Masa Depan 2
“Hiattt!”
Ritsuka melempar bola bowling dengan formasi yang sama seperti yang diajarkan Roushi dulu. Tapi, gerakannya sekarang jauh lebih halus daripada dulu, dan gerakan bolanya juga sangat berbeda. Bola itu berputar membentuk lengkungan besar di jalur, mengenai pin dari samping, dan menjatuhkannya seperti longsoran salju.
Tentu saja, dia tidak menggunakan《Breath of Blessing》. Itu semua hasil usahanya sendiri.
“Strike lagi... Kamu benar-benar hebat sekarang.”
“Karena ajaran Rou-kun dulu sangat berguna~”
“Memangnya aku mengajarimu banyak hal? Aku kan tidak terlalu jago.”
Mereka punya banyak rencana hari ini. Setelah membersihkan kekacauan yang dibuat Nyan-kichi dan keluar rumah, tempat pertama yang mereka kunjungi adalah arena bowling. Sejak bertemu lagi di universitas dan menikah, ini adalah tempat yang rutin mereka kunjungi untuk berkencan.
Salah satu alasannya adalah──Ritsuka sangat menyukai bowling.
“Kamu mengajariku banyak hal! Lagipula, arena bowling adalah tempat kencan pertama kita~”
“Tapi tempatnya beda...”
Dan satu alasan lagi, karena Ritsuka selalu teringat kencan pertama mereka setiap kali ke sini, jadi dia merasa senang.
Tentu saja, Roushi juga ingat kejadian saat itu. Setelah kencan buta, mereka memutuskan untuk bertanding, dan karena ulah Yoshino, akhirnya mereka pergi bowling berdua.
Jadi, sepertinya saat itu suasananya tidak seperti kencan pertama, tapi entah bagaimana sekarang itu dianggap sebagai kencan pertama mereka. Yah, tidak masalah juga, Roushi bisa menerimanya.
“Ternyata, kamu lebih jago melempar dengan efek melengkung daripada lurus. Dulu aku kira itu Cuma kebiasaan burukmu, tapi memang kelenturan sendimu itu adalah senjatamu.”
“Kita harus memaksimalkan keunikan kita! Anak ini juga bilang begitu~”
Ritsuka menjadi sangat jago setelah dia menyadari kelenturan pergelangan tangannya, dan bisa mengendalikan putaran bola. Dia berkembang dengan caranya sendiri, yang berbanding terbalik dengan Roushi yang hanya bisa melempar dengan kuat, cepat, dan lurus.
Tapi, ada bagian yang tidak berubah meskipun kemampuannya meningkat. Ritsuka mengambil kain dari tempat pengembalian bola, lalu mulai mengelap bola hitam mengkilap yang ada di sana.
“Kamu benar-benar suka, ya... Meletakkan bola terberat yang tidak bisa kamu gunakan sebagai jimat...”
“Ditatap oleh seseorang itu penting, lho? Jadi lebih bersemangat!”
“Aku mengerti maksudmu, tapi kamu terlihat seperti orang aneh yang bicara dengan bola.”
Roushi bisa menerima semua keanehan Ritsuka, tapi dia tidak sepenuhnya mengerti.
Mungkin karena ada bagian yang tidak dia mengerti, hubungan mereka jadi lebih menarik.
“Yah, aku juga berterima kasih pada bola hitam ini.”
“Oh ya? Kalau begitu, mau kamu bawa pulang?”
“Tidak bisa, karena ada Nyan-kichi.”
Kucing itu pasti akan berkata ‘Wanita ini aneh, nya...’ saat melihat Ritsuka menyayangi bola bowling. Ritsuka membayangkan Nyan-kichi yang sedang merajuk, lalu tertawa dan berkata, “Benar juga!”
Lagipula, aku belum pernah mendengar ada orang yang membawa pulang bola bowling sewaan.
“Maksudku, waktu itu, kamu berhasil strike tanpa menggunakan
《Breath of Blessing》?”
