan jadi wanita, masalahnya pasti selesai."

 

"Itu mustahil deh."

 

"Kazuto-oniichan pake baju biasa?"

 

Dari komentar Nonoa, aku menunduk melihat pakaianku. Kaus dan celana pendek. Benar-benar seperti baju rumahan.

 

"Pria memang seharusnya begitu."

 

"...Bilang aja males ganti baju kan?"

 

Risuzu memberikan tatapan dingin. ...Dan aku tidak bisa membantah karena itu benar.

 

"...Bagus ya, niichan. Jarang ada orang biasa yang bisa nikmatin kembang api bareng dua idol populer dan seorang malaikat."

 

Bukan jarang, mungkin hanya aku sendirian.

 

Sambil melihat kedua orang itu membuka paket kembang api dengan gembira, aku bergumam dalam hati.

 

"Sabar."

 

"Ah---"

 

Dari dalam ruangan, muncul Rinka yang sudah berganti ke yukata.

 

Pada saat itu, aku kehilangan kata-kata.

 

Yukata biru dengan sabuk putih. Bunga morning glory berwarna putih dan ungu bermekaran di sana-sini. Rambutnya yang diikat di belakang kepala, diperbaiki dengan pengikat rambut, terlihat seperti gaya rambut bun yang tenang dan matang.

 

Idol cool yang anggun. Sebagai penggemar Rinka, aku benar-benar kehilangan kata-kata.

 

"Kazuto?"

 

"...Dia kagum sama penampilan yukata Rinka-san. Cepat kabur. Pria ini bisa langsung menyerang Rinka-san sekarang juga."

 

"Kalau diserang sama suami yang dicintai, itu sih aku mau."

 

"...Kamu ngerti gak sih arti 'diserang'...?"

 

Dengan bibir yang erat, Rinka menunjukkan ekspresi yang telah memutuskan tekadnya, mengulurkan kedua tangannya ke arahku.

 

Melihat itu, Ririn dengan jelas menunjukkan wajah yang terkejut dan berkata,

"......Tumbuhan pagi tadi, batangnya melilit tiang sama gak bisa lepas......"

 

"Itu maksudnya apaan dah? Bisa gak sih berhenti?"

 

Serem juga......

 

"Yukataku gimana?"

 

"Lucu. Sampai kesadaranku melayang karena lucunya. Aku pengen terus ngeliat Rinka-san yang sekarang."

 

"Se-segitunya......! Ah, suamiku ini gak ada obatnya deh."

 

"......Yang melayang itu bukan kesadaran, tapi logika, kan? Gak boleh nyerang Rinka-san yang lagi pemulihan."

 

"Berhenti bercanda. Aku marah nih."

 

"......Tolong dong, malaikat!"

 

"Eh?"

 

Nonoa yang dipeluk oleh Risuzu terlihat bingung dan menoleh.

 

 

Paket kembang api yang aku beli isinya lebih banyak kembang api pegangan. Macam-macam warnanya, tapi sejujurnya aku tidak bisa membedakan. Ada tulisan "Kembang api" dan "Kembang api berubah warna!" tapi......

 

"......Nona. biar aku aja yang nyalain apinya. Awas tanganmu kena."

"Iya."

 

Dengan lilin dan beberapa kembang api di tangan, Risuzu membawa Nonoa ke sudut taman dekat makam Chokichoki Nomor Tiga. Rinka yang ditinggal duduk di engsel pintu, tersenyum lembut melihat mereka. Seperti orang tua.

 

Aku jongkok, mulai mencari-cari di paket kembang api yang ditaruh di tanah.

 

"Banyak juga ya jenis kembang api. Ini pertama kalinya aku lihat kayak gini."

 

Kalau lihat kembang api bareng keluarga, ya belom pernah juga sih.

 

Dengan perasaan baru, aku mulai mengambil dan memeriksa kembang api yang ada.

 

"Tahun lalu kita lihat kembang api diBlack Plain."

 

"Bukan tahun lalu doang. Sejak kita ketemu, tiap tahun kita lihat bareng."

 

"Iya ya. Tahun ini...... kita bareng di dunia nyata."

 

Aku tidak pernah bermimpi akan ada hari kayak gini. Memang tidak mungkin.

 

Aku mendekatkan kembang api pegangan (yang ditulis "Spark") ke lilin untuk menyalakannya.

 

Mulai menyala sambil mengeluarkan suara ssssss dan memancarkan warna-warni.

Ini kembang api pertamaku di dunia nyata. Sebenernya sampai detik ini aku masih gugup.

 

"Wah keren. Lihat Rinka-san, kembang api itu indah."

 

"......"

 

"Rinka-san?"

