Satu Lagi Cerita Cinta
Sebelumnya mungkin aku sudah bilang, tetapi aku hanya berniat untuk menggoda.
Karena, jika melihat dirinya yang dulu, pasti dia tidak akan pernah mau mengikuti ajakanku.
Namun, sepertinya aku yang justru menjadi bahan guyonan.
"Apa yang aku lakukan, ya..."
Di depan stasiun Oumi, aku duduk sendirian sambil mengutak-atik smartphone, bergumam pada diriku sendiri.
Sudah hampir 30 menit sejak waktu pertemuan, tetapi tidak ada tanda-tanda dia akan muncul.
"...Sia-sia."
Sejak awal, aku sudah tahu dia tidak akan datang.
Ini bukan tentang digoda, dia hanya menganggap leluconku sebagai lelucon belaka.
Hanya aku yang bodoh karena datang jauh-jauh ke Oumi hanya untuk lelucon semacam itu.
...Aku pulang saja.
Aku menyimpan smartphone ke saku dan melangkah ke peron stasiun. Saat itu, ada yang menepuk bahuku dengan ringan dari belakang.
"Hah? Apa sih...?"
Mungkin karena sedikit kesal, aku berbalik dengan tatapan tajam dan...
"...Hah?"
Aku tertegun. Aku tidak langsung bisa mencerna situasinya.
Karena di belakangku, ada seorang wanita yang mengenakan yukata yang indah, berdiri di sana.
Aku—malu untuk mengakuinya, tetapi untuk sesaat aku terpesona oleh wanita itu. Hal semacam ini jarang terjadi, tetapi aku tidak bisa mengalihkan pandanganku dari sosoknya yang berpakaian yukata.
Dia melihatku dengan senyum yang tampak bangga, meski terlihat agak tegang, dan hanya mengucapkan satu kalimat.
"—Sekali lagi, aku menang."
Di kejauhan, suara alat musik festival terdengar bercampur dengan suara nyanyian cicada.
Tidak boleh adanya spoiler, hormati user lainya. Gunakan komentar dengan bijak sebagai tempat berdiskusi.