Roushi berkata begitu sambil mengambil bola yang akan dia gunakan, lalu pergi ke jalur bowling.
“Oh iya. Waktu aku berhasil strike untuk kedua kalinya, ya?”
“Ya. Waktu itu, kamu tersenyum gembira──”
Sambil mengatakan itu, dia mulai melakukan gerakan melempar.
Roushi memang tidak canggung dalam pertarungan, tapi dia tidak begitu terampil dalam kehidupan sehari-hari, pekerjaan, atau hiburan.
Dia tidak bisa memberikan efek putar, atau membidik dari sudut tertentu, dia hanya bisa melempar bola dengan cepat, lurus, dan kuat. Itu tidak berubah dari dulu sampai sekarang.
“──Waktu itulah, pertama kalinya aku melihat senyumanmu itu, dan aku jatuh cinta padamu.”
“Eh?”
Tapi, dia tidak akan menyembunyikan perasaannya lagi.
“Ah, ada dua pin tersisa. Dan itu split.”
Di lemparan selanjutnya, dia hanya bisa menjatuhkan salah satu pin di ujung. Roushi kembali dengan wajah kecewa.
Intinya, senyuman Ritsuka itu muncul karena bola hitam itu. Jadi, dia berterima kasih pada bola itu. Tapi, Roushi menyadari kalau Ritsuka sedang menatapnya.
“Seingatku aku tidak tersenyum selebar itu... Eh, apa kamu sudah sangat menyukaiku sejak itu?”
“Tidak sampai selebay itu... Waktu itu.”
“Aneh juga. Seharusnya kamu bilang lebih cepat!”
Mereka tahu kapan mereka mulai saling mencintai.
Tapi, mereka tidak tahu pasti kapan mereka mulai jatuh cinta.
“Kapan aku jatuh cinta padamu itu bukan hal yang penting, kan? Lagian, kita jadi sering bertemu setelah pertandingan bowling itu. Waktu itu aku masih kekanak-kanakan, jadi sekarang aku cuman berpikir... begitulah.”
“Hmm. Tapi, apa kamu tidak mau tahu kapan aku mulai menyukaimu?”
“.........Aku ingin tahu.”
Kapan dia mulai menyukaiku?
Sekarang, saat mereka saling mencintai dan berjanji untuk hidup dan mati bersama, memang itu bukan hal yang penting.
...Tapi, perasaan manusia tidak sesederhana itu.
Roushi sampai lupa melempar bola kedua dan mendekati Ritsuka.
“Hei, sejak kapan? Kapan kamu mulai menyukaiku?”
“Kamu agresif sekali... Bukannya kapan kamu jatuh cinta itu bukan hal yang penting?”
“Ternyata itu penting.”
“Ish. Kalau begitu, ayo kita bertanding.”
Ritsuka tersenyum nakal. “Ugh,” Roushi mendesah keras. Mereka tidak lagi bertanding setelah menikah──tidak juga.
Karena waktu mereka bersama jadi lebih banyak, mereka malah jadi sering bertanding untuk hal-hal sepele. Misalnya memperebutkan puding terakhir, menentukan siapa yang akan membuang sampah di pagi hari saat cuaca dingin, dan hal-hal kecil lainnya.
Perubahannya adalah, mereka tidak lagi peduli siapa yang menang atau kalah──
“Kalau kamu bisa menjatuhkan split itu, akan kuberi tahu!”
“Begitu ya... Oke. Kalau begitu, Ritsuka.”
“Hm?”
“Gunakan《Breath of Blessing》mu untuk membantuku. Aku tidak mungkin bisa menjatuhkannya dengan kemampuanku.”
“Tentu saja tidak boleh!?”
“Yah, memang...”
──Meskipun begitu, Roushi tetaplah orang yang ingin menang.
Tidak boleh adanya spoiler, hormati user lainya. Gunakan komentar dengan bijak sebagai tempat berdiskusi.