 

"Antara kembang api dan istri, mana yang lebih indah?"

 

"Masa cemburu sama kembang api!?"

 

Baru ngomong itu, apinya langsung mati. Sudah selesai kayaknya.

 

Aku berencana mengambil kembang api selanjutnya, lalu jongkok lagi untuk mencari di paket kembang api yang ada di tanah.

 

"Ayo Rinka-san, kita main bareng."

 

"Iya."

 

Rinka bangun dari engsel pintu dan mendekat. Dia jongkok tepat di sampingku. Jaraknya dekat. Begitu dekat sampai bahu kami saling menyentuh, bahkan bisa dengar napasnya.

 

"Sebentar aja, jangan gerak."

 

"Eh――"

 

Langsung saja, tubuhku membeku.

 

Momen berikutnya――Aku merasakan sesuatu yang lembut menyentuh pipi kiriku.

 

Sesuatu itu, punya kelembutan yang beberapa kali aku rasakan dengan bibir――――.

 

"Eh, eh Rinka-san?"

 

"Apa, ada apa?"

 

"Itu tadi――――"

 

"Ayo lanjut nyalain kembang api lainnya."

 

Dia pura-pura tidak tahu dan menatap paket kembang api di tanganku.

 

Tapi pipi Rinka memerah. Namun masih bisa menjaga wajah coolnya. Ah, ini serangan mendadak.

 

Kita berdua mengambil kembang api berikutnya, tapi masih kebawa suasana dari ciuman di pipi tadi.

 

Tiba-tiba mata kita bertemu, dan dalam jarak dekat, kita panik, lalu pada saat yang sama mengalihkan pandangan.

 

Pandangan yang kita alihkan, ada Risuzu dan yang lainnya yang kelihatannya asik.

 

Berbeda dengan kita, mereka beneran asik main kembang api.



Merasakan perbedaan suasana yang luar biasa, Rinka mulai berbicara dengan tenang.

 

"Kalau Kazuto ada... aku bisa terus berjuang."

 

"Kamu nggak terlalu memaksakan diri kan?"

 

"Nggak, nggak maksain kok. Tapi, kalau udah capek... kadang aku jadi bingung kenapa aku berusaha keras. Tapi, kalau Kazuto ada di sampingku, hatiku jadi tenang, aku bisa balik ke diriku sendiri. Kembali ke awal. Ada banyak orang yang mendukungku, yang mendapatkan energi dari ngeliat aku... Itu sudah lebih dari cukup alasan buat aku untuk berusaha keras."

 

Sepertinya masalahnya teratasi, Rinka menunjukkan ekspresi yang cerah tanpa awan.

 

"Aku bakal selalu ada di sampingmu. Bahkan kalau kita gak bisa ketemu di dunia nyata... aku akan ada di sampingmu di game online."

 

"Terima kasih. Ini namanya ikatan pernikahan."

 

"......"

 

"Kenapa kamu jadi diam?"

 

Tatapan tajam Rinka menusuk pipiku. Terlalu cepat untuk bicara tentang pernikahan ya.

 

Bukan karena aku menolak.

 

Aku hanya ingin melalui langkah-langkah sebagai pacar terlebih dahulu.

Tanpa terburu-buru, perlahan... aku ingin menumpuk hari-hari damai seperti hari ini. Itu saja.

 

"Semoga kita bisa terus menghabiskan waktu seperti ini."

 

"Bisa kok, selamanya."

 

Sebagai seorang pecandu game online, ada sedikit yang bisa aku lakukan.

 

Tapi ada juga hal-hal yang hanya bisa aku lakukan.

 

Dari kejadian kali ini, aku mengerti apa peranku. Dan hal-hal yang ingin aku lakukan sendiri――――.

 

"......Niichan, berterima kasihlah. Aku nunjuk kamu jadi orang yang nyalain api. Dan juga orang yang bersihin sampah."

 

“Kazuto-oniichan, nyalain dong."

 

Risuzu dan Nonoa mendekatiku tanpa ragu-ragu meminta bantuan.

 

"Kalau gitu, aku juga minta tolong nyalain. Eh, bukan cuman kembang api, tapi juga hatiku..."

 

"Maaf, aku gak ngerti maksudnya."

 

Aku tanpa sengaja menghela napas, tapi dengan rasa heran campur aduk, aku balas permintaan mereka.

 

Sepertinya yang bisa aku lakukan sekarang ini... cuman pekerjaan-pekerjaan kecil kayak gini (nangis).


Post a Comment

0 Comments

Tidak boleh adanya spoiler, hormati user lainya. Gunakan komentar dengan bijak sebagai tempat berdiskusi.

Post a Comment (0)
Our website uses cookies to enhance your experience. Learn More
Accept !